BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tubuh terbentuk atas banyak
jaringan dan organ, masing – masing dengan fungsinya yang khusus untuk
dilaksanakan. Dalam anatomi mempelajari berbagai susunan tubuh dan hubungan
bagian – bagiannya satu sama lain. Anatomi regional mempelajari menurut letak
geografis bagian tubuh. Dan setiap daerah misalnya lengan, tungkai, kepala,
dada dan seterusnya ternyata terdiri atas sejumlah struktur atau susunan yang
umum didapati pada semua region. Struktur itu ialah tulang, otot, saraf,
pembuluh darah dan seterusnya. Dengan dasar penelaahan seperti itu dijumpai
sejumlah sistem jaringan yang berbeda – beda.
Dari sejumlah jaringan yang
menjalankan fungsi yang sama akan membentuk suatu sistem organ. Sistem organ
tersebut antara lain sistem respirasi, sistem Pernapasan, sistem saraf dan
lainnya. Dalam makalah ini akan membahas secara detail tentang sistem
pencernaan. Organ apa saja yang terlibat dalam sistem pencernaan, hubungan
antara organ satu dengan organ lainnya dan bagaimana proses pencernaaan
tersebut terjadi mulai dari kerongkongan hingga keluar menjadi feses.
1.2. Rumusan Masalah
Dalam
penulisan makalah ini penulis akan merumuskan masalah sebagai berikut :
1.2.1.
Apa itu sistem
pencernaan?
1.2.2.
Bagaimana fungsi
dari sistem pencernaan?
1.2.3.
Organ apa saja yang
terlibat dalam sistem pencernaan?
1.2.4.
Bagaimana mekanisme
kerja dari sistem pencernaan?
1.2.5.
Adakah hubungan
sitem pencernaan dengan dunia Anak Berkebutuhan Khusus?
1.2.6.
Penyakit apa
sajakan yang berhubungan dengan sistem pencernaan?
1.3. Tujuan
Penulisan
makalah ini bertujuan untuk mengetahui :
1.3.1.
Pengertian dari sistem pencernaan
1.3.2.
Fungsi sistem pencernaan
1.3.3.
Organ yang terlibat dalam sistem pencernaan
1.3.4.
Mekanisme kerja dari sistem pencernaan
1.3.5.
Hubungan sistem pencernaan kaitannya dengan ABK.
1.3.6.
Penyakit yang berkaitan dengan sistem pencernaan.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi
Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan
(digestive system) bisa juga disebut gastrointestinal
adalah sistem yang
terdiri dari pencernaan saluran dan organ – organ lain yang membantu tubuh memecah dan
menyerap makanan.
Organ – organ dalam sistem pencernaan di luar saluran pencernaan (disebut organ pencernaan aksesori)
adalah lidah, kelenjar ludah, hati, pankreas dan kandung empedu. Bagian dari
sistem saraf (yang disebut sistem saraf
enterik) dan peredaran darah juga berperan penting dalam sistem pencernaan.

Saluran Pencernaan
|
Nama enzim dan fungsinya
|
Mulut (Kelenjar Ludah/Saliva)
|
1. Enzim
Ptialin (Amilase) berfungsi Memecah pati
menjadi Maltosa
|
Lambung
(Kelenjar Lambung)
|
1. Enzim
Renin berfungsi mengubah kaseinogen
menjadi kasein
2. Enzim
Pepsin berfungsi mengubah protein
menjadi proteosa, pepton dan polipeptida
|
Pankreas
(Saluran Pankreas)
|
1. Enzim
Karbohidrase Pankreas berfungsi untuk
mencerna amilum menjadi maltosa atau disakarida lainnya.
2. Enzim
Lipase Pankreas berfungsi
mengubah emulsi lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
3. Enzim
Tripsin berfungsi untuk mengubah protein
menjadi polipeptida
|
Usus (Kelenjar
Usus)
|
1. Enzim
Enterokinase (enzim khusus) berfungsi
untuk mengubahTripsinogen menjadi Tripsin yang
digunakan dalam saluran pangkreas
2. Enzim
Maltase berfungsi untuk mengubah Maltosa
menjadi Glukosa
3. Enzim
Laktase berfungsi untuk mengubah Laktosa
menjadi Glukosa dan Galaktosa
4. Enzim
Sukrase berfungsi untuk mengubah Sukrosa
menjadi Glukosa dan Fruktosa
5. Enzim
Paptidase berfungsi untuk mengubah
polipeptida menjadi asam amino
6. Enzim
Lipase berfungsi untuk mengubah Lemak
menjadi asam lemak dan Gliserol
|
2.2. Fungsi dari Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan melakukan beberapa fungsi yaitu
:
ü
Menghancurkan zat makanan (molekul makro) menjadi zat
terlarut (molekul mikro) sehingga zat makanan tersebut mudah diserap dan kemudian
dapat digunakan pada proses metabolisme di dalam tubuh.
ü
Mencerna atau memecah makanan dan
cairan menjadi bahan kimia yang lebih sederhana yang dapat diserap ke dalam
aliran darah dan disebarkan ke seluruh tubuh.
ü
Membuang produk sisa melalui ekskresi
feses.
2.3.
Organ Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan makanan pada manusia terdiri dari
beberapa organ, otot berongga yang
berawal dari mulut dan memanjang sampai ke anus. Organ tersebut meliputi
faring, esofagus, lambung, usus halus, dan usus besar, semuanya mempunyai
dinding yang tersusun dari beberapa lapisan. Berikut akan dibahas dari masing –
masing organ.
1. Rongga
Mulut
Di dalam rongga
mulut, terdapat gigi, lidah, dan kelenjar air liur (saliva).
a.
Gigi
terbentuk dari tulang gigi yang disebut dentin. Struktur gigi terdiri atas
mahkota gigi yang terletak diatas gusi, leher yang dikelilingi oleh gusi, dan
akar gigi yang tertanam dalam kekuatan – kekuatan rahang. Ada tiga macam gigi
manusia, yaitu gigi seri (insisor) yang
berguna untuk memotong makanan, gigi
taring (caninus) untuk mengoyak makanan, dan gigi geraham (molar) untuk mengunyah makanan.
b.
Lidah
Memiliki
peran mengatur letak makanan didalam mulut serta mengecap rasa makanan.
c.
Kelenjar Ludah
Fungsi
ludah adalah melumasi rongga mulut serta mencerna karbohidrat menjadi
disakarida.
2. Faring
·
Terdiri dari suatu
rongga yang memanjang dari dasar tengkorak ke esofagus. Pada
faring terdapat klep, yaitu epiglotis yang mengatur makanan agar tidak masuk ke
trakea (tenggorokan).
·
Membantu menelan
dengan mencengkeram makanan dan mengaduk – aduknya ke arah esofagus
·
Mempunyai epiglotis, suatu penutup berjaringan
ikat yang menutup trakea untuk mencegah aspirasi makanan
3. Esofagus
Merupakan
saluran yang menghubungkan antara rongga mulut dengan lambung. Pada ujung
saluran esophagus setelah mulut terdapat daerah yang disebut faring. Fungsi
esophagus adalah menyalurkan makanan ke lambung. Agar makanan dapat berjalan
sepanjang esophagus, terdapat gerakan peristaltik sehingga makanan dapat
berjalan menuju lambung.
4. Lambung
Lambung
adalah kelanjutan dari esophagus, berbentuk seperti kantung. Lambung Dinding
lambung disusun oleh otot – otot polos yang berfungsi
menggerus makanan secara mekanik melalui kontraksi otot – otot tersebut.
Ada
3 jenis otot polos yang menyusun lambung, yaitu otot memanjang, otot melingkar, dan otot menyerong. Otot lambung
berkontraksi mengaduk aduk bolus, memecahnya secara mekanis, dan mencampurnya
dengan getah lambung. Getah lambung mengandung HCl, enzim pepsin, dan renin.
HCl berfungsi untuk membunuh kuman – kuman yang masuk berasama
bolus akan mengaktifkan enzim pepsin. Pepsin berfungsi untuk mengubah protein
menjadi peptone. Renin berfungsi untuk menggumpalkan protein susu. Setelah
melalui pencernaan kimiawi di dalam lambung, bolus menjadi 4 bahan kekuningan
yang disebut kimus (bubur usus).
Kimus akan masuk sedikit demi sedikit ke dalam usus halus.
|
|
5. Usus
Halus
Getah
empedu dihasilkan oleh hati dan ditampung dalam kantung empedu. Getah empedu
disalurkan ke duodenum. Getah empedu berfungsi untuk menguraikan lemak menjadi
asam lemak dan gliserol. Selanjutnya pencernaan makanan dilanjutkan di jejunum.
Pada bagian ini terjadi pencernaan terakhir sebelum zat – zat makanan diserap.
Zat – zat makanan setelah melalui
jejunum menjadi bentuk yang siap diserap. Penyerapan zat-zat makanan terjadi di
ileum. Glukosa, vitamin yang larut dalam air, asam amino, dan mineral setelah
diserap oleh vili usus halus; akan dibawa oleh pembuluh darah dan diedarkan ke
seluruh tubuh. Asam lemak, gliserol, dan vitamin yang larut dalam lemak setelah
diserap oleh vili usus halus; akan dibawa oleh pembuluh getah bening dan
akhirnya masuk ke dalam pembuluh darah.
Senyawa yang dihasilkan oleh usus halus :
6. Usus
Besar
Merupakan
usus yang memiliki diameter lebih besar dari usus halus. Memiliki panjang 1,5
meter, dan berbentuk seperti huruf U terbalik. Usus besar dibagi menjadi 3
daerah, yaitu : Kolon asenden, Kolon Transversum, dan Kolon desenden.
Fungsi
kolon adalah :
a.
Menyerap air selama proses pencernaan.
b. Tempat
dihasilkannya vitamin K, dan vitamin H (Biotin) sebagai hasil simbiosis dengan
bakteri usus, misalnya E.coli.
c. Membentuk
massa feses
d. Mendorong
sisa makanan hasil pencernaan (feses) keluar dari tubuh.
7. Rektum
dan Anus
Merupakan
lubang tempat pembuangan feses dari tubuh. Sebelum dibuang lewat anus, feses
ditampung terlebih dahulu pada bagian rectum. Apabila feses sudah siap dibuang
maka otot spinkter rectum mengatur pembukaan dan penutupan anus. Otot spinkter
yang menyusun rektum ada 2, yaitu otot polos dan otot lurik.
1.
Hati
·
Terselubung dalam
kapsul berfibrosa pada kuadran kanan atas perut
·
Sebagian besar ditutupi
oleh omentum minor, lipatan
peritoneum, yang juga menempelkan hati ke kurvatura minor lambung
·
Arteri
hepatica, vena porta hepatica, duktus bilier
gabungan, dan vena hepatica berjalan melewati omentum minor
·
Mempunyai
lobulus-lobulus, suatu unit fungsional hati
-
Masing-masing terdiri
dari lempeng sel hati (hepatosit)
yang mengelilingi vena sentral dan berpencar keluar
-
Sinusoid,
suatu sistem kapiler hati, memisahkan
lempeng-lempeng ini
·
Mempunyai banyak fungsi
-
Memetabolisme karbohidrat,
lemak dan protein
-
Mendetoksifikasi darah
-
Mengubah ammonia
menjadi urea untuk diekresi
-
Mensintesis protein
plasma, asam amino nonesensial, vitamin dan nutrisi esensial.
-
Mensekresikan empedu-suatu cairan alkalin berwarna
kehijauan yang tersusun dari air, kolesterol, garam, empedu dan fosfolipid.
2. Duktus
·
Berperan mengangkut
empedu melewati saluran pencernaan
·
Empedu keluar dari hati melalui duktus bilier
(kanalikuli) yang bersatu dengan duktus hepatikus kanan dan kiri untuk
membentuk duktus hepatikus komunis.
·
Duktus hepatikus
komunis bergabung dengan duktus sistikus dari kandung empedu untuk membentuk
duktus bilier gabungan, yang menuju duodenum.
3. Empedu
·
Bekerja mengemulsi (memecah) lemak dan membantu
penyerapan asam lemak, kolesterol, dan lipid lainnya.
·
Disekresi terus –
menerus oleh hati
·
Produksinya dapat
meningkat karena rangsangan saraf vagus, pelepasan hormone sekretin,
peningkatan alirandarah dalam hati, dan adanya lemak didalam usus.
·
Dengan menggabungkan
garam empedu dengan pigmen empedu (biliverdin dan bilirudin, produk sisa dari
pemecahan sel darah merah) serta kolesterol, hati mendaur ulang sekitar 80%
garam empedu menjadi empedu.
4.
Kandung Empedu
·
Suatu organ berbentuk buah pir yang dilekatkan pada
permukaan ventral hati oleh duktus sistikus
·
Ditutupi oleh
peritoneum viseralis
·
Menyimpan dan
mengkonsentrasikan empedu yang dihasilkan hati
·
Melepaskan empedu ke
dalam duktus bilier gabungan (dibentuk oleh duktus sistikus dan duktus
hepatikus komunis) untuk dikeluarkan di duodenum sebagai respons terhadap
kontraksi dan relaksasi sfingter Oddi
5.
Pankreas
·
Suatu organ datar yang
terletak dibelakang lambung
·
Terdiri dari kepala,
badan dan ekor
·
Sel beta mensekresikan insulin untuk metabolism karbohidrat
(fungsi endokrin)
·
Sel alfa mensekresikan glucagon untuk merangsang glikogenolisis
didalam hati (fungsi endokrin)
·
Menghasilkan enzim yang
membantu pencernaan (fungsi eksorin)
·
Senyawa kimia yang
dihasilkan oleh pankreas :
2.4.
Mekanisme
sistem percernaan
Sistem
pencernaan manusia adalah urutan organ yang menggunakan secara mekanik dan
kimia untuk mengambil dalam makanan, memecahnya, mengekstrak nutrisi dan
energi, dan mengeluarkan produk limbah dalam bentuk urin dan feses.
Secara umum pencernaan manusia melalui dua tahap, yaitu
pencernaan fisik (mekanis) dan pencernaan kimiawi. Pencernaan fisik merupakan
proses perubahan molekul makanan yang berukuran besar menjadi berukuran kecil,
misalnya menghancurkan makanan dengan gigi atau dengan otot lambung. Sedangkan
pencernaan kimiawi adalah proses perubahan molekul – molekul bahan organik yang
ada dalam bahan makanan dari bentuk yang kompleks menjadi molekul yang
sederhana dengan bantuan enzim.
Pencernaan
dimulai dirongga mulut, tempat terjadi proses mengunyah (mastikasi), salvias (awal pencernaan pati), dan menelan (deglutisi).
Proses
menelan dimulai oleh suatu pola persafaran
-
Makanan yang didorong
kebelakang mulut merangsang area reseptor menelan yang mengelilingi rongga
faring.
-
Area reseptor ini
menghantarkan impuls ke otak melalui jalur sensorik saraf trimeginal dan
glosofaringeal
-
Pusat menelan diotak
(terletak dibatang otak) kemudian menghantarkan impuls motorik ke esophagus
melalui jalur saraf trigeminal , glosofaringeal, vagus dan hipoglosus,
menyebabkan terjadinya proses menelan.
Ketika seseorang menelan, sfingter
hipofaringeal pada bagian esofagus atas berelaksasi, memungkinkan makanan untuk
memasuki esophagus. Didalam esophagus, saraf glosofaringeal mengaktivasi gerak
peristaltic, yang menggerakkan makanan ke bawah menuju lambung. Kelenjar pada
lapisan mukosa esofagus mensekresikan mukus, yang melumasi bolus dan melindungi
membrane mukosa dari kerusakan akibat makanan yang belum dikunyah dengan
sempurna.
1. Fase
sefalik pencernaan
·
Ketika bolus makanan
berjalan kearah lambung, fase sefalik
sudah dimulai.
·
Pada fase ini, lambung
mensekresikan getah pencernaan (asam klorida [HCl] dan pepsin)
2. Fase
gastric pencernaan
·
Ketika makanan memasuki
lambung melewati sfingter kardia, dinding lambung meregang, merangsang perut
untuk melepaskan gastrin (memulai fase gastric)
·
Gastrin merangsang
fungsi motorik lambung dan sekresi getah lambung oleh kelenjar lambung
o Getah
lambung sangatlah asam (pH 0,9 sampai 1,5)
o Sekresi
pencernaan ini terutama mengandung pepsin, HCl, faktor intrinsic dan enzim
proteolitik
·
Kontraksi peristaltic
mengaduk makanan menjadi partikel-partikel kecil dan mencampurnya dengan getah
lambung, menghasilkan kimus.
·
Gelombang peristaltic
yang lebih kuat menggerakkan kimus menuju antrum, tempat kimus akan ditahan
oleh sfingter pylorus sebelum dilepaskan ke duodenum, yang memicu fase
intestinal dari proses pencernaan
3. Fase
intestinal pencernaan
·
Refleks
enterogastrik menyebabkan duodenum mengeluarkan
sekretin serta peptide penghambat lambung dan jejunum mensekresikan
kolesistokinin- semua menurunkan motilitas lambung.
·
Kontraksi usus dan
berbagai sekresi pencernaan memecah karbohidrat, protein dan lemak.
·
Nutrisi ini kemudian
dapat diserap kedalam aliran darah (bersama dengan air dan elektrolit),
sehingga dapat digunakan oleh tubuh
·
Tonjolan sirkular
mukosa usus (lipatan Kerckring)
ditutupi oleh vili, sehingga memperluas area permukaan untuk penyerapan
·
Usus besar melanjutkan
proses penyerapan
·
Escherichia
coli, Enterobacter aerogenes, Clostridium perfringens dan Lactobacillus bifidus
– semuanya ditemukan pada usus besar
dalam membantu sintesis
vitamin K dan memecah selulosa menjadi karbohidrat yang dapat digunakan.
Komponen
akhir dari sistem pencernaan usus besar atau usus, dubur, dan saluran kemih,
yang memisahkan materi cair dari materi padat dan mengirimkannya ke port keluar
masing – masing. Tentu saja, sistem
pencernaan manusia tidak 100% efisien, dan ada banyak nutrisi yang tersisa
dalam “limbah”, yang akan dikonsumsi gembira oleh bakteri atau dikirim melalui
sebuah pabrik pengolahan limbah.
2.5.
Hubungan
dengan Anak Berkebutuhan Khusus
1.
AUTIS
Menurut penenelitian Hovath dan Perman (2012), anak
dengan autis dapat mengalami gangguan pada saluran pencernaaan atas dan
pencernaan bawah. Permeabilitas usus dan aktivitas enzim pencernaan menurun.
Selain itu terdapat pula abnormalitas jaringan pada kerongkongan, perut, usus
kecil, dan kolon serta disfungsi kapasitas hati melakukan konjugasi.
Terdapat
lebih dari 60% anak autistik mempunyai sistem pencernaan yang kurang sempurna.
Makanan yang berasal susu sapi (casein) dan tepung terigu (gluten) tidak mampu
tercerna dengan sempurna. Hal ini terjadi karena protein dari kedua makanan
tersebut tidak semuanya berubah menjadi asam amino tetapi juga menjadi peptida
yang seharusnya dibuang lewat urin, akan tetapi pada anak autistik peptida ini
diserap kembali oleh tubuh dan masuk kedalam aliran darah, masuk ke otak dan
diubah oleh reseptor opioid menjadi morfin yaitu casomorfin dan gliadorphin
yang mempunyai efek merusak sel-sel otak dan membuat fungsi otak terganggu.
Fungsi otak yang terkena biasanya adalah fungsi kognitif, reseptif, atensi, dan
perilaku.
Anak dengan autis umumnya sering mengalami diare, sakit perut, konstipasi dan food intolerance. Oleh karena itu,
anak autis memerlukan cara khusus untuk mengatasi masalah pencernaaannya.
2.
TUNAGRAHITA
Anak dengan retardasi mental biasanya
sering ngiler atau tak dapat mengontrol air
liur yang keluar dari mulutnya. Hal ini terjadi karena koordinasi otot mulut yang tak baik mengakibatkan refleks menelan
yang seharusnya otomatis teratur jadi terganggu, sehingga membuatnya sering ngiler. Umumnya ngiler pada anak retardasi mental akan
terbawa hingga dewasa.
Lain hal bila si
anak tak mengalami retardasi mental namun ngiler, berarti ada sebab lain yang
harus dicari. Produksi air liur yang berlebihan sebenarnya
jarang terjadi. Seringnya malah penyakit yang menyebabkan berkurangnya air
liur. Misalnya, orang yang mengidap penyakit mumps atau gondongan. Gondongan menyerang kelenjar air
liur di pipi dan menimbulkan peradangan yang mengganggu aliran air ludah.
Akibatnya, mulut jadi kering. Jadi, jumlah air liurnya malah berkurang.
2.6.
Penyakit
yang berkaitan dengan Sistem Pencernaan
Gangguan pada
sistem pencernaan makanan dapat disebabkan oleh pola makan yang salah, infeksi
bakteri, dan kelainan alat pencernaan. Diantara nya adalah :
A.
Karies
pada Gigi (Dental Caries)
Orang mengenal karies gigi
sebagai "gigi berlubang". Lubang terbentuk karena lapisan email gigi
terkikis oleh asam yang dihasilkan oleh bakteri. Ketika sisa-sisa makanan
tertinggal di sela-sela gigi, sisa-sisa makanan tersebut akan menjadi media
pertumbuhan bakteri. Bakteri mencerna sisa makanan tersebut dan
menghasilkan asam. Asam inilah yang mengikis lapisan email gigi Jika lubang ini telah mencapai
bagian rongga pulpa, tempat jaringan saraf
dan pembuluh darah, gigi akan terasa sakit dan mengganggu. Untuk mencegahnya, gosoklah gigi
setelah makan.
B.
Radang
Usus Buntu (Appendicitis)
Radang usus buntu sering disebabkan oleh bakteri. Hal ini dapat
terjadi karena adanya penyumbatan usus buntu oleh tinja yang mengeras atau
zat – zat asing
lainnya (misalnya, biji-bijian). Appendicitis dapat menyebabkan usus buntu
bengkak, membusuk, dan pecah.
C.
Batu empedu
Batu
empedu adalah penyakit yang disebabkan oleh penyumbatan pada saluran
empedu. Hal ini terjadi karena adanya
endapan di saluran empedu. Akibatnya
fungsi kerja dari empedu akan terhambat.
D.
Disentri
Disentri disebabkan karena
infeksi bakteri atau amuba yang
tejadi di usus. Gejala
penyakit ini adalah buang air besar bercampur darah.
E. Diare
Apabila kim dari perut mengalir ke usus
terlalu cepat maka defekasi menjadi lebih sering dengan fases yang mengandung
banyak air. Keadaan seperti ini disebut diare. Penyebab diare antara lain
ansietas (stress), makanan tertentu atau organism perusak yang melukai dinding
usus. Diare dalam waktu lama menyebabkan hilangnya air dan garam-garam mineral,
sehingga terjadi dehidrasi.
F.
Konstipasi
(Sembelit)
Sembelit terjadi jika kim masuk ke usus
dengan sangat lambat. Akibatnya, air terlalu banyak diserap usus, maka feses menjadi
keras dan kering. Sembelit ini disebabkan karena kurang mengkonsumsi makanan
yang berupa tumbuhan berserat dan banyak mengkonsumsi daging.
G.
Tukak
Lambung (Ulkus)
Dinding lambung diselubungi mucus yang
di dalamnya juga terkandung enzim. Jika pertahanan mucus rusak, enzim
pencernaan akan memakan bagian-bagian kecil dari lapisan permukaan lambung.
Hasil dari kegiatan ini adalah terjadinya tukak lambung. Tukak lambung
menyebabkan berlubangnya dinding lambung sehingga isi lambung jatuh di rongga
perut. Sebagian besar tukak lambung ini disebabkan oleh infeksi bakteri jenis
tertentu.
Beberapa gangguan lain pada sistem
pencernaan antara lain sebagai berikut : Peritonitis merupakan peradangan pada
selaput perut (peritoneum). Gangguan lain adalah salah cerna akibat makan
makanan yang merangsang lambung, seperti alcohol dan cabe yang mengakibatkan
rasa nyeri yang disebut kolik.
Sedangkan produksi HCl yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya gesekan
pada dinding lambung dan usus halus sehingga timbul rasa nyeri yang disebut
tukak lambung. Gesekan akan lebih parah kalau lambung dalam keadaan kosong
akibat makan tidak teratur yang pada akhirnya akan mengakibatkan pendarahan
pada lambung. Gangguan lain pada lambung adalah gastritis atau peradangan pada
lambung. Dapat pula apendiks terinfeksi sehingga terjadi peradangan yang
disebut apendisitis.
H. Kolitis atau radang usus besar
BAB
III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Sistem
pencernaan (digestive system) bisa juga disebut gastrointestinal adalah sistem yang terdiri dari
pencernaan saluran dan organ – organ lain yang membantu tubuh memecah dan menyerap
makanan.
Organ – organ dalam sistem pencernaan di luar saluran pencernaan
(disebut organ pencernaan aksesori) adalah lidah, kelenjar ludah, hati,
pankreas dan kandung empedu. Bagian dari sistem saraf (yang disebut sistem
saraf enterik) dan peredaran darah juga berperan penting dalam sistem
pencernaan.
Organ
sistem pencernaan dibagi menjadi tujuh macam yaitu: Rongga mulut, Faring,
Esofagus, Lambung, Usus kecil, Usus besar, Roknum dan Anus.
3.2. Saran
Kita sebagai calon guru ABK, wajib
mempelajari sistem pencernaan dimana nantinya kita dapat mengetahui makanan
makanan apa saja yang dapat memberikan gizi yang baik untuk anak ABK, salah
satunya anak Autis. Dimana terdapat lebih dari 60% anak autistik mempunyai
sistem pencernaan yang kurang sempurna. Hal ini disebabkan oleh pola makan yang
salah, infeksi bakteri, dan kelainan alat pencernaan.
DAFTAR PUSTAKA
Pratiwi, D. A, dkk. 2007. BIOLOGI . Jakarta : Penerbit Erlangga.
Winarno, dkk. 2009. Panduan
Praktis Pemberian Makanan Bagi Anank dengan Autis. Jakarta : PT Gramedia
Pusaka Utama.
.............................. . 2010. Sistem Pencernaan.
(www.hmkuliah.wordpress.com) Di akses tanggal 01 Oktober 2014.
Dianti, Sri. .............. . Cara Kerja Sistem
Pencernaan . (http://www.sridianti.com/) Diakses tanggal 25 September 2014.
Lestari, Ani. 2012. Sistem Pencernaan pada Manusia. (http://anilestari13.blogspot.com/) Diakses tanggal 20 September 2014.
Elkun, John. 2013. Enzim – Enzim pada Sistem Pencernaan. (http://akbarbudilaksono.blogspot.com/) Diakses tanggal 29 September 2014.
Satriya, Naufaldi Rafif. 2012. Macam – macam Gangguan
atau Penyakit pada Sistem Pencernaan. (http://ilmu-duniadanakhirat.blogspot.com/) Diakses
tanggal 29 September 2014.
Hadayani, Faras. 2010. Anak, Kok Ngiler Terus Sih? . Tabloid Nova Edisi 10 November 2010.
(http://www.tabloidnova.com/) Diakses tanggal 08 Oktober 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar