BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Kesulitan belajar merupakan suatu keadaan dalam proses belajar mengajar
dimana anak tidak dapat belajar sebagaimana mestinya. Kesulitan belajar pada
dasarnya adalah suatu gejala yang nampak dalam berbagai manivestasi tingkahlaku,
baik secara langsung maupun tidak langsung.Kesulitan belajar anak tentu saja
tidak boleh di diamkan begitu saja karena hal ini akan sangat menghambat anak dalam memperoleh prestasi selain itu apabila hal ini di diamkan ini
akan lebih menghambat anak untuk belajar ke depannya.
Kesulitan
dalam belajar dapat di sebabkan karena beberapa faktor.Bisa dari faktor
internal ( diri anak ) dan juga faktor eksternal ( dari luar anak ) .Faktor
internal ini bisa di sebabkan karena anak mempunyai perbedaan dengan anak yang
lainnya dan sering juga di sebut anak dengan kebutuhan khusus . Dalam hal ini
kebutuhan khusus bukan berarti anak mempunyai kekurangan . Anak Cerdas Istimewa
/ Berbakat Istimewa juga termasuk anak yang berkebutuhan khusus atau sering di sebut
dengan anak Gifted atau anak Superior.
1.2
Rumusan Masalah
1.
Mengetahui ciri-ciri anak yang
memiliki genius.
2.
Mengetahui ciri-ciri anak yang
memiliki cerdas istimewa / berbakat istimewa (gifted).
3.
Mengetahui bagaiman cara mengajar
anak yang memiliki cerdas istimewa / berbakat istimewa (gifted).
4.
Mengetahui bagaimana memberi
bimbingan kepada orang tua yang memiliki anak cerdas istimewa / berbakat
istimewa (gifted).
1.3
Manfaat dan Tujuan
1.
Apa karakteristik anak yang
genius ?
2.
Apa karakteristik anak yang memiliki cerdas istimewa /
berbakat istimewa (gifted) ?
3.
Bagaimana cara mengajar anak yang
memiliki cerdas istimewa / berbakat istimewa (gifted) ?
4.
Bagaimana memberi bimbingan kepada
orang tua yang memiliki anak cerdas istimewa / berbakat istimewa (gifted) ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Karakterteristik Anak
Genius Bakat Instimewa CIBI
A. Karakteristik anak genius
1.
Mengajukan banyak
pertanyaan. Anak
jenius secara alami selalu ingin tahu, jadi jangan kaget jika Anda ditantang
dengan pertanyaan “Bagaimana”, “Apa”, “Di mana”, “Mengapa”, dan “Kapan” setiap
hari. Tapi menanyakan “Sudah sampai belum?” dan “Memangnya kenapa” berkali-kali
tidak mengindikasikan perkembangan kognitif yang lebih maju.
2.
Daya ingat yang bagus. Jangan mengatakan hal
yang agak menyinggung soal mertua di depan anak Anda, yang akan mereka
sampaikan ketika mertua datang berkunjung nanti.
3.
Selera humor. Untuk
anak-anak atau sebaliknya, GSOH (Good Sense of Humor/Selera Humor yang Bagus)
sulit diukur. Anda mungkin bisa tertawa terbahak-bahak menyaksikan pertunjukan
teater musikal komedi ditampilkan anak Anda yang berusia empat tahun, tapi
bukan berarti ibu Anda dan teman-temannya merasakan sentimen yang sama.
4.
Bisa membaca di usia
dini. Tidak perlu membacakan dongeng sebelum tidur untuk anak – dialah yang
akan membacakan dongeng kepada Anda. Rencana untuk membawa serta buku Sophie
Kinsella saat liburan sepertinya harus dipertimbangkan kembali. Anda pasti
diminta membawa buku yang masuk daftar panjang Man Booker Prize.
5.
Memilih ditemani orang
dewasa daripada anak-anak. Dia lebih nyaman berada di antara orang yang lebih
dewasa ketimnbang yang seumurnya.
6.
Sadar dengan kejadian
di dunia. Apakah Anda tahu bahwa Jean-Claude dan David Cameron bertekad untuk
menjadi presiden entah di mana? Tidak? Namun, anak jenius Anda tahu. Sebaiknya
Anda harus lebih banyak menambah pengetahuan umum.
7.
Memiliki hobi tidak
biasa dan pengetahuan mendalam tentang subjek tertentu. Apakah anak Anda bisa
memainkan sitar? Suka mengamati pesawat? Bisakah dia memberi tahu Anda mengenai
kultur bakteri yang terlibat dalam pembuatan keju? Dia tidak aneh dan bakal
dikucilkan dari masyarakat, dia adalah anak jenius!
8.
Memiliki kosakata yang
luas. Dia tidak akan bilang “James pukul aku duluan” atau “Pergi sana, aku
benci kamu”, tapi “James yang terlebih dahulu melakukan perkelahian fisik” dan
“Pergilah dari sini, karena saya merasakan antipati terhadap kamu.”
9.
Jadi pemimpin secara
alami, suka mengatur kegiatan kelompok. Kalau begitu, acara liburan musim panas
keluarga Anda sudah ada yang mengatur.
10. Senang
mendongeng atau menggubah lagu. Taylor Swift mulai membuat musik sejak kecil
dan lihatlah bagaimana dia sekarang.
11. Cenderung
suka mempertanyakan otoritas. Sifat yang melelahkan untuk dihadapi. Sebaiknya
Anda mulai siap-siap menjawab saat si kecil mulai mempertanyakan hal ini. Atau
ia tak akan berhenti bertanya.
B. Karakteristik Anak dengan Cerdas
Istimewa/Berbakat Istimewa
Karakteristik
anak berbakat ditinjau dari segi akademik, sosial/emosi, dan fisik/kesehatan.
1.
Karakteristik Akademik
Adapun
karakteristik yang dimiliki oleh seorang anak berbakat, diantaranya:
a.
Memiliki ketekunan dan rasa ingin
tahu yang benar,
b.
Keranjinan membaca,
c.
Menikmati sekolah dan belajar.
d.
Memiliki perhatian yang lama
terhadap suatu bidang akademik khusus,
e.
Memiliki pemahaman yang sangat maju
tentang konsep, metode, dan terminologi dari bidang akademik khusus,
f.
Mampu mengaplikasikan berbagai
konsep dari bidang akademik khusus yang
dipelajari pada aktivitas-aktivitas bidang lain,
g.
Kesediaan mencurahkan sejumlah besar
perhatian dan usaha untuk mencapai standar yang lebih tinggi dalam suatu bidang
akademik,
h.
Memiliki sifat kompetitif yang
tinggi dalam suatu bidang akademik dan
motivasi yang tinggi untuk berbuat yang terbaik, dan
i.
Belajar dengan cepat dalam suatu
bidang akademik khusus.
j.
Mudah menyerap pelajaran.
Salah satu contoh yang digambarkan oleh Kirk (1986)
bahwa seorang anak berbakat berusia 10
tahun, ia memiliki kemampuan akademik dalam hal membaca sama dengan anak normal
usia 14 tahun, dan berhitung sama dengan usia 11 tahun, anak ini memiliki
keberbakatan dalam membaca.
2.
Karakteristik Sosial
Ada beberapa ciri individu yang
memiliki keberbakatan sosial, yaitu:
a.
Diterima oleh mayoritas dari
teman-teman sebaya dan orang dewasa,
b.
Keterlibatan mereka dalam berbagai kegiatan
sosial, mereka memberikan sumbangan positif dan konstruktif,
c.
Kecenderungan dipandang sebagai juru
pemisah dalam pertengkaran dan pengambil kebijakan oleh teman sebayanya,
d.
Memiliki kepercayaan tentang
kesamaan derajat semua orang dan jujur,
e.
Perilakunya tidak defensif dan
memiliki tenggang rasa,
f.
Bebas dari tekanan emosi dan mampu
mengontrol ekspresi emosional sehingga relevan dengan situasi,
g.
Mampu mempertahankan hubungan abadi
dengan teman sebaya dan orang dewasa,
h.
Mampu merangsang perilaku produktif
bagi orang lain, dan
i.
Memiliki kapasitas yang luar biasa
untuk menanggulangi situasi sosial dengan cerdas, dan humor.
Dicontohkan pula oleh Kirk bahwa anak yang berbakat
dalam hal social dan emosi, bahwa seorang anak berusia 10 tahun memperlihatkan
kemampuan penyesuaian sosial dan emosi (sikap periang, bersemangat, kooperatif,
bertanggung jawab, mengerjakan tugasnya dengan baik, membantu temannya yang
kurang mampu dan akrab dalam bermain). Sikap-sikap yang diperlihatkannya itu
sama dengan sikap anak normal usia 16 tahun.
3.
Karakteristik Fisik/Kesehatan
Dalam segi fisik, anak berbakat memperlihatkan :
a.
Memiliki
penampilan yang menarik dan rapi,
b.
Kesehatannya
berada lebih baik atau di atas
rata-rata, (studi longitudinal Terman dalam Samuel A. Kirk, 1986).Dicontohkan
pula oleh Kirk bahwa seorang anak berbakat usia 10 tahun memiliki tinggi dan
berat badan sama dengan usianya. Yang
menunjukkan perbedaan adalah koordinasi geraknya sama dengan anak normal
usia 12 tahun. Mereka juga memperlihatkan sifat rapi.
Karakteristik anak berbakat secara
umum, seperti yang dikemukakan oleh Renzulli, 1981 (dalam Sisk, 1987) menyatakan bahwa keberbakatan
(giftedness) menunjukkan keterkaitan antara 3 kelompok ciri-ciri, yaitu (a)
kemampuan kecerdasan jauh di atas rata-rata, (b) kreativitas tinggi dan (c)
tanggung jawab atau pengikatan diri terhadap tugas (task commitment).
Masing-masing ciri mempunyai peran yang menentukan.
Seseorang dikatakan berbakat intelektual jika
mempunyai inteligensi tinggi.
Sedangkan kreativitas adalah sebagai kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang
baru, memberikan gagasan baru, kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan yang
baru antara unsur-unsur yang sudah ada. Demikian pula berlaku bagi pengikatan
diri terhadap tugas. Hal inilah yang mendorong seseorang untuk tekun dan ulet
meskipun mengalami berbagai rintangan dan hambatan karena
ia telah mengikatkan
diri pada tugas
atas kehendaknya sendiri.
1.
Karakteristik Intelektual-Kognitif
a. Menunjukkan
atau memiliki ide-ide yang orisinal, gagasan-gagasan yang tidak lazim,
pikiran-pikiran kreatif.
b. Mampu
menghubungkan ide-ide yang nampak tidak berkaitan menjadi suatu konsep yang
utuh.
c. Menunjukkan
kemampuan bernalar yang sangat tinggi.
d. Mampu
menggeneralisir suatu masalah yang rumit menjadi suatu hal yang sederhana dan
mudah dipahami.
e. Memiliki
kecepatan yang sangat tinggi dalam memecahkan masalah.
f. Menunjukkan
daya imajinasi yang luar biasa.
g. Memiliki
perbendaharaan kosakata yang sangat kaya dan mampu mengartikulasikannya dengan
baik.
h. Biasanya
fasih dalam berkomunikasi lisan, senang bermain atau merangkai kata-kata.
i.
Sangat cepat dalam memahami
pembicaraan atau pelajaran yang diberikan.
j.
Memiliki daya ingat jangka panjang
(long term memory) yang kuat.
k. Mampu
menangkap ide-ide abstrak dalam konsep matematika dan/atau sains.
l.
Memiliki kemampuan membaca yang
sangat cepat.
m. Banyak
gagasan dan mampu menginspirasi orang lain.
n. Memikirkan sesuatu secara kompleks, abstrak,
dan dalam.
o. Mampu
memikirkan tentang beragam gagasan atau persoalan dalam waktu yang bersamaan
dan cepat mengaitkan satu dengan yang lainnya.
2.
Karakteristik Persepsi/Emosi
a.
Sangat peka perasaannya.
b.
Menunjukkan gaya bercanda atau humor
yang tidak lazim (sinis, tepat sasaran dalam menertawakan sesuatu hal tapi
tanpa terasa dapat menyakiti perasaan orang lain).
c.
Sangat perseptif dengan beragam
bentuk emosi orang lain (peka dengan sesuatu yang tidak dirasakan oleh
orang-orang lain).
d.
Memiliki perasaan yang dalam atas sesuatu.
e.
Peka dengan adanya perubahan kecil
dalam lingkungan sekitar (suara, aroma, cahaya).
f.
Pada umumnya introvert.
g.
Memandang suatu persoalan dari
berbagai macam sudut pandang.
h.
Sangat terbuka dengan pengalaman
atau hal-hal baru.
i.
Alaminya memiliki ketulusan hati
yang lebih dalam dibanding anak lain.
3.
Karakteristik Motivasi dan
Nilai-Nilai Hidup
a.
Menuntut kesempurnaan dalam
melakukan sesuatu (perfectionistic).
b.
Memiliki dan menetapkan standar yang
sangat tinggi bagi diri sendiri dan orang lain.
c.
Memiliki rasa ingin tahu dan
kepenasaran yang sangat tinggi.
d.
Sangat mandiri, sering merasa tidak
perlu bantuan orang lain, tidak terpengaruh oleh hadiah atau pujian dari luar
untuk melakukan sesuatu (self driven).
e.
Selalu berusaha mencari kebenaran,
mempertanyakan dogma, mencari makna hidup.
f.
Melakukan sesuatu atas dasar
nilai-nilai filsafat yang seringkali sulit dipahami orang lain.
g.
Senang menghadapi tantangan,
pengambil risiko, menunjukkan perilaku yang dianggap “nyerempet-nyerempet bahaya”.
h.
Sangat peduli dengan moralitas dan
nilai-nilai keadilan, kejujuran, integritas.
i.
Memiliki minat yang beragam dan
terentang luas.
4.
Karakteristik Aktifitas
a.
Punya energi yang seolah tak pernah
habis, selalu aktif beraktifitas dari satu hal ke hal lain tanpa terlihat lelah.
b.
Sulit memulai tidur tapi cepat
terbangun, waktu tidur yang lebih sedikit dibanding anak normal.
c.
Sangat waspada.
d.
Rentang perhatian yang panjang,
mampu berkonsentrasi pada satu persoalan dalam waktu yang sangat lama.
e.
Tekun, gigih, pantang menyerah.
f.
Cepat bosan dengan situasi rutin,
pikiran yang tidak pernah diam, selalu memunculkan hal-hal baru untuk
dilakukan.
g.
Spontanitas yang tinggi.
2.2 Layanan pendidikan untuk anak CIBI
A. Bentuk
Program (pendekatan )Pendidikan Khusus bagi PDCI/BI (Gifted)
1.
Program Pengayaan (enrichment), adalah pemberian pelayanan
pendidikan kepada PDCI/BI yang dimiliki, dengan penyediaan kesempatan dan
fasilitas tambahan yang bersifat perluasan/pendalaman setelah yang bersangkutan
menyelesaiakan tugas-tugas yang diprogramkan untuk peserta didik lainnya.
Praktiknya nanti, anak genius yang menjadi siswa SD dapat diberi tugas
perpustakaan, belajar bebas, mempelajari kasus tertentu, dan sebagainya.
Program ini cocok untuk peserta didik yang bertipe “enriched leaner”.
Bentuk layanan ini antara lain dilakukan dengan
memperkaya materi melalui kegiatan-kegiatan penelitian dsb, dan atau mendapat
pengayaan dengan pendalaman terutama bila ia akan mengikuti lomba kejuaraan
mata pelajaran tertentu (contoh: mengikuti olimpiade matematika, biologi,
fisika, astronomi dst). Fokus layanan untuk kelompok ini adalah pada
perluasan/pendalaman materi yang dipelajari dan bukan pada kecepatan waktu
belajar di kelas. Artinya, kelompok ini tetap menyelesaikan pendidikan di SD/MI
dalam jangka waktu 6 tahun atau di SMP/MTs dan SMA/MA dalam waktu 3 tahun.
2.
Pendekatan pengelompokan dapat
ditempuh dengan mengelompokkan anak-anak genius jadi satu dan menerima
pembelajaran khusus. Praktiknya nanti, anak-anak genius bisa dikelompokkan ke
dalam sekolah atau SD khusus, atau ke dalam kelas khusus di suatu SD, atau
tetap saja berbaur dengan siswa lain tetapi terjadwal pertemuan khusus.
B. Bentuk
Penyelenggaraan Pendidikan Khusus Bagi PDCI/BI (Gifted)
Penyelengaraan program pendidikan khusus bagi Peserta
Didik Cerdas Istimewa/Bakat Istimewa (PDCI/BI) dapat dilakukan dalam beberapa
kemungkinan pelayanan anak berbakat dengan cara sebagai berikut:
1.
Home-schooling (pendidikan non
formal di luar sekolah). Jika sekolah keberatan dengan pelayanan anak berbakat
menggunakan model akselerasi kelas atau akselerasi mata pelajaran, maka cara
lain yang dapat ditempuh adalah memberikan pendidikan tambahan di rumah/di luar
sekolah, yang sering disebut home-schooling. Dalam home-schooling orang tua
atau tenaga ahli yang ditunjuk bisa membuat program khusus yang sesuai dengan
bakat istimewa anak yang bersangkutan. Pada suatu ketika jika anak sudah siap
kembali ke sekolah, maka ia bisa saja dikembalikan ke sekolah pada kelas
tertentu yang cocok dengan tingkat perkembangannya.
2.
Menyelenggarakan kelas-kelas
tradisional dengan pendekatan individual. Dalam model ini biasanya bias disebut
kelas inklusif adalah kelas yang memberikan layanan kepada peserta didik yang
memiliki potensi kecerdasan istimewa dalam proses pembelajaran bergabung dengan
peserta didik program regular. Jumlah
anak per kelas harus sangat terbatas sehingga perhatian guru terhadap perbedaan
individual masih bisa cukup memadai, misalnya maksimum 20 anak. Masing-masing
anak didorong untuk belajar menurut ritmenya masing-masing. Anak yang sudah
sangat maju diberi tugas dan materi yang lebih banyak dan lebih mendalam
daripada anak lainnya; sebaliknya anak yang agak lamban diberi materi dan tugas
yang sesuai dengan tingkat perkembangannya. Demikian pula guru harus siap dengan
berbagai bahan yang mungkin akan dipilih oleh anak untuk dipelajari. Guru dalam
hal ini menjadi sangat sibuk dengan memberikan perhatian individual kepada anak
yang berbeda-beda tingkat perkembangan dan ritme belajarnya. Mata pelajaran
yang diberikan pada saat peserta didik CI/BI dikelas khusus adalah
mata-mata pelajaran lain diluar rumpun matematika dan ilmu pengetahuan alam
(IPA).
3.
Membangun kelas khusus untuk anak
berbakat. Dalam hal ini anak-anak yang memiliki bakat/kemampuan yang kurang
lebih sama dikumpulkan dan diberi pendidikan khusus yang berbeda dari
kelas-kelas tradisional bagi anak-anak seusianya. Kelas seperti ini pun harus
merupakan kelas kecil di mana pendekatan individual lebih diutamakan daripada
pendekatan klasikal. Kelas khusus anak berbakat harus memiliki kurikulum khusus
yang dirancang tersendiri sesuai dengan kebutuhan anak-anak berbakat. Sistem
evaluasi dan pembelajarannyapun harus dibuat yang sesuai dengan kebutuhan
mereka. Mata pelajaran yang diberikan pada saat peserta didik CI/BI dikelas
khusus adalah mata-mata pelajaran yang termasuk dalam rumpun matematika dan
ilmu pengetahuan alam (IPA)
C. Pembelajaran Pendidikan
khusus bagi PDCI/BI
Pendidikan
khusus bagi PDCI/BI di satuan pendidikan SD/MI melaksanakan program pendidikan dengan
menggunakan sistem paket, sedangkan pada satuan pendidikan SMP/MTs, SMA/MA
menggunakan Sistem Paket atau Satuan Kredit Semester (SKS).
1.
Sistem
Paket adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan yang
peserta didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan beban
belajar yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas yang sesuai dengan
struktur kurikulum yang berlaku pada satuan pendidikan. Beban belajar setiap
mata pelajaran sistem paket dinyatakan pada satuan jam pembelajaran.
2.
Sistem
Kredit Semester adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan yang
peserta didiknya menentukan sendiri beban belajar dan mata pelajaran yang
diikuti setiap semester pada satuan pendidikan. Beban belajar setiap mata
pelajaran pada sistem kredit semester dinyatakan dalam Satuan Kredit
Semester (SKS). Beban Belajar satu SKS meliputi satu jam pembelajaran tatap
muka, satu jam penugasan terstruktur, dan satu jam kegiatan mandiri tidak
terstruktur.
Kegiatan Pembelajaran untuk pendidikan khusus bagi
PDCI/BI, terutama untuk mata pelajaran Matematika dan rumpun Ilmu Pengetahuan
Alam (MIPA) harus menggunakan bahasa pengantar bahasa Inggris dan berbasis
teknologi informasi dan komunikasi. Pembelajaran MIPA dilakukan dalam kelas
khusus, sedangkan mata pelajaran lainya dilakukan dikelas regular.
D. Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Pendidik adalah tenaga professional yang bertugas
merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,
serta melakukan pembimbingan dan pelatihan. Tenaga kependidikan adalah personil
yang melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan pengembangan
pengawasan dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan di program
akselerasi. Tenaga kependidikan di pendidikan khusus bagi PDCI/BI dapat
mencakup manajer/kepala program, laboran, tenaga ahli, Pengembang
Kurikulum/pembelajran, staf dan sebagainya.
Kepribadian yang ada pada seorang guru yang mengajar
di pendidikan khusus bagi PDCI/BI harus mampu menyesuaikan diri dengan
karakteristik yang ada pada diri peserta didik cerdas istimewa. Feldhusen
(1997), mengidentifikasi kepribadian yang perlu dimiliki guru antara lain :
1.
Percaya Diri
2.
Sabar
3. Objektif
dan adil
4.
Terbuka terhadap perubahan
5.
Fleksible dalam berfikir
6.
Kreatif
7.
Memiliki rasa humor
8.
Cerdas dan berpengetahuan luas
9.
Pekerja keras dan berorientasi pada prestasi (Achievement motivation)
10. Memiliki sikap positif
terhadap peserta didik cerdas istimewa
11. Mampu mengapresiasikan
peserta didik
12. Memahami dan menerima
perbedaan individual sikap yang positif
13. Mampu berempati
14. Mampu
melihat permasalahan dari sudut pandang orang lain termasuk peserta didik
15. Terbuka terhadap pandangan
peserta didik
16. Memiliki minat yang besar
untuk mengembangkan kemampuan belajar peserta didik
17. Antusias dan dapat
memotivasi peserta didik
18. Mampu bekerja sama dengan
semua pihak
E. Metode dan strategi pembelajaran
Metode untuk mengajar siswa gifted seharusnya
mendorong mereka ke arah pemikiran abstrak (pemikiran operasional-formal),
kreativitas, membaca teks-teks asli tingkat tinggi, dan kemandirian, bukan
hanya mempelajari fakta-fakta dengan kuantitas yang lebih besar. Salah satu
metode yang cocok untuk untuk siswa-siswa ini adalah metode cooperative
learning (pembelajaran kooperatif) di kelompok kemampuan campuran.
Strategi pembelajaran yang sesuai denagan kebutuhan
anak berbakat akan mendorong anak tersebut untuk berprestasi. Hal-hal yang
harus diperhatikan dalam meneentukan strategi pembelajaran adalah :
1.
Pembelajaran harus diwarnai dengan kecepatan dan tingkat kompleksitas.
2. Tidak hanya
mengembangkan kecerdasan intelektual semata tetapi juga mengembangkan
kecerdasan emosional.
3.
Berorientasi pada modifikasi proses, content dan produk.
Model-model layanan yang bias diberikan pada anak
berbakat yaitu model layanan perkembangan kognitif-afektif, nilai, moral,
kreativitas dan bidang khusus.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Kecerdasan istimewa dan bakat istimewa adalah dua hal yang tidak bias di
pisahkan, karana kecerdasan seseorang harus di dukung dengan bakat agar bias
menjadi talenta, dalam artian ia akan lebih menonjol ( pandai ) di banding
orang biasa.
potensi
kecerdasan dan bakat istimewa (gifted)
adalah anak yang secara significant
mempunyai IQ 140 atau lebih, potensi diatas rata-rata dalam bidang
kemampuan umum, akademik khusus, kreativitas, kepemimpinan, seni dan olahraga.
Anak yang
memiliki kecerdasan istimewa dan bakat istimewa, memang harus di fasilitasi
agar ia tidak menumukan keluhan dan kesulitan dalam proses pencapaian
talentanya sendiri. Dan dukungan dari orang tua ,guru, dan pemerintah factor
utama keberhasilan mereka.
3.2
Daftar Pustaka
2.
Hefri hamid. 2014. Pisikologi
pendidikan. Internet.
http://meidiana-rahayu.blogspot.com/2013/11/cerdas-istimewa-dan-bakat-istimewa.html pada tanggal
29 Maret 2014. Pukul 13:30 wib
3.
Hefri hamid. 2014. Pisikologi
pendidikan. Internet.
http://asosiasicibinasional.wordpress.com/pendukung/ciri-umum-anak-cibi/l pada tanggal
20 Maret 2014. Pukul 09:30 wib.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar