BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap tahun para
pendidik diminta untuk membuat soal ujian yang bertujuan untuk melihat hasil
proses belajar mengajar. Membuat soal ujian bukanlah hal yang sulit, karena
hanya merangkai kata-kata tanya yang berisi materi pembelajaran, sesuai Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar/SKL yang ada. Tetapi pada kenyataannya tidak
semua pendidik mudah, cepat dan tepat dalam membuat soal ujian yang baik. Soal
yang kurang baik itu diantaranya menggunakan tata bahasa yang kurang jelas,
pilihan jawaban panjangnya tidak sama, soal berikutnya bergantung pada jawaban
soal sebelumnya, dan pilihan jawaban yang berupa angka ditulis acak atau tidak
berurutan.
Bahkan pendidik yang
sudah berpengalaman pun terkadang saat soal yang disusunnya ditelaah oleh orang
lain yang berkompeten masih ditemukan beberapa kesalahan. masih ditemukan
beberapa soal yang perlu direvisi karena gambar pendukung soal dipersepsikan
berbeda oleh pembaca soal, pilihan jawaban yang menunjuk ke kunci jawaban,
serta pokok soal yang kurang jelas.
Semua dapat diatasi
asalkan pendidik bisa melakukan langkah-langkah penyusunan soal dan memenuhi
kaidah-kaidah dalam penyusunan soal yang baik. Setiap langkah dalam penyusunan
soal tersebut harus dilaksanakan dengan baik dan cermat menurut pedoman yang
ditetapkan. Oleh karena itu, makalah ini dibuat agar pembaca mengetahui
langkah-langkah penulisan soal yang baik dan benar.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah
prinsip penulisan soal?
2. Bagaimanakah
langkah-langkah menulis soal?
3. Bagaimana
penyusunan butir-butir soal tertulis, uraian dan pilihan ganda?
4. Bagaimana
penyusunan kisi-kisi soal?
5. Bagaimana
merumuskan indikator soal?
C. Tujuan
1. Mengetahui
prinsip-prinsip dalam penulisan soal
2. Mengetahui
langkah-langkah menulis soal
3. Mengetahui
cara penyusunan butir-butir soal tertulis, uraian dan pilihan ganda
4. Mengetahui
penyusunan kisi-kisi soal
5. Mengetahui
cara merumuskan indikator soal
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Prinsip-prinsip Penulisan Soal
1. Valid :
mengujikan materi/kompetensi
yang tepat
2. Reliable :
konsisten hasil
pengukurannya
3. Fair
(tidak merugikan pihak tertentu) :
·
Jujur (honesty) :
- tingkat kesukaran soal =
kemampuan siswa,
- tidak menjebak,
- materi yang diujikan
sesuai dengan jenis tes dan bentuk soal yang digunakan,
- menetapkan penskoran
yang tepat.
·
Seimbang (balance) :
- materi yang diujikan
sesuai dengan materi yang diajarkan,
- waktu mengerjakan soal
sesuai,
- mengurutkan soal dari
yang mudah – sukar,
- mengurutkan level kognitif
dari yang rendah – tinggi,
- mengurutkan atau
mengelompokkan jenis bentuk soal yang digunakan.
·
Organisasi
- jelas petunjuk dan
perintahnya,
- urutan materi dalam tes
= urutan materi yang diajarkan,
- lay out
soal jelas dan mudah dibaca,
- berpenampilan
profesional.
4. Transparan : harus jelas apa yang
akan diujikan, tugasnya, dan kriteria penskorannya.
5. Autentik : harus hasil kerja siswa
dan sesuai dengan dunia riil (nyata).
B. Langkah-langkah Menulis Soal
Agar
soal yang disiapkan oleh setiap guru menghasilkan bahan ulangan/ujian yang
sahih dan handal, maka harus dilakukan langkah-langkah berikut, yaitu:
1.
menentukan tujuan tes,
2.
menentukan kompetensi yang akan diujikan,
3.
menentukan materi yang diujikan,
4.
menetapkan penyebaran butir soal berdasarkan kompetensi,
materi, dan bentuk penilaiannya (tes tertulis: bentuk pilihan ganda, uraian; dan
tes praktik),
5.
menyusun kisi-kisinya,
6.
menulis butir soal dan menyusun pedoman penskorannya atau
kunci jawabannya
7.
memvalidasi butir soal atau menelaah secara kualitatif,
dan mengecek kebenaran kunci jawabannya,
8.
merakit soal menjadi perangkat tes (termasuk
merandom kunci jawabannya untuk bentuk objektif),
9.
uji coba butir soal,
10. analisis butir
soal secara kuantitatif dari data empirik hasil uji coba, dan
11. perbaikan soal
berdasarkan hasil analisis.
C.
Penyusunan Butir Soal Tes Tertulis
Penulisan
butir soal tes tertulis merupakan suatu kegiatan yang sangat penting dalam
penyiapan bahan ulangan/ujian. Setiap butir soal yang ditulis harus berdasarkan
rumusan indikator soal yang sudah disusun dalam kisi-kisi dan berdasarkan
kaidah penulisan soal bentuk obyektif dan kaidah penulisan soal uraian.
Penggunaan
bentuk soal yang tepat dalam tes tertulis, sangat tergantung pada
perilaku/kompetensi yang akan diukur. Ada kompetensi yang lebih tepat
diukur/ditanyakan dengan menggunakan tes tertulis dengan bentuk soal uraian,
ada pula kompetensi yang lebih tepat diukur dengan menggunakan tes tertulis
dengan bentuk soal objektif. Bentuk tes tertulis pilihan ganda maupun uraian
memiliki kelebihan dan kelemahan satu sama lain.
Keunggulan
soal bentuk pilihan ganda di antaranya adalah dapat mengukur kemampuan/perilaku
secara objektif, sedangkan untuk soal uraian di antaranya adalah dapat mengukur
kemampuan mengorganisasikan gagasan dan menyatakan jawabannya menurut kata-kata
atau kalimat sendiri. Kelemahan soal bentuk pilihan ganda di antaranya adalah
sulit menyusun pengecohnya, sedangkan untuk soal uraian di antaranya adalah
sulit menyusun pedoman penskorannya.
1.
Penyusunan
soal bentuk uraian
Menulis soal bentuk uraian diperlukan ketepatan dan
kelengkapan dalam merumuskannya. Ketepatan yang dimaksud adalah bahwa materi
yang ditanyakan tepat diujikan dengan bentuk uraian, yaitu menuntut peserta
didik untuk mengorganisasikan gagasan dengan cara mengemukakan atau
mengekspresikan gagasan secara tertulis dengan menggunakan kata-katanya
sendiri. Adapun kelengkapan yang dimaksud adalah kelengkapan perilaku yang
diukur yang digunakan untuk menetapkan aspek yang dinilai dalam pedoman
penskorannya. Hal yang paling sulit dalam penulisan soal bentuk uraian adalah
menyusun pedoman penskorannya. Penulis soal harus dapat merumuskan
setepat-tepatnya pedoman penskorannya karena kelemahan bentuk soal uraian
terletak pada tingkat subyektivitas penskorannya. Agar soal yang disusun bermutu baik, maka penulis
soal harus memperhatikan kaidah penulisannya.
2.
Penyusunan
soal bentuk pilihan ganda
Menulis soal bentuk pilihan ganda sangat diperlukan
keterampilan dan ketelitian. Hal yang paling sulit dilakukan dalam menulis soal
bentuk pilihan ganda adalah menuliskan pengecohnya. Pengecoh yang baik adalah
pengecoh yang tingkat kerumitan atau tingkat kesederhanaan, serta
panjang-pendeknya relatif sama dengan kunci jawaban. Oleh karena itu, untuk
memudahkan dalam penulisan soal bentuk pilihan ganda, maka dalam penulisannya
perlu mengikuti langkah-langkah berikut, langkah pertama adalah menuliskan
pokok soalnya, langkah kedua menuliskan kunci jawabannya, langkah ketiga
menuliskan pengecohnya.
Soal bentuk pilihan ganda merupakan soal yang telah
disediakan pilihan jawabannya. Peserta didik yang mengerjakan soal hanya
memilih satu jawaban yang benar dari pilihan jawaban yang disediakan. Soalnya
mencakup: (1) dasar pertanyaan/stimulus (bila ada), (2) pokok soal (stem), (3)
pilihan jawaban yang terdiri atas: kunci jawaban dan pengecoh.
D. Penyusunan Kisi-kisi Soal
Kisi-kisi (test blue-print atau table of specification) merupakan
deskripsi kompetensi dan materi yang akan diujikan. Kisi-kisi adalah suatu format
(matriks) yang memuat informasi yang dapat dijadikan pedoman untuk menulis tes
atau merakit tes. Hal tersebut berkenaan kemampuan
siswa tentang penguasaan materi yang telah diajarkan oleh guru agar proses
penyusunan dan pembuatan soal tidak melencencng jauh dari materi yang telah
diajarkan.
Kisi-kisi berisi ruang lingkup dan isi materi yang akan diujikan. Tujuan penyusunan kisi-kisi adalah untuk menentukan ruang lingkup
dan sebagai petunjuk dalam menulis soal.
Kegunaan kisi-kisi:
1. sebagai pedoman dalam penulisan tes
(soal),
2. untuk mengarahkan dan memudahkan
penulisan soal.
Kisi-kisi
yang baik harus memenuhi persyaratan berikut ini:
1. kisi-kisi harus dapat mewakili isi silabus/kurikulum atau materi yang telah
diajarkan secara tepat dan proporsional,
2. komponen-komponennya diuraikan secara jelas dan mudah dipahami,
3. materi yang hendak
ditanyakan dijadikan sebagai soal
Pemilihan materi dalam penyusunan
kisi-kisi hendaknya memperhatikan aspek-aspek
sebagai berikut:
1. Urgensi, secara teoretis
materi yang akan diujikan mutlak harus dikuasai siswa;
2. Relevansi,
materi yang dipilih sangat diperlukan untuk mempelajari atau memahami bidang
lain;
3. Kontinuitas,
materi yang dipilih merupakan materi lanjutan atau pendalaman materi dari yang
sebelumnya pernah.
E. Cara Merumuskan Indikator Soal
Indikator dalam
kisi-kisi merupakan pedoman dalam merumuskan soal yang dikehendaki. Kegiatan
perumusan indikator soal merupakan bagian dari kegiatan penyusunan kisi-kisi.
Untuk merumuskan indikator dengan tepat, guru harus memperhatikan materi yang
akan diujikan, indikator pembelajaran, kompetensi dasar, dan standar
kompetensi. Indikator yang baik dirumuskan secara singkat dan jelas. Syarat
indikator yang baik:
1. menggunakan kata kerja
operasional (perilaku khusus) yang tepat,
2. menggunakan satu kata
kerja operasional untuk soal objektif, dan satu atau lebih kata kerja
operasional untuk soal uraian/tes perbuatan,
3. dapat dibuatkan soal
atau pengecohnya (untuk soal pilihan ganda).
Ada dua model penulisan
indikator. Model pertama adalah menempatkan kondisinya di awal kalimat. Model
pertama ini digunakan untuk soal yang disertai dengan dasar pernyataan
(stimulus), misalnya berupa sebuah kalimat, paragraf, gambar, denah, grafik,
kasus, atau lainnya, sedangkan model yang kedua adalah menempatkan peserta
didik dan perilaku yang harus ditampilkan di awal kalimat. Model yang kedua ini
digunakan untuk soal yang tidak disertai dengan dasar pertanyaan (stimulus).
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Untuk mengetahui
seberapa jauh dan hasil siswa dalam mencapai tujuan yang diharapkan setelah
menjalani proses pembelajaran, maka guru melakukan tes prestasi siswa. Didalam
menulis soal guru hendaknya memperhatikan langkah-langkah, prinsip-prinsip, dan
kaidah-kaidah penulisan soal atau tes agar tidak terjadi mal praktek. Selain
itu, guru sebaiknya harus bisa menjadi guru yang profesional khususnya dalam
penulisan butir soal sehingga mutu pendidikan dalam evaluasi pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2005. Dasar-Dasar Evaluasi
Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara.
Purwanto,
Ngalim. 1986. Prinsip-
Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remadja Karya
Sudijono, Anas. 2001. Pengantar Evaluasi
Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Jaya.
Wagiran.
2008. Evaluasi Pembelajaran (Power Point). Semarang: -----------
Prof.
Dr. A. Muri Yusuf, M.Pd. 1998. Dasar-Dasar dan Teknik Evaluasi Pendidikan.
Padang; FIP IKIP Padang.
Dr.
Suharsimi Arikunto. 1997. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta; Bumi
Aksara.
Subekti,
Mukodas Arif. 2011. Evaluasi Pembelajaran,
(Online), (http://odazzander.blogspot.com/2011/09/evaluasi-pembelajaran.html,
diakses 8 Maret 2015)
Rozak.
2014. Evaluasi Pembelajaran,
(Online), (http://www.slideshare.net/ojak13/evaluasi-pembelajaran-41080665,
diakses 8 Maret 2015)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar