Tes
Stanford binet adalah salah satu tes intelegensi.tes ini membutuhkan waktu yang
cukup lama dalam melakukan prosedur tesnya
Pada
tes stanford binet sendiri dibagi menjadi empat yaitu penalaran abstrak, verbal, kuantitatif, dan memori jangka pendek
Tes
ini kami sesuaikan dengan anak tunagrahita dimana kita mengganti beberapa media
atau alat tes dengan benda - benda yang mudah dipahami oleh anak serta
penambahan intruksi yang lebih sederhana dan variatif.tidak hanya itu waktu tes
juga disesuaikan dengan kondisi si anak bila tes biasanya dilaksanakan selama
satu jam. maka tes ini dilakukan kurang dari waktu tersebut dan diberikan waktu
istirahat atau jeda bagi sianak. dengan waktu jeda ini diharapkan anak tidak
akan bosan dalam melalui semua prosedur tes yang ada, sebelum itu kita perlu
mengetahui apa itu tunagrahita ringan dan bagaimana karakteristiknya
Anak
tunagrahita ringan adalah salah satu dari golongan anak tunagrahita yang ketunaannya
tergolong ringan dengan IQ 70-79 . Anak tunagrahita ringan masih mempunyai
kemampuan akademis maksimal sama dengan anak normal kelas sekolah dasar.
Menurut Moh. Amin (1995: 22) berdasarkan pola pengertian yang dibuat AAMD (AssociationAmerican
on Mental Deficiency) dan OPP No. 72 tahun 1991 menyatakan bahwa anak
tunagrahita ringan yang termasuk dalam kelompok anak dengan kecerdasan dan
kemampuan adaptasinya terhambat, tetapi memiliki kemampuan untuk berkembang
dalam bidang pelajaran akademik penyesuaian sosial dan kemampuan bekerja.
Setelah mengetahui tentang apa itu tunagrahita ringan perlu diketahui tentang
karakteristiknya yaitu :
Kecerdasan : kapasitas belajar sangat
terbatas terutama untuk hal-hal yang abstrak,anak
tunagrahita ringan masih dapat mengikuti pelajaran akademik sedangkan anak tunagrahita sedang kesulitan salam mengikuti pelajaran
akademik. Mereka lebih banyak belajar dengan cara
membeo bukan dengan pengertian.
Sosial :Dalam pergaulan
mereka tidak dapat mengurus, memelihara dan memimpin
diri. Mereka bergaul atau bermain dengan teman yang lebih muda daripadanya, tidak dapat bersaing dengan teman sebaya. Setelah dewasakepentingan ekonominya
sangat tergantung pada bantuan orang
lain.
Fungsi mental lain : mereka mengalami kesukaran dalam
memusatkan perhatian. Jangkauan perhatiannya
sangat sempit dan cepat beralih sehingga kurang
tangguh dalam mengadapi tugas.Pelupa dan mengalami kesukaran mengungkapkan kembali
suatau ingatan. Kurang mampu membuat
asosiasi-asosiasi dan sukar membuat kreasi-kreasi baru.
Dorongan dan Emosi :
perkembangan dan dorongan emosi anak tunagrahita berbeda-beda sesuai dengan tingkat ketunagrahitaan
masing-masing. Anak yang berat dan sangat
berat ketunagrahitaanya, hampir tidak memperlihatkan
dorongan untuk mempertahankan diri. Sedangkan anak
yang tidak terlalu berat ketunagrahitaanya mempunyai kehidupan emosi yang hampir sama dengan anak normal tetapi kurang kaya, kurang
kuat dan kurag banyak keragaman. Mereka jarang
sekali meghayati perasaan bangga, tanggung jawab dan hak sosial.
Organisme : Struktur maupun fungsi
organisme pada umumnya kurang dari anak normal.
Mereka baru dapat berjalan dan berbicara pada usia yang lebih tua dari anak normal. Sikap dan gerak lagaknya kurang
indah. Di antaranya banyak yang mengalami
cacat bicara.Mereka kurang mampu
membedakan persamaan dan perbedaan.Pendengaran dan penglihatannya banyak yang kurang sempurna. Badanya relatif kecil seperti kurang segar. Tenaganya kurang cepat
letih, kurang mempunyai daya
tahan tubuh yang kuat.
v
Prosedur Pelaksanaan Tes Stanford Binet
yang telah disuaikan
1.
Tester
mempersiapkan ruangan, tempat, dan alat tes seperti balok, kartu bergambar,
bola pingpong dan gelas, paling tidak dua puluh menit sebelum tes dimulai.
2.
Tester
lebih dulu mengadakan rappor agar anak merasa nyaman dan tidak tegang.
pengakraban dapat dilakukan dengan cara tester mencurahkan seluruh perhatiannya
pada testee agar testee dapat merasa nyaman dan hasil tesnya baik. memelihara
hubungan tetap baik selama tes berlangsung dapat dilaksanakan dengan berbagai
cara; tersenyum, pemberian ucapan penghargaan, atau diam saja yang menunjukan
pengertian. jangan dibiasakan tester mendapat jawaban yang mendorong-dorong.
3.
Tester
boleh mengulangi pertanyaan tes lebih dari satu kali bila subjek tetap bungkam.
4.
Apabila
testee tidak mengerti bagian terpenting dalam tes, tester boleh menjelaskannya
dengan sederhana.
5.
Untuk
tes ingatan tidak boleh ada pengulangan.
6.
Pengulangan
boleh diberikan jika testee salah mengerti maksud yang diberikan tester.
7.
Apabila
jawaban yang diberikan meragukan tester dapat mengajukan penjelasan lebih
lanjut kepada testee.
8.
Skor (+) hanya apabila subjek
tahu arti standard atau baku, walaupun jawaban lain mungkin betul.
9.
Setelah tiap soal selesai
dikerjakan, tester mencatat skor pada buku catatan kecil.
10. Tes yang diberikan tidak boleh terlalu
lama hingga membuat testee kelelahan dan tidak maksimal dalam menjawab
pertanyaan. kira-kira tes dapat dilakukan selama 30 - 40 menit, untuk anak yang
lebih besar bisa diberikan satu jam.
11. Menghindari "Halo Effect"
setiap tes dipertimbangkan sendiri, tanpa melihat kesuksesan tes-tes yang lain.
penyekoran harus berdasarkan jawaban yang nyata-nyata diberikan. hal ini dapat
dihindari bila jawaban-jawaban dicatat selengkapnya.
12. penyekoran membutuhkan pendapat,
pengetahuan, dan nalar tester.
13. Ruangan tes yang paling cocok adalah
ruangan yang telah dikenal oleh anak, terbebas dari gangguan-gangguan suara.
biarkan suasana tes tidak terlalu formal namun ada saat perhatian sepenuhnya
ditujukan pada tes. tes juga dibuat singkat dan menarik.
14. kehadiran orang tua atau gurunya dapat
menghambat spontanitas anak dan menghambat pembentukan raport tester dengan
testee.
15. tester harus mengatur materi tes dengan
baik, sehingga anak tidak ingin menggunakan alat tes. semisal setelah diberikan
tes balok, tester harus segera merapihkannya dan beralih pada alat tes
selanjutnya.
16. tes yang berikan sudah dipahami dengan
bahasa yang sederhana sehingga anak tunagrahita dapat segera memahami tes yang
diberikan dan menghindari kemungkinan pengulangan.
17. tes yang diberikan harus tes yang
memungkinkan testee dapat melakukannya sesuai dengan tingkatan umur anak.
18. Penyebaran sukses dan kegagalan
mencangkup beberapa tingkat umur. penyebaran lebih luas pada anak yang lebih
tua umurnya.
19.
Lama tes , mungkin satu -
satunya penyebab kelelahan ialah waktu tes yang terlampau lama . tesnya
sendiri menarik dan tugas - tugasnya
sehingga dalam keadaan biasa tidak menyebabkan kelelahan. sehingga waktu satu
jam dianggap tak terlalu lama, kecuali
bagi anak kecil. bagi mereka waktu yang dibutuhkan hanya 30 - 40 menit. bagi
anak yang lebih besar waktu tes bisa mencapai satu jam. tes boleh dihentikan
beberapa menit untuk beristirahat. Lama waktu tes juga sukar ditentukan karena
waktu reaksi anak berbeda - bedadan jangkauan penyebaran kesuksesannya pun
berbeda pula. pada umumnya tester yang mahir membutuhkan waktu yang lebih
singkat dari pada tester yang belum berpengalaman.
v Alat
dan bahan
Adapun
alat tesnya meliputi :
1. soal – soal
tes
2. Objek –
objek tes seperti :
a. Balok –
balok c. Gelas e. Papan Tulis
b. Kartu
gambar d. Bola Pingpong
3. Buku
catatan kecil untuk mencatat dan memberi skor
v
Soal Tes
Tahun II
(Skor masing - masing 1
bulan)
MEMBANGUN
DENGAN
MACAM-MACAM BANGUN RUANG :RUMAH
MATERI : 9 kubus berukuran sisi 6 cm, 2 balok berukuran 15 x 6 cm, 1 Limas berukuran 3 cm
Intruksi :
1. Taruhlah bangun-bangun ruang itu sembarangan
didepan subjek
2.
Bangunlah
sebuah rumah yang
dari 4 kubus untuk alas bawah, kemudian letakan 3 kubus diatasnya, sambung lagi
untuk 2 kubus diatasnya dan terakhir letakan sebuah segitiga sebagai atapnya.
3.
Katakanlah
"lihatlah apa yang saya buat dan amatilah bentuknya”
4.
Kemudianacak-acaklah sebuah rumah yang dibangun dari bangun ruang
tersebut.
5. Katakanlah " kaubuat seperti yang dicontohkan tadi dan buatlah (dengan
menunjuk tempatnya) disini ,menara
tester di robohkan dan diacak-acak sementara subjek
berusaha membuat lagi dengan cara mengingat yang telah dibuat.
SKOR : Subjek harus membuat rumah dari 9 kubus dan sebuah segitiga, meniru rumah yang dibuat tester dan atas permintaan
tester, bukan secara spontan sebelum atau sesudahnya. tingkah laku bertujuan itulah
yang kita tekankan bukan aktivitas bermain secara spontan.
[0 bila semua salah]
[Plus
2 bila berhasil membangun alas ]
[Plus
6 bila berhasil membangun tingkat kedua]
[Plus
10 bila berhasil membangun
tingkat ke tiga]
[Plus
20 bila berhasil membangun hingga akhir]
Tahun III
(Skor masing - masing 2
bulan)
RESPON YANG
DITUNDA
Materi
:
-
Tiga gelas plastic
tidak tembus pandang
-
Satu bola ping pong
Intruksi
:
1. Siapkan
3 gelas plastic dan 1 bola di atas bidang datar.
2. Letakan
gelas tersebut berjajar dengan jarak 10 cm.
3. Letakan
bola digelas yang berada di tengah.
4. Katakana
padaanak“ lihat saya menyembunyikan bola ini di tengah, mari kita coba apakah
kamu dapat menemukan bola ini kembali”.
5. Pastikan
anak melihat posisi bola tersebut.
6. Cara
meletakan posisi bola:
a. Sebelah
kanan (Dengan dua gelas)
b. Tengah
tester (Dengan Tiga gelas)
c. Sebelah
kiri tester (Dengan Tiga Gelas)
d. Tengah
(Dengan tiga gelas)
e. Sebelah
Kanan (Dengan Empat gelas)
f. Sebelah
Kiri (Dengan Empat gelas)
7. Acak
gelas tersebut selama 10 detik
8. Setelah
mengacak katakan pada anak “coba temukan dimana bola ping pong itu berada”
9. Lakukan
proses ini dengan total 6 kali.
Skor :
[0 bila semua salah]
[Plus 2 bila berhasil menebak A dan B]
[Plus 6
bila berhasil menebak A,B dan C]
[Plus 10
Bila berhasil menebak A,B,C, dan D]
[Plus 15
Bila Berhasil Menebak A,B,C,D,E dan F]
Tahun IV
(Skor masing - masing 2
bulan)
PERBENDAHARAAN KATA GAMBAR
Perbendaharaan
kata gambar yakni himpunan kata yang dimiliki oleh seseorang atau merupakan
bagian dari suatu bahasa tertentu. Kosa kata seseorang didefinisikan sebagai
himpunan semua kata-kata yang kemungkinan akan digunakan oleh orang tersebut
untuk menyusun kalimat baru. Kekayaan kosakata seseorang secara umum dianggap
merupakan gambaran dari intelejensia atau tingkat pendidikannya. Penambahan
kosakata seseorang secara umum dianggap merupakan bagian penting, baik dari
proses pembelajaran suatu bahasa ataupun pengembangan kemampuan seseorang dalam
suatu bahasa yang sudah dikuasai. Dengan gambar sebagai sarana visualisasi
untuk mempermudah penghafalan dan pemahaman terhadap kosa kata.
Materi : 1 pohon dan 21 kartu kecil 13 x 15 cm bergambar
benda-benda yang terdiri dari alat transportasi umum, anggota tubuh, dan hewan.
Intruksi :
tunjukkan kartu tersebut satu persatu, katakana “apakah ini” kemudian anak akan
menjawab dan mengambil kartu serta langkah terakhir anak akan menempelkan kartu
tersebut pada ranting pohon yang terdapat tulisan sesuai dengan gambar
tersebut.
A.
Perbendaharaan
kata gambar mengenal trasnsportasi umum
1. Kapal
……...………
2. Mobil
……………..
3. Pesawat
…………...
4. Kereta
api…………
5. Becak
..……………
6. Sepeda
motor …….
B. Perbendaharaan
kata gambar mengenal anggota tubuh
1. Dua
mata……………
2. Dua
tangan………….
3. Satu
hidung…………
4. Satu
mulut………….
5. Dua
telinga…………
6. Dua
kaki……………
7. Rambut
…………….
C. Perbendaharan
kata gambar mengenal hewan
1. Kucing
…………
2. Ayam…………..
3. Kambing………
4. Gajah………….
5. Jerapah……….
6. Kuda………….
7. Burung………
8. Buaya………..
Skor
: [0 bila semua salah]
[Plus 2
bila menjawab kurang dari 5]
[Plus 5
bila benar 5]
[Plus 10 bila benar 10]
[Plus 15 bila semua
benar]
Tahun V
(skor
masing-masing 2 bulan)
Mengenalkan angka pada anak Tunagrahita harus dilakukan
dengan santai dan berada disuasana yang menyenangkan, agar anak lebih mampu
memahami intruksi sehingga tidak meninggalkan rasa trauma pada anak.Untuk anak tunagrahita yang memiliki
IQ dibawah rata - rata tentu perlu dilakukan pengenalan terlebih dahulu untuk memicu ingatan pada
anak dan bisa dilakukan dengan cara
tester memberikan contoh terlebih dahulu dipapan tulis angka 1 – 10 dan diajak
menirukan bersama – sama dengan bimbingan tester. Yang mempunyai tujuan pengenalan terlebih dahulu
angka 1 – 10 secara urut.setelah itu akan mempermudah tester dalam
memberikan intruksi.
Materi Menggunakan kapur dan papan tulis
Prosedur Pertama tester menampilkan video angka 1 – 10. Kemudian
tester mengajak anak – anak menirukan yang dibacakan dipapan tulis angka 1 – 10. Setelah itu anak – anak
berhitung sendiri tanpa bantuan tester angka 1 – 10.Lalu tester memberikan soal angka di papan tulis secara acak,
dan anak – anak diberi waktu 1 menit untuk mengingat angka tersebut,kemudian
angka dipapan tulis di hapus dan anak – anak menyebutkan angka yang di
tuluiskan tadi.
Mengulangi
5 angka secara acak
1.
3 – 1 –
8 – 5 – 9
2.
4 – 8 –
3 - 7 – 2
3.
9 – 6 –
1 – 8 – 3
4.
6 – 1 –
8 – 10 -5
5.
8 – 2 –
9 – 4 - 3
Skor [0 bila semua salah]
[Plus 1Bila Hanya 1 yang
benar]
[Plus 3 Bila 2 yang
benar]
[Plus 9 Bila 3 yang benar]
[Plus 15 Bila semua benar]
Penskoran
Setelah tes selesai dilakukan, maka
dilakukan penskoran pada setiap jawaban testee untuk mengetahui dan memastikan
berapa soal yang berhasil dia jawab atau berapa nilai (+)
Sebelum
memulai skoring ditentukan terlebih dahulu umur kronologis testee, melalui
pengurangan tanggal pelaksanaan tes dengan tanggal lahir.Prinsip skoring binet
adalah bulan, Jadi setiap penghitungan tahun harus dijadikan bulan dulu baru di
jumlahkan.
Setelah
dilakukan penskoran, maka dapat diketahui Umur Mental (Mental Age) testee
dengan menggunakan perhitungan umur mental. Umur mental diperoleh dengan cara :
umur basal ditambah dengan kredit tambahan yang diperoleh subjek di atas umur
basalnya.Umur mental tersebut diperlukan dalam mencari Intelligence Quotient
(IQ) seorang testee. Hasil umur mental testee dapat dilihat pada tabel
perhitungan
Contoh perhitungan tes stanford binet
Tanggal lahir : 01 - 01 - 2000
Tanggal Tes : 01 -
01 - 2008
Jadi Umur testee
adalah 8 Tahun (CA= 8 Th)
Diketahui anak mendapat
plus 20 pada Interval II,
Plus 10 pada interval III,
Plus5 pada interval IV dan
Plus 1 pada interval V
Tabel perhitungan umur
mental anak usia 8 tahun
Tingkat
Umur
|
Tes
yang lulus
|
Kredit
Bulan per tes
|
Total
Tahun
|
Kredit
Bulan
|
II
|
20
|
1
|
II
|
20
|
III
|
10
|
2
|
|
20
|
IV
|
5
|
2
|
|
10
|
V
|
1
|
2
|
|
2
|
Umur
mental
|
2
th + 42 bl
24
+ 42 = 68
|


§
Tabel distribusi
normal tingkat kecerdasan menurut terman
IQ
|
Keterangan
|
140 ke atas
|
Very superior
|
120 - 139
|
Superior
|
110-119
|
High average
|
90-109
|
Normal
|
80-89
|
Low average
|
70-79
|
Borderline
|
69 ke bawah
|
Mentally defective
|

Jadi
dapat disimpulkan IQ anak termasuk Borderline
Sumber :
sukadji,soetarlinah.
1981. mengenal skala binet. fakultas psikologi : universitas gadjah mada
Youngstrom,eric.dkk.2003.Stanford-Binet Intelligence Scale:Fourth
Edition (SB4): Evaluating the Empirical Bases for Interpretations. New York:
Guilford. (handbook didownload pada tanggal 20 desember 2015)

|

|

|
||||
|

Tidak ada komentar:
Posting Komentar