Minggu, 07 Februari 2016

sistem pencernaan anatomi fisiologi

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.       Latar Belakang

Tubuh terbentuk atas banyak jaringan dan organ, masing – masing dengan fungsinya yang khusus untuk dilaksanakan. Dalam anatomi mempelajari berbagai susunan tubuh dan hubungan bagian – bagiannya satu sama lain. Anatomi regional mempelajari menurut letak geografis bagian tubuh. Dan setiap daerah misalnya lengan, tungkai, kepala, dada dan seterusnya ternyata terdiri atas sejumlah struktur atau susunan yang umum didapati pada semua region. Struktur itu ialah tulang, otot, saraf, pembuluh darah dan seterusnya. Dengan dasar penelaahan seperti itu dijumpai sejumlah sistem jaringan yang berbeda – beda.
Dari sejumlah jaringan yang menjalankan fungsi yang sama akan membentuk suatu sistem organ. Sistem organ tersebut antara lain sistem respirasi, sistem Pernapasan, sistem saraf dan lainnya. Dalam makalah ini akan membahas secara detail tentang sistem pencernaan. Organ apa saja yang terlibat dalam sistem pencernaan, hubungan antara organ satu dengan organ lainnya dan bagaimana proses pencernaaan tersebut terjadi mulai dari kerongkongan hingga keluar menjadi feses.

1.2.       Rumusan Masalah

Dalam penulisan makalah ini penulis akan merumuskan masalah sebagai berikut :
1.2.1.      Apa itu sistem pencernaan?
1.2.2.      Bagaimana fungsi dari sistem pencernaan?
1.2.3.      Organ apa saja yang terlibat dalam sistem pencernaan?
1.2.4.      Bagaimana mekanisme kerja dari sistem pencernaan?
1.2.5.      Adakah hubungan sitem pencernaan dengan dunia Anak Berkebutuhan Khusus?
1.2.6.      Penyakit apa sajakan yang berhubungan dengan sistem pencernaan?


1.3.       Tujuan

Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui :
1.3.1.      Pengertian dari sistem pencernaan
1.3.2.      Fungsi sistem pencernaan
1.3.3.      Organ yang terlibat dalam sistem pencernaan
1.3.4.      Mekanisme kerja dari sistem pencernaan
1.3.5.      Hubungan sistem pencernaan kaitannya dengan ABK.
1.3.6.      Penyakit yang berkaitan dengan sistem pencernaan.














BAB II
PEMBAHASAN

2.1.       Definisi Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan (digestive system) bisa juga disebut gastrointestinal adalah sistem yang terdiri dari pencernaan saluran dan organ organ lain yang membantu tubuh memecah dan menyerap makanan.
Organ organ dalam sistem pencernaan di luar saluran pencernaan (disebut organ pencernaan aksesori) adalah lidah, kelenjar ludah, hati, pankreas dan kandung empedu. Bagian dari sistem saraf (yang disebut sistem saraf enterik) dan peredaran darah juga berperan penting dalam sistem pencernaan.

*      Pada sistem pencernaan manusia terdapat enzim. Enzim adalah suatu bahan yang berfungsi mempercepat reaksi kimia dalam tubuh makhluk hidup tetapi zat itu sendiri tidak ikut bereaksi karena pada akhir reaksi terbentuk kembali. Suatu reaksi kimia yang berlangsung dengan bantuan enzim memerlukan energi yang lebih rendah. Jadi enzim juga berfungsi menurunkan energi aktivasi. Nama – nama enzim dalam sistem pencernaan:

Saluran Pencernaan
Nama enzim dan fungsinya
Mulut (Kelenjar Ludah/Saliva)
1.      Enzim Ptialin (Amilase) berfungsi Memecah pati menjadi Maltosa
Lambung (Kelenjar Lambung)
1.      Enzim Renin berfungsi mengubah kaseinogen menjadi kasein
2.      Enzim Pepsin berfungsi mengubah protein menjadi proteosa, pepton dan polipeptida
Pankreas (Saluran Pankreas)
1.      Enzim Karbohidrase Pankreas berfungsi untuk mencerna amilum menjadi maltosa atau disakarida lainnya.
2.      Enzim Lipase Pankreas berfungsi mengubah emulsi lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
3.      Enzim Tripsin berfungsi untuk mengubah protein menjadi polipeptida
Usus (Kelenjar Usus)
1.      Enzim Enterokinase (enzim khusus) berfungsi untuk mengubahTripsinogen menjadi Tripsin yang digunakan dalam saluran pangkreas
2.      Enzim Maltase berfungsi untuk mengubah Maltosa menjadi Glukosa
3.      Enzim Laktase berfungsi untuk mengubah Laktosa menjadi Glukosa dan Galaktosa
4.      Enzim Sukrase berfungsi untuk mengubah Sukrosa menjadi Glukosa dan Fruktosa
5.      Enzim Paptidase berfungsi untuk mengubah polipeptida menjadi asam amino
6.      Enzim Lipase berfungsi untuk mengubah Lemak menjadi asam lemak dan Gliserol

2.2.       Fungsi dari Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan melakukan beberapa fungsi yaitu :
ü  Menghancurkan zat makanan (molekul makro) menjadi zat terlarut (molekul mikro) sehingga zat makanan tersebut mudah diserap dan kemudian dapat digunakan pada proses metabolisme di dalam tubuh.
ü  Mencerna atau memecah makanan dan cairan menjadi bahan kimia yang lebih sederhana yang dapat diserap ke dalam aliran darah dan disebarkan ke seluruh tubuh.
ü  Membuang produk sisa melalui ekskresi feses.
2.3.       Organ Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan makanan pada manusia terdiri dari beberapa organ, otot berongga yang berawal dari mulut dan memanjang sampai ke anus. Organ tersebut meliputi faring, esofagus, lambung, usus halus, dan usus besar, semuanya mempunyai dinding yang tersusun dari beberapa lapisan. Berikut akan dibahas dari masing – masing organ.

1.      Rongga Mulut
Di dalam rongga mulut, terdapat gigi, lidah, dan kelenjar air liur (saliva).
a.        Gigi terbentuk dari tulang gigi yang disebut dentin. Struktur gigi terdiri atas mahkota gigi yang terletak diatas gusi, leher yang dikelilingi oleh gusi, dan akar gigi yang tertanam dalam kekuatan kekuatan rahang. Ada tiga macam gigi manusia, yaitu gigi seri (insisor) yang berguna untuk memotong makanan, gigi taring (caninus) untuk mengoyak makanan, dan gigi geraham (molar) untuk mengunyah makanan.

b.      Lidah
Memiliki peran mengatur letak makanan didalam mulut serta mengecap rasa makanan.




c.       Kelenjar Ludah
Ada 3 kelenjar ludah pada rongga mulut, yaitu kelenjar parotis, sublingualis, dan submandibularis. Ketiga kelenjar ludah tersebut menghasilkan ludah setiap harinya sekitar 1 sampai 2,5 liter ludah. Kelenjar saliva mengeluarkan air liur yang mengandung enzim ptialin atau amilase, berguna untuk mengubah amilum menjadi maltosa. Di dalam rongga mulut, lidah menempatkan makanan di antara gigi sehingga mudah dikunyah dan bercampur dengan air liur. Makanan ini kemudian dibentuk menjadi lembek dan bulat yang disebut bolus. Kemudian bolus denganbantuan lidah, didorong menuju faringu.
Fungsi ludah adalah melumasi rongga mulut serta mencerna karbohidrat menjadi disakarida.

2.      Faring
·         Terdiri dari suatu rongga yang memanjang dari dasar tengkorak ke esofagus. Pada faring terdapat klep, yaitu epiglotis yang mengatur makanan agar tidak masuk ke trakea (tenggorokan).
·         Membantu menelan dengan mencengkeram makanan dan mengaduk – aduknya ke arah esofagus
·         Mempunyai epiglotis, suatu penutup berjaringan ikat yang menutup trakea untuk mencegah aspirasi makanan

3.      Esofagus
Merupakan saluran yang menghubungkan antara rongga mulut dengan lambung. Pada ujung saluran esophagus setelah mulut terdapat daerah yang disebut faring. Fungsi esophagus adalah menyalurkan makanan ke lambung. Agar makanan dapat berjalan sepanjang esophagus, terdapat gerakan peristaltik sehingga makanan dapat berjalan menuju lambung.

4.      Lambung
Lambung adalah kelanjutan dari esophagus, berbentuk seperti kantung. Lambung Dinding lambung disusun oleh otot otot polos yang berfungsi menggerus makanan secara mekanik melalui kontraksi otot otot tersebut.
Ada 3 jenis otot polos yang menyusun lambung, yaitu otot memanjang, otot melingkar, dan otot menyerong. Otot lambung berkontraksi mengaduk aduk bolus, memecahnya secara mekanis, dan mencampurnya dengan getah lambung. Getah lambung mengandung HCl, enzim pepsin, dan renin. HCl berfungsi untuk membunuh kuman kuman yang masuk berasama bolus akan mengaktifkan enzim pepsin. Pepsin berfungsi untuk mengubah protein menjadi peptone. Renin berfungsi untuk menggumpalkan protein susu. Setelah melalui pencernaan kimiawi di dalam lambung, bolus menjadi 4 bahan kekuningan yang disebut kimus (bubur usus). Kimus akan masuk sedikit demi sedikit ke dalam usus halus.



5.      Usus Halus
Usus halus memiliki tiga bagian yaitu, usus dua belas jari (duodenum), usus tengah (jejunum), dan usus penyerapan (ileum). Didalam usus dua belas jari terjadi pencernaan makanan dengan bantuan getah pankreas dan saluran empedu. Pankreas menghasilkan enzim tripsin, amilase, dan lipase yang disalurkan menuju duodenum. Tripsin berfungsi merombak protein menjadi asam amino. Amilase mengubah amilum menjadi maltosa. Lipase mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
Getah empedu dihasilkan oleh hati dan ditampung dalam kantung empedu. Getah empedu disalurkan ke duodenum. Getah empedu berfungsi untuk menguraikan lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Selanjutnya pencernaan makanan dilanjutkan di jejunum. Pada bagian ini terjadi pencernaan terakhir sebelum zat zat makanan diserap.
Zat zat makanan setelah melalui jejunum menjadi bentuk yang siap diserap. Penyerapan zat-zat makanan terjadi di ileum. Glukosa, vitamin yang larut dalam air, asam amino, dan mineral setelah diserap oleh vili usus halus; akan dibawa oleh pembuluh darah dan diedarkan ke seluruh tubuh. Asam lemak, gliserol, dan vitamin yang larut dalam lemak setelah diserap oleh vili usus halus; akan dibawa oleh pembuluh getah bening dan akhirnya masuk ke dalam pembuluh darah.
Senyawa yang dihasilkan oleh usus halus :

6.      Usus Besar
Merupakan usus yang memiliki diameter lebih besar dari usus halus. Memiliki panjang 1,5 meter, dan berbentuk seperti huruf U terbalik. Usus besar dibagi menjadi 3 daerah, yaitu : Kolon asenden, Kolon Transversum, dan Kolon desenden.
Fungsi kolon adalah :
a.       Menyerap air selama proses pencernaan.
b.      Tempat dihasilkannya vitamin K, dan vitamin H (Biotin) sebagai hasil simbiosis dengan bakteri usus, misalnya E.coli.
c.       Membentuk massa feses
d.      Mendorong sisa makanan hasil pencernaan (feses) keluar dari tubuh.

7.      Rektum dan Anus
Merupakan lubang tempat pembuangan feses dari tubuh. Sebelum dibuang lewat anus, feses ditampung terlebih dahulu pada bagian rectum. Apabila feses sudah siap dibuang maka otot spinkter rectum mengatur pembukaan dan penutupan anus. Otot spinkter yang menyusun rektum ada 2, yaitu otot polos dan otot lurik.
Organ Pencernaan Tambahan (Organ Aksesori)
1.      Hati
·         Terselubung dalam kapsul berfibrosa pada kuadran kanan atas perut
·         Sebagian besar ditutupi oleh omentum minor, lipatan peritoneum, yang juga menempelkan hati ke kurvatura minor lambung
·         Arteri hepatica, vena porta hepatica, duktus bilier gabungan, dan vena hepatica berjalan melewati omentum minor
·         Mempunyai lobulus-lobulus, suatu unit fungsional hati
-          Masing-masing terdiri dari lempeng sel hati (hepatosit) yang mengelilingi vena sentral dan berpencar keluar
-          Sinusoid, suatu sistem kapiler hati, memisahkan lempeng-lempeng ini
·         Mempunyai banyak fungsi
-          Memetabolisme karbohidrat, lemak dan protein
-          Mendetoksifikasi darah
-          Mengubah ammonia menjadi urea untuk diekresi
-          Mensintesis protein plasma, asam amino nonesensial, vitamin dan nutrisi esensial.
-          Mensekresikan empedu-suatu cairan alkalin berwarna kehijauan yang tersusun dari air, kolesterol, garam, empedu dan fosfolipid.

2.      Duktus
·         Berperan mengangkut empedu melewati saluran pencernaan
·         Empedu keluar dari hati melalui duktus bilier (kanalikuli) yang bersatu dengan duktus hepatikus kanan dan kiri untuk membentuk duktus hepatikus komunis.
·         Duktus hepatikus komunis bergabung dengan duktus sistikus dari kandung empedu untuk membentuk duktus bilier gabungan, yang menuju duodenum.

3.      Empedu
·         Bekerja mengemulsi (memecah) lemak dan membantu penyerapan asam lemak, kolesterol, dan lipid lainnya.
·         Disekresi terus – menerus oleh hati
·         Produksinya dapat meningkat karena rangsangan saraf vagus, pelepasan hormone sekretin, peningkatan alirandarah dalam hati, dan adanya lemak didalam usus.
·         Dengan menggabungkan garam empedu dengan pigmen empedu (biliverdin dan bilirudin, produk sisa dari pemecahan sel darah merah) serta kolesterol, hati mendaur ulang sekitar 80% garam empedu menjadi empedu.
4.      Kandung Empedu
·         Suatu organ berbentuk buah pir yang dilekatkan pada permukaan ventral hati oleh duktus sistikus
·         Ditutupi oleh peritoneum viseralis
·         Menyimpan dan mengkonsentrasikan empedu yang dihasilkan hati
·         Melepaskan empedu ke dalam duktus bilier gabungan (dibentuk oleh duktus sistikus dan duktus hepatikus komunis) untuk dikeluarkan di duodenum sebagai respons terhadap kontraksi dan relaksasi sfingter Oddi

5.       Pankreas
·         Suatu organ datar yang terletak dibelakang lambung
·         Terdiri dari kepala, badan dan ekor
·         Sel beta mensekresikan insulin untuk metabolism karbohidrat (fungsi endokrin)
·         Sel alfa mensekresikan glucagon untuk merangsang glikogenolisis didalam hati (fungsi endokrin)
·         Menghasilkan enzim yang membantu pencernaan (fungsi eksorin)
·         Senyawa kimia yang dihasilkan oleh pankreas :



2.4.       Mekanisme sistem percernaan
Sistem pencernaan manusia adalah urutan organ yang menggunakan secara mekanik dan kimia untuk mengambil dalam makanan, memecahnya, mengekstrak nutrisi dan energi, dan mengeluarkan produk limbah dalam bentuk urin dan feses.
Secara umum pencernaan manusia melalui dua tahap, yaitu pencernaan fisik (mekanis) dan pencernaan kimiawi. Pencernaan fisik merupakan proses perubahan molekul makanan yang berukuran besar menjadi berukuran kecil, misalnya menghancurkan makanan dengan gigi atau dengan otot lambung. Sedangkan pencernaan kimiawi adalah proses perubahan molekul – molekul bahan organik yang ada dalam bahan makanan dari bentuk yang kompleks menjadi molekul yang sederhana dengan bantuan enzim.
Pencernaan dimulai dirongga mulut, tempat terjadi proses mengunyah (mastikasi), salvias (awal pencernaan pati), dan menelan (deglutisi).

Proses menelan dimulai oleh suatu pola persafaran
-          Makanan yang didorong kebelakang mulut merangsang area reseptor menelan yang mengelilingi rongga faring.
-          Area reseptor ini menghantarkan impuls ke otak melalui jalur sensorik saraf trimeginal dan glosofaringeal
-          Pusat menelan diotak (terletak dibatang otak) kemudian menghantarkan impuls motorik ke esophagus melalui jalur saraf trigeminal , glosofaringeal, vagus dan hipoglosus, menyebabkan terjadinya proses menelan.
Ketika seseorang menelan, sfingter hipofaringeal pada bagian esofagus atas berelaksasi, memungkinkan makanan untuk memasuki esophagus. Didalam esophagus, saraf glosofaringeal mengaktivasi gerak peristaltic, yang menggerakkan makanan ke bawah menuju lambung. Kelenjar pada lapisan mukosa esofagus mensekresikan mukus, yang melumasi bolus dan melindungi membrane mukosa dari kerusakan akibat makanan yang belum dikunyah dengan sempurna.


1.      Fase sefalik pencernaan
·         Ketika bolus makanan berjalan kearah lambung, fase sefalik sudah dimulai.
·         Pada fase ini, lambung mensekresikan getah pencernaan (asam klorida [HCl] dan pepsin)
2.      Fase gastric pencernaan
·         Ketika makanan memasuki lambung melewati sfingter kardia, dinding lambung meregang, merangsang perut untuk melepaskan gastrin (memulai fase gastric)
·         Gastrin merangsang fungsi motorik lambung dan sekresi getah lambung oleh kelenjar lambung
o   Getah lambung sangatlah asam (pH 0,9 sampai 1,5)
o   Sekresi pencernaan ini terutama mengandung pepsin, HCl, faktor intrinsic dan enzim proteolitik
·         Kontraksi peristaltic mengaduk makanan menjadi partikel-partikel kecil dan mencampurnya dengan getah lambung, menghasilkan kimus.
·         Gelombang peristaltic yang lebih kuat menggerakkan kimus menuju antrum, tempat kimus akan ditahan oleh sfingter pylorus sebelum dilepaskan ke duodenum, yang memicu fase intestinal dari proses pencernaan
3.      Fase intestinal pencernaan
·         Refleks enterogastrik menyebabkan duodenum mengeluarkan sekretin serta peptide penghambat lambung dan jejunum mensekresikan kolesistokinin- semua menurunkan motilitas lambung.
·         Kontraksi usus dan berbagai sekresi pencernaan memecah karbohidrat, protein dan lemak.
·         Nutrisi ini kemudian dapat diserap kedalam aliran darah (bersama dengan air dan elektrolit), sehingga dapat digunakan oleh tubuh
·         Tonjolan sirkular mukosa usus (lipatan Kerckring) ditutupi oleh vili, sehingga memperluas area permukaan untuk penyerapan
·         Usus besar melanjutkan proses penyerapan
·         Escherichia coli, Enterobacter aerogenes, Clostridium perfringens dan Lactobacillus bifidus – semuanya ditemukan pada usus besar dalam membantu sintesis vitamin K dan memecah selulosa menjadi karbohidrat yang dapat digunakan.
Komponen akhir dari sistem pencernaan usus besar atau usus, dubur, dan saluran kemih, yang memisahkan materi cair dari materi padat dan mengirimkannya ke port keluar masing masing. Tentu saja, sistem pencernaan manusia tidak 100% efisien, dan ada banyak nutrisi yang tersisa dalam “limbah”, yang akan dikonsumsi gembira oleh bakteri atau dikirim melalui sebuah pabrik pengolahan limbah.


2.5.       Hubungan dengan Anak Berkebutuhan Khusus
1.      AUTIS
Menurut penenelitian Hovath dan Perman (2012), anak dengan autis dapat mengalami gangguan pada saluran pencernaaan atas dan pencernaan bawah. Permeabilitas usus dan aktivitas enzim pencernaan menurun. Selain itu terdapat pula abnormalitas jaringan pada kerongkongan, perut, usus kecil, dan kolon serta disfungsi kapasitas hati melakukan konjugasi.
Terdapat lebih dari 60% anak autistik mempunyai sistem pencernaan yang kurang sempurna. Makanan yang berasal susu sapi (casein) dan tepung terigu (gluten) tidak mampu tercerna dengan sempurna. Hal ini terjadi karena protein dari kedua makanan tersebut tidak semuanya berubah menjadi asam amino tetapi juga menjadi peptida yang seharusnya dibuang lewat urin, akan tetapi pada anak autistik peptida ini diserap kembali oleh tubuh dan masuk kedalam aliran darah, masuk ke otak dan diubah oleh reseptor opioid menjadi morfin yaitu casomorfin dan gliadorphin yang mempunyai efek merusak sel-sel otak dan membuat fungsi otak terganggu. Fungsi otak yang terkena biasanya adalah fungsi kognitif, reseptif, atensi, dan perilaku.
Anak dengan autis umumnya sering mengalami diare, sakit perut, konstipasi dan food intolerance. Oleh karena itu, anak autis memerlukan cara khusus untuk mengatasi masalah pencernaaannya.





2.      TUNAGRAHITA
Anak dengan retardasi mental biasanya sering ngiler atau tak dapat mengontrol air liur yang keluar dari mulutnya. Hal ini terjadi karena koordinasi otot mulut yang tak baik mengakibatkan refleks menelan yang seharusnya otomatis teratur jadi terganggu, sehingga membuatnya sering ngiler. Umumnya ngiler  pada anak retardasi mental akan terbawa hingga dewasa.
Lain hal bila si anak tak mengalami retardasi mental namun ngiler, berarti ada sebab lain yang harus dicari. Produksi air liur yang berlebihan sebenarnya jarang terjadi. Seringnya malah penyakit yang menyebabkan berkurangnya air liur. Misalnya, orang yang mengidap penyakit mumps  atau gondongan. Gondongan menyerang kelenjar air liur di pipi dan menimbulkan peradangan yang mengganggu aliran air ludah. Akibatnya, mulut jadi kering. Jadi, jumlah air liurnya malah berkurang.

2.6.       Penyakit yang berkaitan dengan Sistem Pencernaan
Gangguan pada sistem pencernaan makanan dapat disebabkan oleh pola makan yang salah, infeksi bakteri, dan kelainan alat pencernaan. Diantara nya adalah :

A.     Karies pada Gigi (Dental Caries)
Orang mengenal karies gigi sebagai "gigi berlubang". Lubang terbentuk karena lapisan email gigi terkikis oleh asam yang dihasilkan oleh bakteri. Ketika sisa-sisa makanan tertinggal di sela-sela gigi, sisa-sisa makanan tersebut akan menjadi media pertumbuhan bakteri. Bakteri mencerna sisa makanan tersebut dan menghasilkan asam. Asam inilah yang mengikis lapisan email gigi Jika lubang ini telah mencapai bagian rongga pulpa, tempat jaringan saraf dan pembuluh darah, gigi akan terasa sakit dan mengganggu. Untuk mencegahnya, gosoklah gigi setelah makan.


B.     Radang Usus Buntu (Appendicitis)
Radang usus buntu sering disebabkan oleh bakteri. Hal ini dapat terjadi karena adanya penyumbatan usus buntu oleh tinja yang mengeras atau zatzat asing lainnya (misalnya, biji-bijian). Appendicitis dapat menyebabkan usus buntu bengkak, membusuk, dan pecah.
C.       Batu empedu
Batu empedu adalah penyakit yang disebabkan oleh penyumbatan pada saluran empedu. Hal ini terjadi karena adanya endapan di saluran empedu. Akibatnya fungsi kerja dari empedu akan terhambat.

D.    Disentri
Disentri disebabkan karena infeksi bakteri atau amuba yang tejadi di usus. Gejala penyakit ini adalah buang air besar bercampur darah.

E.     Diare
Apabila kim dari perut mengalir ke usus terlalu cepat maka defekasi menjadi lebih sering dengan fases yang mengandung banyak air. Keadaan seperti ini disebut diare. Penyebab diare antara lain ansietas (stress), makanan tertentu atau organism perusak yang melukai dinding usus. Diare dalam waktu lama menyebabkan hilangnya air dan garam-garam mineral, sehingga terjadi dehidrasi.

F.     Konstipasi (Sembelit)
Sembelit terjadi jika kim masuk ke usus dengan sangat lambat. Akibatnya, air terlalu banyak diserap usus, maka feses menjadi keras dan kering. Sembelit ini disebabkan karena kurang mengkonsumsi makanan yang berupa tumbuhan berserat dan banyak mengkonsumsi daging.


G.    Tukak Lambung (Ulkus)
Dinding lambung diselubungi mucus yang di dalamnya juga terkandung enzim. Jika pertahanan mucus rusak, enzim pencernaan akan memakan bagian-bagian kecil dari lapisan permukaan lambung. Hasil dari kegiatan ini adalah terjadinya tukak lambung. Tukak lambung menyebabkan berlubangnya dinding lambung sehingga isi lambung jatuh di rongga perut. Sebagian besar tukak lambung ini disebabkan oleh infeksi bakteri jenis tertentu.
Beberapa gangguan lain pada sistem pencernaan antara lain sebagai berikut : Peritonitis merupakan peradangan pada selaput perut (peritoneum). Gangguan lain adalah salah cerna akibat makan makanan yang merangsang lambung, seperti alcohol dan cabe yang mengakibatkan rasa nyeri yang disebut kolik. Sedangkan produksi HCl yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya gesekan pada dinding lambung dan usus halus sehingga timbul rasa nyeri yang disebut tukak lambung. Gesekan akan lebih parah kalau lambung dalam keadaan kosong akibat makan tidak teratur yang pada akhirnya akan mengakibatkan pendarahan pada lambung. Gangguan lain pada lambung adalah gastritis atau peradangan pada lambung. Dapat pula apendiks terinfeksi sehingga terjadi peradangan yang disebut apendisitis.

H.    Kolitis atau radang usus besar
Gejalanya berupa diare, kram perut, atau konstipasi, bahkan dapat terjadi pendarahan dan luka pada usus. Pada dasarnya penyebab dari penyakit radang usus besar ini adalah kurangnya zat – zat organik di dalam tubuh yang membantu lancarnya fungsi usus besar.




BAB III
PENUTUP
3.1.  Kesimpulan
Sistem pencernaan (digestive system) bisa juga disebut gastrointestinal adalah sistem yang terdiri dari pencernaan saluran dan organ organ lain yang membantu tubuh memecah dan menyerap makanan.
Organ organ dalam sistem pencernaan di luar saluran pencernaan (disebut organ pencernaan aksesori) adalah lidah, kelenjar ludah, hati, pankreas dan kandung empedu. Bagian dari sistem saraf (yang disebut sistem saraf enterik) dan peredaran darah juga berperan penting dalam sistem pencernaan.
  Organ sistem pencernaan dibagi menjadi tujuh macam yaitu: Rongga mulut, Faring, Esofagus, Lambung, Usus kecil, Usus besar, Roknum dan Anus.

3.2.  Saran
  Kita sebagai calon guru ABK, wajib mempelajari sistem pencernaan dimana nantinya kita dapat mengetahui makanan makanan apa saja yang dapat memberikan gizi yang baik untuk anak ABK, salah satunya anak Autis. Dimana terdapat lebih dari 60% anak autistik mempunyai sistem pencernaan yang kurang sempurna. Hal ini disebabkan oleh pola makan yang salah, infeksi bakteri, dan kelainan alat pencernaan.









DAFTAR PUSTAKA

Pratiwi, D. A, dkk. 2007. BIOLOGI . Jakarta : Penerbit Erlangga.
Winarno, dkk. 2009. Panduan Praktis Pemberian Makanan Bagi Anank dengan Autis. Jakarta : PT Gramedia Pusaka Utama.
.............................. . 2010. Sistem Pencernaan. (www.hmkuliah.wordpress.com) Di akses tanggal 01 Oktober 2014.
Dianti, Sri. .............. . Cara Kerja Sistem Pencernaan . (http://www.sridianti.com/) Diakses tanggal 25 September 2014.
Lestari, Ani. 2012. Sistem Pencernaan pada Manusia. (http://anilestari13.blogspot.com/) Diakses tanggal 20 September 2014.
Elkun, John. 2013. Enzim – Enzim pada Sistem Pencernaan. (http://akbarbudilaksono.blogspot.com/) Diakses tanggal 29 September 2014.
Satriya, Naufaldi Rafif. 2012. Macam – macam Gangguan atau Penyakit pada Sistem Pencernaan. (http://ilmu-duniadanakhirat.blogspot.com/) Diakses tanggal 29 September 2014.
Hadayani, Faras. 2010. Anak, Kok Ngiler Terus Sih? . Tabloid Nova Edisi 10 November 2010. (http://www.tabloidnova.com/) Diakses tanggal 08 Oktober 2014.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar