Jumat, 05 Februari 2016

karakteristik anak genius

BAB I
PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang
Kesulitan belajar merupakan suatu keadaan dalam proses belajar mengajar dimana anak tidak dapat belajar sebagaimana mestinya. Kesulitan belajar pada dasarnya adalah suatu gejala yang nampak dalam berbagai manivestasi tingkahlaku, baik secara langsung maupun tidak langsung.Kesulitan belajar anak tentu saja tidak boleh di diamkan begitu saja karena hal ini akan sangat menghambat  anak dalam memperoleh prestasi  selain itu apabila hal ini di diamkan ini akan lebih menghambat anak untuk belajar ke depannya.
Kesulitan dalam belajar dapat di sebabkan karena beberapa faktor.Bisa dari faktor internal ( diri anak ) dan juga faktor eksternal ( dari luar anak ) .Faktor internal ini bisa di sebabkan karena anak mempunyai perbedaan dengan anak yang lainnya dan sering juga di sebut anak dengan kebutuhan khusus . Dalam hal ini kebutuhan khusus bukan berarti anak mempunyai kekurangan . Anak Cerdas Istimewa / Berbakat Istimewa juga termasuk anak yang berkebutuhan khusus atau sering di sebut dengan anak Gifted atau anak Superior.

1.2              Rumusan Masalah
1.      Mengetahui ciri-ciri anak yang memiliki genius.
2.      Mengetahui ciri-ciri anak yang memiliki cerdas istimewa / berbakat istimewa (gifted).
3.      Mengetahui bagaiman cara mengajar anak yang memiliki cerdas istimewa / berbakat istimewa (gifted).
4.      Mengetahui bagaimana memberi bimbingan kepada orang tua yang memiliki anak cerdas istimewa / berbakat istimewa (gifted).

1.3              Manfaat dan Tujuan
1.      Apa karakteristik anak yang genius ?
2.       Apa karakteristik anak yang memiliki cerdas istimewa / berbakat istimewa (gifted) ?
3.      Bagaimana cara mengajar anak yang memiliki cerdas istimewa / berbakat istimewa (gifted) ?
4.      Bagaimana memberi bimbingan kepada orang tua yang memiliki anak cerdas istimewa / berbakat istimewa (gifted) ?


















BAB II
PEMBAHASAN
2.1       Karakterteristik Anak Genius Bakat Instimewa CIBI
A.    Karakteristik anak genius
1.      Mengajukan banyak pertanyaan. Anak jenius secara alami selalu ingin tahu, jadi jangan kaget jika Anda ditantang dengan pertanyaan “Bagaimana”, “Apa”, “Di mana”, “Mengapa”, dan “Kapan” setiap hari. Tapi menanyakan “Sudah sampai belum?” dan “Memangnya kenapa” berkali-kali tidak mengindikasikan perkembangan kognitif yang lebih maju.
2.      Daya ingat yang bagus. Jangan mengatakan hal yang agak menyinggung soal mertua di depan anak Anda, yang akan mereka sampaikan ketika mertua datang berkunjung nanti.
3.      Selera humor. Untuk anak-anak atau sebaliknya, GSOH (Good Sense of Humor/Selera Humor yang Bagus) sulit diukur. Anda mungkin bisa tertawa terbahak-bahak menyaksikan pertunjukan teater musikal komedi ditampilkan anak Anda yang berusia empat tahun, tapi bukan berarti ibu Anda dan teman-temannya merasakan sentimen yang sama.
4.      Bisa membaca di usia dini. Tidak perlu membacakan dongeng sebelum tidur untuk anak – dialah yang akan membacakan dongeng kepada Anda. Rencana untuk membawa serta buku Sophie Kinsella saat liburan sepertinya harus dipertimbangkan kembali. Anda pasti diminta membawa buku yang masuk daftar panjang Man Booker Prize.
5.      Memilih ditemani orang dewasa daripada anak-anak. Dia lebih nyaman berada di antara orang yang lebih dewasa ketimnbang yang seumurnya.
6.      Sadar dengan kejadian di dunia. Apakah Anda tahu bahwa Jean-Claude dan David Cameron bertekad untuk menjadi presiden entah di mana? Tidak? Namun, anak jenius Anda tahu. Sebaiknya Anda harus lebih banyak menambah pengetahuan umum.
7.      Memiliki hobi tidak biasa dan pengetahuan mendalam tentang subjek tertentu. Apakah anak Anda bisa memainkan sitar? Suka mengamati pesawat? Bisakah dia memberi tahu Anda mengenai kultur bakteri yang terlibat dalam pembuatan keju? Dia tidak aneh dan bakal dikucilkan dari masyarakat, dia adalah anak jenius!
8.      Memiliki kosakata yang luas. Dia tidak akan bilang “James pukul aku duluan” atau “Pergi sana, aku benci kamu”, tapi “James yang terlebih dahulu melakukan perkelahian fisik” dan “Pergilah dari sini, karena saya merasakan antipati terhadap kamu.”
9.      Jadi pemimpin secara alami, suka mengatur kegiatan kelompok. Kalau begitu, acara liburan musim panas keluarga Anda sudah ada yang mengatur.
10.  Senang mendongeng atau menggubah lagu. Taylor Swift mulai membuat musik sejak kecil dan lihatlah bagaimana dia sekarang.
11.  Cenderung suka mempertanyakan otoritas. Sifat yang melelahkan untuk dihadapi. Sebaiknya Anda mulai siap-siap menjawab saat si kecil mulai mempertanyakan hal ini. Atau ia tak akan berhenti bertanya.

B.     Karakteristik Anak dengan Cerdas Istimewa/Berbakat Istimewa
            Karakteristik anak berbakat ditinjau dari segi akademik, sosial/emosi, dan           fisik/kesehatan.

1.      Karakteristik Akademik
Adapun karakteristik yang dimiliki oleh seorang anak berbakat, diantaranya:
a.       Memiliki ketekunan dan rasa ingin tahu yang benar,
b.      Keranjinan membaca,
c.       Menikmati sekolah dan belajar.
d.      Memiliki perhatian yang lama terhadap suatu bidang akademik khusus,
e.       Memiliki pemahaman yang sangat maju tentang konsep, metode, dan terminologi dari bidang akademik khusus,
f.       Mampu mengaplikasikan berbagai konsep dari bidang akademik khusus  yang dipelajari pada aktivitas-aktivitas bidang lain,
g.      Kesediaan mencurahkan sejumlah besar perhatian dan usaha untuk mencapai standar yang lebih tinggi dalam suatu bidang akademik,
h.      Memiliki sifat kompetitif yang tinggi dalam suatu bidang akademik dan  motivasi yang tinggi untuk berbuat yang terbaik, dan
i.        Belajar dengan cepat dalam suatu bidang akademik khusus.
j.        Mudah menyerap pelajaran.

Salah satu contoh yang digambarkan oleh Kirk (1986) bahwa  seorang anak berbakat berusia 10 tahun, ia memiliki kemampuan akademik dalam hal membaca sama dengan anak normal usia 14 tahun, dan berhitung sama dengan usia 11 tahun, anak ini memiliki keberbakatan dalam membaca. 

2.      Karakteristik Sosial
Ada beberapa ciri individu yang memiliki keberbakatan sosial, yaitu:
a.       Diterima oleh mayoritas dari teman-teman sebaya dan orang dewasa,
b.      Keterlibatan mereka dalam berbagai kegiatan sosial, mereka memberikan sumbangan positif dan konstruktif,
c.       Kecenderungan dipandang sebagai juru pemisah dalam pertengkaran dan pengambil kebijakan oleh teman sebayanya,
d.      Memiliki kepercayaan tentang kesamaan derajat semua orang dan jujur,
e.       Perilakunya tidak defensif dan memiliki tenggang rasa,
f.       Bebas dari tekanan emosi dan mampu mengontrol ekspresi emosional sehingga relevan dengan  situasi,
g.      Mampu mempertahankan hubungan abadi dengan teman sebaya dan orang dewasa,
h.      Mampu merangsang perilaku produktif bagi orang lain, dan
i.        Memiliki kapasitas yang luar biasa untuk menanggulangi situasi sosial dengan cerdas, dan humor.

Dicontohkan pula oleh Kirk bahwa anak yang berbakat dalam hal social dan emosi, bahwa seorang anak berusia 10 tahun memperlihatkan kemampuan penyesuaian sosial dan emosi (sikap periang, bersemangat, kooperatif, bertanggung jawab, mengerjakan tugasnya dengan baik, membantu temannya yang kurang mampu dan akrab dalam bermain). Sikap-sikap yang diperlihatkannya itu sama dengan sikap anak normal usia 16 tahun.   

3.      Karakteristik Fisik/Kesehatan
Dalam segi fisik, anak berbakat memperlihatkan :
a.       Memiliki penampilan yang menarik dan rapi,
b.      Kesehatannya berada lebih baik  atau di atas rata-rata, (studi longitudinal Terman dalam Samuel A. Kirk, 1986).Dicontohkan pula oleh Kirk bahwa seorang anak berbakat usia 10 tahun memiliki tinggi dan berat badan sama dengan usianya. Yang  menunjukkan perbedaan adalah koordinasi geraknya sama dengan anak normal usia 12 tahun. Mereka juga memperlihatkan sifat rapi.

Karakteristik anak berbakat secara umum, seperti yang dikemukakan oleh Renzulli, 1981 (dalam Sisk,  1987) menyatakan bahwa keberbakatan (giftedness) menunjukkan keterkaitan antara 3 kelompok ciri-ciri, yaitu (a) kemampuan kecerdasan jauh di atas rata-rata, (b) kreativitas tinggi dan (c) tanggung jawab atau pengikatan diri terhadap tugas (task commitment). Masing-masing ciri mempunyai peran yang menentukan.
Seseorang dikatakan berbakat intelektual jika mempunyai inteligensi tinggi. Sedangkan kreativitas adalah sebagai kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, memberikan gagasan baru, kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan yang baru antara unsur-unsur yang sudah ada. Demikian pula berlaku bagi pengikatan diri terhadap tugas. Hal inilah yang mendorong seseorang untuk tekun dan ulet meskipun mengalami berbagai rintangan dan hambatan  karena  ia  telah  mengikatkan  diri  pada  tugas  atas  kehendaknya sendiri.






1.     Karakteristik Intelektual-Kognitif
a.       Menunjukkan atau memiliki ide-ide yang orisinal, gagasan-gagasan yang tidak lazim, pikiran-pikiran kreatif.
b.      Mampu menghubungkan ide-ide yang nampak tidak berkaitan menjadi suatu konsep yang utuh.
c.       Menunjukkan kemampuan bernalar yang sangat tinggi.
d.      Mampu menggeneralisir suatu masalah yang rumit menjadi suatu hal yang sederhana dan mudah dipahami.
e.       Memiliki kecepatan yang sangat tinggi dalam memecahkan masalah.
f.       Menunjukkan daya imajinasi yang luar biasa.
g.      Memiliki perbendaharaan kosakata yang sangat kaya dan mampu mengartikulasikannya dengan baik.
h.      Biasanya fasih dalam berkomunikasi lisan, senang bermain atau merangkai kata-kata.
i.        Sangat cepat dalam memahami pembicaraan atau pelajaran yang diberikan.
j.        Memiliki daya ingat jangka panjang (long term memory) yang kuat.
k.      Mampu menangkap ide-ide abstrak dalam konsep matematika dan/atau sains.
l.        Memiliki kemampuan membaca yang sangat cepat.
m.    Banyak gagasan dan mampu menginspirasi orang lain.
n.       Memikirkan sesuatu secara kompleks, abstrak, dan dalam.
o.      Mampu memikirkan tentang beragam gagasan atau persoalan dalam waktu yang bersamaan dan cepat mengaitkan satu dengan yang lainnya.






2.     Karakteristik Persepsi/Emosi
a.       Sangat peka perasaannya.
b.      Menunjukkan gaya bercanda atau humor yang tidak lazim (sinis, tepat sasaran dalam menertawakan sesuatu hal tapi tanpa terasa dapat menyakiti perasaan orang lain).
c.       Sangat perseptif dengan beragam bentuk emosi orang lain (peka dengan sesuatu yang tidak dirasakan oleh orang-orang lain).
d.       Memiliki perasaan yang dalam atas sesuatu.
e.       Peka dengan adanya perubahan kecil dalam lingkungan sekitar (suara, aroma, cahaya).
f.       Pada umumnya introvert.
g.      Memandang suatu persoalan dari berbagai macam sudut pandang.
h.      Sangat terbuka dengan pengalaman atau hal-hal baru.
i.        Alaminya memiliki ketulusan hati yang lebih dalam dibanding anak lain.
3.     Karakteristik Motivasi dan Nilai-Nilai Hidup
a.       Menuntut kesempurnaan dalam melakukan sesuatu (perfectionistic).
b.      Memiliki dan menetapkan standar yang sangat tinggi bagi diri sendiri dan orang lain.
c.       Memiliki rasa ingin tahu dan kepenasaran yang sangat tinggi.
d.      Sangat mandiri, sering merasa tidak perlu bantuan orang lain, tidak terpengaruh oleh hadiah atau pujian dari luar untuk melakukan sesuatu (self driven).
e.       Selalu berusaha mencari kebenaran, mempertanyakan dogma, mencari makna hidup.
f.       Melakukan sesuatu atas dasar nilai-nilai filsafat yang seringkali sulit dipahami orang lain.
g.      Senang menghadapi tantangan, pengambil risiko, menunjukkan perilaku yang dianggap  “nyerempet-nyerempet bahaya”.
h.      Sangat peduli dengan moralitas dan nilai-nilai keadilan, kejujuran, integritas.
i.        Memiliki minat yang beragam dan terentang luas.

4.    Karakteristik Aktifitas
a.    Punya energi yang seolah tak pernah habis, selalu aktif beraktifitas dari satu hal ke hal lain tanpa terlihat lelah.
b.    Sulit memulai tidur tapi cepat terbangun, waktu tidur yang lebih sedikit dibanding anak normal.
c.     Sangat waspada.
d.   Rentang perhatian yang panjang, mampu berkonsentrasi pada satu persoalan dalam waktu yang sangat lama.
e.    Tekun, gigih, pantang menyerah.
f.     Cepat bosan dengan situasi rutin, pikiran yang tidak pernah diam, selalu memunculkan hal-hal baru untuk dilakukan.
g.    Spontanitas yang tinggi.

2.2       Layanan pendidikan untuk anak CIBI
A.    Bentuk Program (pendekatan )Pendidikan Khusus bagi PDCI/BI (Gifted)
1.      Program Pengayaan (enrichment), adalah pemberian pelayanan pendidikan kepada PDCI/BI yang dimiliki, dengan penyediaan kesempatan dan fasilitas tambahan yang bersifat perluasan/pendalaman setelah yang bersangkutan menyelesaiakan tugas-tugas yang diprogramkan untuk peserta didik lainnya. Praktiknya nanti, anak genius yang menjadi siswa SD dapat diberi tugas perpustakaan, belajar bebas, mempelajari kasus tertentu, dan sebagainya. Program ini cocok untuk peserta didik yang bertipe “enriched leaner”.
Bentuk layanan ini antara lain dilakukan dengan memperkaya materi melalui kegiatan-kegiatan penelitian dsb, dan atau mendapat pengayaan dengan pendalaman terutama bila ia akan mengikuti lomba kejuaraan mata pelajaran tertentu (contoh: mengikuti olimpiade matematika, biologi, fisika, astronomi dst). Fokus layanan untuk kelompok ini adalah pada perluasan/pendalaman materi yang dipelajari dan bukan pada kecepatan waktu belajar di kelas. Artinya, kelompok ini tetap menyelesaikan pendidikan di SD/MI dalam jangka waktu 6 tahun atau di SMP/MTs dan SMA/MA dalam waktu 3 tahun.

2.      Pendekatan pengelompokan dapat ditempuh dengan mengelompokkan anak-anak genius jadi satu dan menerima pembelajaran khusus. Praktiknya nanti, anak-anak genius bisa dikelompokkan ke dalam sekolah atau SD khusus, atau ke dalam kelas khusus di suatu SD, atau tetap saja berbaur dengan siswa lain tetapi terjadwal pertemuan khusus.

B.     Bentuk Penyelenggaraan Pendidikan Khusus Bagi PDCI/BI (Gifted)
Penyelengaraan program pendidikan khusus bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa/Bakat Istimewa (PDCI/BI) dapat dilakukan dalam beberapa kemungkinan pelayanan anak berbakat dengan cara sebagai berikut:
1.      Home-schooling (pendidikan non formal di luar sekolah). Jika sekolah keberatan dengan pelayanan anak berbakat menggunakan model akselerasi kelas atau akselerasi mata pelajaran, maka cara lain yang dapat ditempuh adalah memberikan pendidikan tambahan di rumah/di luar sekolah, yang sering disebut home-schooling. Dalam home-schooling orang tua atau tenaga ahli yang ditunjuk bisa membuat program khusus yang sesuai dengan bakat istimewa anak yang bersangkutan. Pada suatu ketika jika anak sudah siap kembali ke sekolah, maka ia bisa saja dikembalikan ke sekolah pada kelas tertentu yang cocok dengan tingkat perkembangannya.

2.      Menyelenggarakan kelas-kelas tradisional dengan pendekatan individual. Dalam model ini biasanya bias disebut kelas inklusif adalah kelas yang memberikan layanan kepada peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan istimewa dalam proses pembelajaran bergabung dengan peserta didik program regular.  Jumlah anak per kelas harus sangat terbatas sehingga perhatian guru terhadap perbedaan individual masih bisa cukup memadai, misalnya maksimum 20 anak. Masing-masing anak didorong untuk belajar menurut ritmenya masing-masing. Anak yang sudah sangat maju diberi tugas dan materi yang lebih banyak dan lebih mendalam daripada anak lainnya; sebaliknya anak yang agak lamban diberi materi dan tugas yang sesuai dengan tingkat perkembangannya. Demikian pula guru harus siap dengan berbagai bahan yang mungkin akan dipilih oleh anak untuk dipelajari. Guru dalam hal ini menjadi sangat sibuk dengan memberikan perhatian individual kepada anak yang berbeda-beda tingkat perkembangan dan ritme belajarnya. Mata pelajaran yang diberikan  pada saat peserta didik CI/BI dikelas khusus adalah mata-mata pelajaran lain diluar rumpun matematika dan ilmu pengetahuan alam (IPA).

3.      Membangun kelas khusus untuk anak berbakat. Dalam hal ini anak-anak yang memiliki bakat/kemampuan yang kurang lebih sama dikumpulkan dan diberi pendidikan khusus yang berbeda dari kelas-kelas tradisional bagi anak-anak seusianya. Kelas seperti ini pun harus merupakan kelas kecil di mana pendekatan individual lebih diutamakan daripada pendekatan klasikal. Kelas khusus anak berbakat harus memiliki kurikulum khusus yang dirancang tersendiri sesuai dengan kebutuhan anak-anak berbakat. Sistem evaluasi dan pembelajarannyapun harus dibuat yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Mata pelajaran yang diberikan pada saat peserta didik CI/BI dikelas khusus adalah mata-mata pelajaran yang termasuk dalam rumpun matematika dan ilmu pengetahuan alam (IPA)

C.    Pembelajaran Pendidikan khusus bagi PDCI/BI
            Pendidikan khusus bagi PDCI/BI di satuan pendidikan SD/MI melaksanakan program pendidikan dengan menggunakan sistem paket, sedangkan pada satuan pendidikan SMP/MTs, SMA/MA menggunakan Sistem Paket atau Satuan Kredit Semester (SKS).
1.      Sistem Paket adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan yang peserta didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan beban belajar yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas yang sesuai  dengan struktur kurikulum yang berlaku pada satuan pendidikan. Beban belajar setiap mata pelajaran sistem paket dinyatakan pada satuan  jam pembelajaran.
2.      Sistem Kredit Semester adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan yang peserta didiknya menentukan sendiri beban belajar dan mata pelajaran yang diikuti setiap semester pada satuan pendidikan. Beban belajar setiap mata pelajaran pada sistem kredit semester  dinyatakan dalam Satuan Kredit Semester (SKS). Beban Belajar satu SKS meliputi satu jam pembelajaran tatap muka, satu jam penugasan terstruktur, dan satu jam kegiatan mandiri tidak terstruktur.

Kegiatan Pembelajaran untuk pendidikan khusus bagi PDCI/BI, terutama untuk mata pelajaran Matematika dan rumpun Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) harus menggunakan bahasa pengantar bahasa Inggris dan berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Pembelajaran MIPA dilakukan dalam kelas khusus, sedangkan mata pelajaran lainya dilakukan dikelas regular.

D.    Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Pendidik adalah tenaga professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, serta melakukan pembimbingan dan pelatihan. Tenaga kependidikan adalah personil yang melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan pengembangan pengawasan dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan di program akselerasi. Tenaga kependidikan di pendidikan khusus bagi PDCI/BI dapat mencakup manajer/kepala program, laboran, tenaga ahli, Pengembang Kurikulum/pembelajran, staf dan sebagainya.
Kepribadian yang ada pada seorang guru yang mengajar di pendidikan khusus bagi PDCI/BI harus mampu menyesuaikan diri dengan karakteristik yang ada pada diri peserta didik cerdas istimewa. Feldhusen (1997), mengidentifikasi kepribadian yang perlu dimiliki guru antara lain :
1.      Percaya Diri
2.      Sabar
3.      Objektif dan adil
4.      Terbuka terhadap perubahan
5.      Fleksible dalam berfikir
6.      Kreatif
7.      Memiliki rasa humor
8.      Cerdas dan berpengetahuan luas
9.      Pekerja keras dan berorientasi pada prestasi (Achievement motivation)
10.  Memiliki sikap positif terhadap peserta didik cerdas istimewa
11.  Mampu mengapresiasikan peserta didik
12.  Memahami dan menerima perbedaan individual sikap yang positif
13.  Mampu berempati
14. Mampu melihat permasalahan dari sudut pandang orang lain termasuk peserta didik
15.  Terbuka terhadap pandangan peserta didik
16.  Memiliki minat yang besar untuk mengembangkan kemampuan belajar peserta didik
17.  Antusias dan dapat memotivasi peserta didik
18.  Mampu bekerja sama dengan semua pihak

E.     Metode dan strategi pembelajaran
Metode untuk mengajar siswa gifted seharusnya mendorong mereka ke arah pemikiran abstrak (pemikiran operasional-formal), kreativitas, membaca teks-teks asli tingkat tinggi, dan kemandirian, bukan hanya mempelajari fakta-fakta dengan kuantitas yang lebih besar. Salah satu metode yang cocok untuk untuk siswa-siswa ini adalah metode cooperative learning (pembelajaran kooperatif) di kelompok kemampuan campuran.
Strategi pembelajaran yang sesuai denagan kebutuhan anak berbakat akan mendorong anak tersebut untuk berprestasi. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam meneentukan strategi pembelajaran adalah :
1.      Pembelajaran harus diwarnai dengan kecepatan dan tingkat kompleksitas.
2.      Tidak hanya mengembangkan kecerdasan intelektual semata tetapi juga mengembangkan kecerdasan emosional.
3.      Berorientasi pada modifikasi proses, content dan produk.
Model-model layanan yang bias diberikan pada anak berbakat yaitu model layanan perkembangan kognitif-afektif, nilai, moral, kreativitas dan bidang khusus.

















BAB III
PENUTUP
3.1              Kesimpulan
Kecerdasan istimewa dan bakat istimewa adalah dua hal yang tidak bias di pisahkan, karana kecerdasan seseorang harus di dukung dengan bakat agar bias menjadi talenta, dalam artian ia akan lebih menonjol ( pandai ) di banding orang biasa.
potensi kecerdasan dan  bakat istimewa (gifted) adalah anak yang secara significant  mempunyai IQ 140 atau lebih, potensi diatas rata-rata dalam bidang kemampuan umum, akademik khusus, kreativitas, kepemimpinan, seni dan  olahraga.
Anak yang memiliki kecerdasan istimewa dan bakat istimewa, memang harus di fasilitasi agar ia tidak menumukan keluhan dan kesulitan dalam proses pencapaian talentanya sendiri. Dan dukungan dari orang tua ,guru, dan pemerintah factor utama keberhasilan mereka.


3.2               
Daftar Pustaka

2.      Hefri hamid. 2014. Pisikologi pendidikan. Internet.
3.      Hefri hamid. 2014. Pisikologi pendidikan. Internet.
http://asosiasicibinasional.wordpress.com/pendukung/ciri-umum-anak-cibi/l  pada tanggal  20 Maret 2014. Pukul 09:30 wib.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar