Jumat, 05 Februari 2016

penulisan soal

BAB 1
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Setiap tahun para pendidik diminta untuk membuat soal ujian yang bertujuan untuk melihat hasil proses belajar mengajar. Membuat soal ujian bukanlah hal yang sulit, karena hanya merangkai kata-kata tanya yang berisi materi pembelajaran, sesuai Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar/SKL yang ada. Tetapi pada kenyataannya tidak semua pendidik mudah, cepat dan tepat dalam membuat soal ujian yang baik. Soal yang kurang baik itu diantaranya menggunakan tata bahasa yang kurang jelas, pilihan jawaban panjangnya tidak sama, soal berikutnya bergantung pada jawaban soal sebelumnya, dan pilihan jawaban yang berupa angka ditulis acak atau tidak berurutan.

Bahkan pendidik yang sudah berpengalaman pun terkadang saat soal yang disusunnya ditelaah oleh orang lain yang berkompeten masih ditemukan beberapa kesalahan. masih ditemukan beberapa soal yang perlu direvisi karena gambar pendukung soal dipersepsikan berbeda oleh pembaca soal, pilihan jawaban yang menunjuk ke kunci jawaban, serta pokok soal yang kurang jelas.

Semua dapat diatasi asalkan pendidik bisa melakukan langkah-langkah penyusunan soal dan memenuhi kaidah-kaidah dalam penyusunan soal yang baik. Setiap langkah dalam penyusunan soal tersebut harus dilaksanakan dengan baik dan cermat menurut pedoman yang ditetapkan. Oleh karena itu, makalah ini dibuat agar pembaca mengetahui langkah-langkah penulisan soal yang baik dan benar.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimanakah prinsip penulisan soal?
2.      Bagaimanakah langkah-langkah menulis soal?
3.      Bagaimana penyusunan butir-butir soal tertulis, uraian dan pilihan ganda?
4.      Bagaimana penyusunan kisi-kisi soal?
5.      Bagaimana merumuskan indikator soal?
C.     Tujuan
1.      Mengetahui prinsip-prinsip dalam penulisan soal
2.      Mengetahui langkah-langkah menulis soal
3.      Mengetahui cara penyusunan butir-butir soal tertulis, uraian dan pilihan ganda
4.      Mengetahui penyusunan kisi-kisi soal
5.      Mengetahui cara merumuskan indikator soal


























BAB 2
PEMBAHASAN

A.    Prinsip-prinsip Penulisan Soal
1.   Valid                 : mengujikan materi/kompetensi yang tepat
2.   Reliable             : konsisten hasil pengukurannya
3.   Fair (tidak merugikan pihak tertentu)   :
·      Jujur (honesty) :
-       tingkat kesukaran soal = kemampuan siswa,
-       tidak menjebak,
-       materi yang diujikan sesuai dengan jenis tes dan bentuk soal yang digunakan,
-       menetapkan penskoran yang tepat.
·      Seimbang (balance) :
-       materi yang diujikan sesuai dengan materi yang diajarkan,
-       waktu mengerjakan soal sesuai,
-       mengurutkan soal dari yang mudah – sukar,
-       mengurutkan level kognitif dari yang rendah – tinggi,
-       mengurutkan atau mengelompokkan jenis bentuk soal yang digunakan.
·      Organisasi
-       jelas petunjuk dan perintahnya,
-       urutan materi dalam tes = urutan materi yang diajarkan,
-       lay out soal jelas dan mudah dibaca,
-       berpenampilan profesional.
4.   Transparan        : harus jelas apa yang akan diujikan, tugasnya, dan kriteria penskorannya.
5.   Autentik           : harus hasil kerja siswa dan sesuai dengan dunia riil (nyata).

B.     Langkah-langkah Menulis Soal
Agar soal yang disiapkan oleh setiap guru menghasilkan bahan ulangan/ujian yang sahih dan handal, maka harus dilakukan langkah-langkah berikut, yaitu:
1.      menentukan tujuan tes,
2.      menentukan kompetensi yang akan diujikan,
3.      menentukan materi yang diujikan,
4.      menetapkan penyebaran butir soal berdasarkan kompetensi, materi, dan bentuk penilaiannya (tes tertulis: bentuk pilihan ganda, uraian; dan tes praktik),
5.      menyusun kisi-kisinya,
6.      menulis butir soal dan menyusun pedoman penskorannya atau kunci jawabannya
7.      memvalidasi butir soal atau menelaah secara kualitatif, dan mengecek kebenaran kunci jawabannya,
8.      merakit soal menjadi perangkat tes (termasuk merandom kunci jawabannya untuk bentuk objektif),
9.      uji coba butir soal,
10.  analisis butir soal secara kuantitatif dari data empirik hasil uji coba, dan
11.  perbaikan soal berdasarkan hasil analisis.

C.     Penyusunan Butir Soal Tes Tertulis
Penulisan butir soal tes tertulis merupakan suatu kegiatan yang sangat penting dalam penyiapan bahan ulangan/ujian. Setiap butir soal yang ditulis harus berdasarkan rumusan indikator soal yang sudah disusun dalam kisi-kisi dan berdasarkan kaidah penulisan soal bentuk obyektif dan kaidah penulisan soal uraian.
Penggunaan bentuk soal yang tepat dalam tes tertulis, sangat tergantung pada perilaku/kompetensi yang akan diukur. Ada kompetensi yang lebih tepat diukur/ditanyakan dengan menggunakan tes tertulis dengan bentuk soal uraian, ada pula kompetensi yang lebih tepat diukur dengan menggunakan tes tertulis dengan bentuk soal objektif. Bentuk tes tertulis pilihan ganda maupun uraian memiliki kelebihan dan kelemahan satu sama lain.
Keunggulan soal bentuk pilihan ganda di antaranya adalah dapat mengukur kemampuan/perilaku secara objektif, sedangkan untuk soal uraian di antaranya adalah dapat mengukur kemampuan mengorganisasikan gagasan dan menyatakan jawabannya menurut kata-kata atau kalimat sendiri. Kelemahan soal bentuk pilihan ganda di antaranya adalah sulit menyusun pengecohnya, sedangkan untuk soal uraian di antaranya adalah sulit menyusun pedoman penskorannya.

1.   Penyusunan soal bentuk uraian
Menulis soal bentuk uraian diperlukan ketepatan dan kelengkapan dalam merumuskannya. Ketepatan yang dimaksud adalah bahwa materi yang ditanyakan tepat diujikan dengan bentuk uraian, yaitu menuntut peserta didik untuk mengorganisasikan gagasan dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan gagasan secara tertulis dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Adapun kelengkapan yang dimaksud adalah kelengkapan perilaku yang diukur yang digunakan untuk menetapkan aspek yang dinilai dalam pedoman penskorannya. Hal yang paling sulit dalam penulisan soal bentuk uraian adalah menyusun pedoman penskorannya. Penulis soal harus dapat merumuskan setepat-tepatnya pedoman penskorannya karena kelemahan bentuk soal uraian terletak pada tingkat subyektivitas penskorannya. Agar soal yang disusun bermutu baik, maka penulis soal harus memperhatikan kaidah penulisannya.

2.   Penyusunan soal bentuk pilihan ganda
Menulis soal bentuk pilihan ganda sangat diperlukan keterampilan dan ketelitian. Hal yang paling sulit dilakukan dalam menulis soal bentuk pilihan ganda adalah menuliskan pengecohnya. Pengecoh yang baik adalah pengecoh yang tingkat kerumitan atau tingkat kesederhanaan, serta panjang-pendeknya relatif sama dengan kunci jawaban. Oleh karena itu, untuk memudahkan dalam penulisan soal bentuk pilihan ganda, maka dalam penulisannya perlu mengikuti langkah-langkah berikut, langkah pertama adalah menuliskan pokok soalnya, langkah kedua menuliskan kunci jawabannya, langkah ketiga menuliskan pengecohnya.
Soal bentuk pilihan ganda merupakan soal yang telah disediakan pilihan jawabannya. Peserta didik yang mengerjakan soal hanya memilih satu jawaban yang benar dari pilihan jawaban yang disediakan. Soalnya mencakup: (1) dasar pertanyaan/stimulus (bila ada), (2) pokok soal (stem), (3) pilihan jawaban yang terdiri atas: kunci jawaban dan pengecoh.




D.    Penyusunan Kisi-kisi Soal
Kisi-kisi (test blue-print atau table of specification) merupakan deskripsi kompetensi dan materi yang akan diujikan. Kisi-kisi adalah suatu format (matriks) yang memuat informasi yang dapat dijadikan pedoman untuk menulis tes atau merakit tes. Hal tersebut berkenaan kemampuan siswa tentang penguasaan materi yang telah diajarkan oleh guru agar proses penyusunan dan pembuatan soal tidak melencencng jauh dari materi yang telah diajarkan. Kisi-kisi berisi ruang lingkup dan isi materi yang akan diujikan. Tujuan penyusunan kisi-kisi adalah untuk menentukan ruang lingkup dan sebagai petunjuk dalam menulis soal.
Kegunaan kisi-kisi:
1.   sebagai pedoman dalam penulisan tes (soal),
2.   untuk mengarahkan dan memudahkan penulisan soal.

Kisi-kisi yang baik harus memenuhi persyaratan berikut ini:
1.   kisi-kisi harus dapat mewakili isi silabus/kurikulum atau materi yang telah diajarkan secara tepat dan proporsional,
2.   komponen-komponennya diuraikan secara jelas dan mudah dipahami,
3.   materi yang hendak ditanyakan dijadikan sebagai soal

Pemilihan materi dalam penyusunan kisi-kisi hendaknya memperhatikan aspek-aspek sebagai berikut:
1.   Urgensi, secara teoretis materi yang akan diujikan mutlak harus dikuasai siswa;
2.   Relevansi, materi yang dipilih sangat diperlukan untuk mempelajari atau memahami bidang lain;
3.   Kontinuitas, materi yang dipilih merupakan materi lanjutan atau pendalaman materi dari yang sebelumnya pernah.

E.     Cara Merumuskan Indikator Soal
Indikator dalam kisi-kisi merupakan pedoman dalam merumuskan soal yang dikehendaki. Kegiatan perumusan indikator soal merupakan bagian dari kegiatan penyusunan kisi-kisi. Untuk merumuskan indikator dengan tepat, guru harus memperhatikan materi yang akan diujikan, indikator pembelajaran, kompetensi dasar, dan standar kompetensi. Indikator yang baik dirumuskan secara singkat dan jelas. Syarat indikator yang baik:
1.      menggunakan kata kerja operasional (perilaku khusus) yang tepat,
2.      menggunakan satu kata kerja operasional untuk soal objektif, dan satu atau lebih kata kerja operasional untuk soal uraian/tes perbuatan,
3.      dapat dibuatkan soal atau pengecohnya (untuk soal pilihan ganda).

Ada dua model penulisan indikator. Model pertama adalah menempatkan kondisinya di awal kalimat. Model pertama ini digunakan untuk soal yang disertai dengan dasar pernyataan (stimulus), misalnya berupa sebuah kalimat, paragraf, gambar, denah, grafik, kasus, atau lainnya, sedangkan model yang kedua adalah menempatkan peserta didik dan perilaku yang harus ditampilkan di awal kalimat. Model yang kedua ini digunakan untuk soal yang tidak disertai dengan dasar pertanyaan (stimulus).


















BAB 3
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Untuk mengetahui seberapa jauh dan hasil siswa dalam mencapai tujuan yang diharapkan setelah menjalani proses pembelajaran, maka guru melakukan tes prestasi siswa. Didalam menulis soal guru hendaknya memperhatikan langkah-langkah, prinsip-prinsip, dan kaidah-kaidah penulisan soal atau tes agar tidak terjadi mal praktek. Selain itu, guru sebaiknya harus bisa menjadi guru yang profesional khususnya dalam penulisan butir soal sehingga mutu pendidikan dalam evaluasi pembelajaran.



DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2005. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara.
Purwanto, Ngalim. 1986. Prinsip- Prinsip dan  Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remadja Karya
Sudijono, Anas. 2001. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Jaya.
Wagiran. 2008. Evaluasi Pembelajaran (Power Point)Semarang: -----------
Prof. Dr. A. Muri Yusuf, M.Pd. 1998. Dasar-Dasar dan Teknik Evaluasi Pendidikan. Padang; FIP IKIP Padang.
Dr. Suharsimi Arikunto. 1997. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta; Bumi Aksara.
Subekti, Mukodas Arif. 2011. Evaluasi Pembelajaran, (Online), (http://odazzander.blogspot.com/2011/09/evaluasi-pembelajaran.html, diakses 8 Maret 2015)
Rozak. 2014. Evaluasi Pembelajaran, (Online), (http://www.slideshare.net/ojak13/evaluasi-pembelajaran-41080665, diakses 8 Maret 2015)

                               


Tidak ada komentar:

Posting Komentar