BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Setiap makhluk hidup pastilah mengalami suatu proses
yang dinamakan pertumbuhan dan perkembangan. Manusia juga mengalami proses
perkembangan, dari yang
awalnya mereka tidak bisa apa-apa kemudian terus berkembang hingga titik
maksimum kemudian manusia akan mengalami namanya penurunan. Dan proses yang
terjadi pada manusia tersebut dibagi menjadi beberapa masa yaitu masa dari
sebelum lahir (prenatal), masa bayi, masa kanak-kanak, masa remaja, dan masa dewasa. Diantara semua masa tersebut masa
remaja adalah masa yang tidak jelas. Hal itu karena pada masa remaja tidak
termasuk golongan anak, tetapi tidak pula termasuk golongan orang dewasa. Remaja masih belum mampu untuk
menguasai fungsi-fungsi fisik maupun psikisnya.
Masa remaja dibagi menjadi masa remaja awal, masa
remaja pertengahan, dan masa remaja akhir. Karena remaja mempunyai tempat yang
tidak begitu jelas kini akan dibahas apakah masa remaja itu. Terlebih dahulu
akan dibahas mengenai masa remaja awal dimana pada tahap ini anak mulai berpindah masa yaitu dari masa anak-anak
menuju masa remaja. Dari hal terebut maka akan kita cari tahu apa perbedaan
masa anak-anak dengan masa remaja.
1.2
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian masa remaja awal ?
2.
Bagaimana periode masa remaja awal?
3.
Bagaimana
ciri-ciri
masa remaja awal?
4.
Bagaimana perkembangan yang terjadi pada
remaja awal?
5.
Apa saja permasalahan masa remaja awal?
6.
Faktor apa sajakah yang dapat
mempengaruhi perkembangan masa remaja awal?
1.3
Tujuan
1
Untuk mengetahui masa remaja awal.
2
Untuk mengetahui periode masa remaja awal.
3
Untuk mengetahui ciri-ciri masa remaja awal.
4
Untuk mengetahui perkembangan yang
terjadi pada remaja awal.
5
Apa saja permasalahan masa remaja awal?
6
Untuk mengetahui faktor yang dapat
mempengaruhi perkembangan masa remaja awal.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Masa Remaja Awal
Menurut Hurlock (1973) masa
remaja awal merupakan masa transisi, dimana usianya berkisar antara 13 sampai
16 tahun atau yang biasa disebut dengan usia belasan yang tidak menyenangkan,
dimana terjadi juga perubahan pada dirinya baik secara fisik, psikis, maupun
secara sosial.
Dengan demikian, awal masa remaja berlangsung kira-kira dari umur 13 tahun sampai 16 atau 17 tahun, dan
akhir masa remaja bermula
dari umur 16 atau 17 tahun sampai 18 tahun, yaitu usia matang secara hukum.
Awal masa remaja biasanya
disebut sebagai “usia belasan,” kadang-kadang bahkan disebut “usia belasan yang
tidak menyenangkan”.Meskipun remaja yang lebih tua sebenarnya mulai
tergolong “anak belasan tahun,” sampai ia mencapai usia 21 tahun, namun istilah
belasan tahun yang secara populer dihubungkan dengan pola perilaku khas Remaja
muda jarang dikenakan pada Remaja yang lebih tua. Biasanya disebut “ pemuda“
atau “pemudi” atau malahan disebut “kaulamuda” yang menunjukkan bahwa
masyarakat belum melihat adanya perilaku yang matang selama awal masa
Remaja.
Lazimnya masa Remaja dianggap mulai pada saat anak secara seksual menjadi
matang dan berakhir saat ia mencapai usia matang secara hukum. Namun,
penelitian tentang perubahan perilaku , sikap dan nilai-nilai sepanjang masa
Remaja tidak hanya menunjukkan bahwa setiap perubahan terjadi lebih
cepat pada awal masa Remaja daripada tahap akhir masa Remaja, tetapi
juga menunjukkan bahwa perilaku, sikap dan nilai-nilai pada awal masa Remaja
berbeda dengan pada akhir masa Remaja. Dengan demikian secara umum masa
Remaja dibagi menjadi dua bagian ,yaitu awal masa Remaja
dan akhir masa Remaja.
Garis pemisah antara awal masa Remaja dan akhir masa Remaja terletak
kira-kira disekitar usia 17 tahun; usia saat mana rata-rata setiap
Remaja memasuki sekolah menengah tingkat atas. Ketika Remaja duduk
dikelas terakhir, biasanya orang tua menganggapnya hampir dewasa dan berada
diambang perbatasan untuk memasuki dunia kerja orang dewasa, melanjutkan ke
pendidikan tinggi atau menerima pelatihan kerja tertentu..Status disekolah juga
membuat Remaja sadar akan tanggung jawab yang sebelumnya belum pernah
terpikirkan kesadaran akan setatus formal yang baru, baik di rumah
maupun di sekolah yang mendorong sebagian besar Remaja untuk berperilaku lebih
matang.
Karena rata-rata laki-laki lebih lambat matang daripada anak
perempuan , maka laki-laki mengalami periode awal masa Remaja yang lebih
singkat maskipun pada usia 18 tahun ia sudah dianggap dewasa, seperti
halnya anak perempuan. akibatnya, seringkali laki-laki tampak kurang matang
untuk usianya dibandingkan dengan perempuan. Namun, dengan adanya status yang
lebih matang di rumah dan di sekolah, biasanya laki-laki cepat menyesuaikan
diri dan menunjukkan perilaku yang lebih matang, yang sangat berbeda dengan
perilaku Remaja yang lebih muda.
2.2 Periode pada Masa Remaja
1) Masa
remaja adalah masa pencarian identitas diri.
Pada periode ini, konformitas terhadap kelompok sebaya
memiliki peran penting bagi remaja. Mereka mencoba mencari identitas diri
dengan berpakaian, berbicara dan berperilaku sebisa mungkin sama dengan
kelompoknya. Salh satu cara remaja untuk meyakinkan dirinya yaitu dengan
menggunakan simbol status, seperti mobil, pakaian dan benda-benda lainnya yang
dapat dilihat oleh orang lain.
2)
Masa remaja sebagai periode yang
paling penting.
Periode
ini dianggap sebagai masa penting karena memiliki dampak langsung dan dampak
jangka panjang dari apa yang terjadi pada masa ini. Selain itu, periode ini pun
memiliki dampak penting terhadap perkembangan fisik dan psikologis individu,
dimana terjadi perkembangan fisik dan psikologis yang cepat dan penting.
Kondisi inilah yang menuntut individu untuk bisa menyesuaikan diri secara
mental dan melihat pentingnya menetapkan suatu sikap, nilai-nilai dan minta
yang baru.
3) Masa remaja adalah masa
peralihan.
Periode
ini menuntut seorang anak untuk meninggalkan sifat-sifat kekanak-kanakannya dan
harus mempelajari pola-pola perilaku dan sikap-sikap baru untuk menggantikan
dan meninggalkan pola-pola perilaku sebelumnya. Selama peralihan dalam periode
ini, seringkali seseorang merasa bingung dan tidak jelas mengenai peran yang
dituntut oleh lingkungan. Misalnya, pada saat individu menampilkan perilaku
anak-anak maka mereka akan diminta untuk berperilaku sesuai dengan usianya,
namun pada kebalikannya jika individu mencoba untuk berperilaku seperti orang
dewasa sering dikatakan bahwa mereka berperilaku terlalu dewasa untuk usianya.
Beberapa transisi yang dihadapi pada masa remaja diantaranya:
a. Transisi dalam emosi.
Beberapa transisi yang dihadapi pada masa remaja diantaranya:
a. Transisi dalam emosi.
Ciri utama remaja adalah peningkatan kehidupan emosinya,
dalam arti sangat peka, mudah tersinggung perasaannya. Remaja dikatakan
berhasil melalui masa transisi emosi apabila ia berhasil mengendalikan diri dan
mengekspresikan emosi sesuai dengan kelaziman pada lingkungan sosialnya tanpa
mengabaikan keperluan dirinya.
b. Transisi dalam
sosialisasi.
Pada masa remaja hal yang penting dalam proses
sosialisasinya adalah hubungan dengan teman sebaya , baik sejenis maupun lawan
jenis.
c. Transisi dalam agama
Sering terjadi remaja yang kurang rajin melaksanakan
ibadah seperti pada masa kanak-kanak. Hal tersebut bukan karena melunturnya
kepercayaan terhadap agama, tetapi timbul keraguan remaja terhadap agama yang
dianutnya sebagai akibat perkembangan berfikirnya yang mulai kritis.
d. Transisi dalam hubungan keluarga
Dalam satu keluarga yang terdapat anak remaja, sulit
terjadi hubungan yang harmonis dalam keluarga tersebut. Keadaan ini disebabkan
remaja yang banyak menentang orang tua dan biasanya cepat menjadi marah.
Sedangkan orang tua biasanya kurang memahami ciri tersebut sebagai ciri yang
wajar pada remaja.
e. Transisi dalam moralitas
Pada masa remaja terjadi peralihan moralitas dari
moralitas anak ke moralitas remaja yang meliputi perubahan sikap dan
nilai-nilai yang mendasari pembentukan konsep moralnya. Sehingga sesuai dengan
moralitas dewasa serta mampu mengendalikan tingkah lakunya sendiri.
4) Masa
remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan.
Adanya
stereotipe yang menganggap remaja sebagai masa yang tidak rapi, tidak dapat
dipercaya dan merusak. Hal ini menimbulkan ketakutan pada remaja jika bersama
orang dewasa. Karena hal ini sudah melekat pada sebagian besar orang dewasa
pada umumnya.
5) Masa
remaja sebagai masa yang tidak realistik.
Remaja mempunyai
pandangan bahwa dunia sebagai sesuai keinginannya dan tidak sebagai mana
kenyataanya, oleh karena hal tersebut remaja meninggi emosinya apabila gagal
dan disakiti hatinya. Remaja lambat laun akan mengerti secara rasional dan
realistik sesuai bertambahnya pengalamannya.
6)
Masa remaja adalah periode
perubahan.
Perubahan
yang terjadi pada periode ini berlangsung secara cepat, peubahan fisik yang
cepat membawa konsekuensi terjadinya perubahan sikap dan perilaku yang juga
cepat.
2.3 Ciri-ciri Masa Remaja Awal
Seperti halnya dengan semua periode yang penting semua tentang kehidupan,
namun kadar kepentinganya berbeda-beda. Ada beberapa periode yang lebih penting
daripada beberapa periode lainnya, karena akibatnya yang langsung terhadap
sikap dan perileku, dan ada lagi yang penting karena akibat-akibat jangka panjangnya.
Pada periode Remaja, baik akibat langsung maupun akibat jangka panjang tetap
penting. Ada periode yang penting karena akibat fisik dan ada lagi karena
akibat pisikologis . Pada periode Remaja kedua-duanya sama – sama penting.
Ciri-ciri
masa remaja awal, diantaranya yaitu:
Ø
Mulai cemas dan bingung tentang perubahan
fisiknya
Ø
Memperhatikan penampilan
Ø
Sikapnya tidak menentu/plin-plan
Ø
Suka berkelompok dengan teman sebaya dan senasib
Ø
Pertumbuhan Fisik yang sangat cepat
Ø
Emosinya tidak stabil
Ø
Perkembangan Seksual sangat menonjol
Ø
Cara berfikirnya bersifat kausalitas (hukum
sebab akibat)
Ø
Terikat erat dengan kelompoknya
Status mereka
tidak hanya sulit ditentukan, tetapi juga membingungkan. Perlakuan orang tua
terhadap mereka sering berganti-ganti. Orang tua ragu memberikan tanggungjawab
dengan alasan mereka masih “kanak-kanak”. Tetapi saat mereka
bertingkah kekanak-kanakan, mereka mendapat teguran sebagai “orang
dewasa”. Karena itu, mereka bingung akan status mereka.
Dapat disimpulkan bahwa setiap perubahan
fisik yang dialami remaja akan mengakibatkan dirinya dapat menyesuaikan diri
terhadap lingkungan baik secara penuh atau hanya sebagian.Melalui ciri-ciri
remaja awal tersebut diharapkan orang tua dapat memahami perubahan yang terjadi
pada anaknya dan membantunya untuk berkembang menjadi remaja yang baik serta
turut menjelaskan kebingungan yang sering dialami remaja pada masa awal ini
baik mengenai keadaan fisik maupun psikis remaja dengan adanya kerja sama yang
baik dengan orang tua maka perkembangan masa remaja awal ini akan berlagsung
dengan baik dan tidak ada penyimpangan dari remaja berkat pengetahuan yang
diberikan oleh orang tua yang cukup sebagai bekal remaja menuju masa
selanjutnya.
2.4
Perkembangan Yang Terjadi
Pada Remaja Awal
1)
Perkembangan
Fisik dan Psikomotorik
Ø Laju
perkembangan sangat cepat.
Ø Proporsi
ukuran tinggi dan berat badan sering kurang seimbang.
Ø Munculnya
ciri-ciri skunder (tumbuh bulu pada pubic region, dsb)
Ø Aktif
dalam berbagai jenis permainan/aktifitas.
Dengan
demikian, yang dimaksud dengan perkembangan fisik adalah perubahan-perubahan pada tubuh,
otak, kapasitas sensoris dan ketrampilan motorik (Papalia & Olds, 2001).
Perubahan pada tubuh ditandai
dengan pertambahan tinggi dan berat tubuh, pertumbuhan tulang dan otot,
dankematangan organ seksual dan fungsi reproduksi. Tubuh remaja mulai beralih dari
tubuh kanak-kanak yang cirinya adalah pertumbuhan menjadi tubuh orang dewasa
yang cirinya adalah kematangan. Perubahan fisik otak sehingga strukturnya semakin
sempurna meningkatkan kemampuan kognitif (Piaget dalam Papalia dan Olds, 2001).
2)
Perkembangan
Bahasa dan Perilaku Kognitif
Ø Perkembangan
bahasa sandi dan mulai tertarik bahasa asing.
Ø Lebih
bersifat realisme kritis.
Ø Mampu
mengoprasikan kaidah-kaidah logika formal.
Ø Bakat
(aptitudes) mulai menunjukkan kecenderungan-kecenderungan lebih jelas.
Ø Cenderung
berpikir dan bertindak “here and now”.
Menurut Piaget
(dalam Santrock, 2001), seorang remaja termotivasi untuk memahami dunia karena perilaku
adaptasi secara biologis mereka. Dalam pandangan Piaget, remaja secara aktif membangun
dunia kognitif mereka, dimana informasi yang didapatkan tidak langsung diterima
begitu saja kedalam skema kognitif mereka. Remaja sudah mampu membedakan antara
hal-hal atau ide-ide yang lebih penting dibanding ide lainnya, lalu remaja juga
menghubungkan ide-ide tersebut.Seorang remaja tidak saja mengorganisasikan apa
yang dialami dan diamati, tetapi remaja mampu mengolah cara berpikir mereka sehingga
memunculkan suatu ide baru.
Perkembangan kognitif adalah perubahan kemampuan
mental seperti belajar, memori, menalar, berpikir, dan bahasa.Piaget (dalam Papalia
& Olds, 2001) mengemukakan bahwa pada masa remaja terjadi kematangan kognitif,
yaitu interaksi dari struktur otak yang telah sempurna dan lingkungan sosial
yang semakin luas untuk eksperimentasi memungkinkan remaja untuk berpikir abstrak.
Piaget menyebut tahap perkembangan kognitif ini sebagai tahap operasi formal
(dalam Papalia & Olds, 2001).
Tahap formal operations adalah suatu tahap dimana seseorang
sudah mampu berpikir secara abstrak. Seorang remaja tidak lagi terbatas pada hal-hal
yang aktual, serta pengalaman yang benar-benar terjadi. Dengan mencapai tahap operasi
formal remaja dapat berpikir dengan fleksibel dan kompleks. Seorang remaja mampu
menemukan alternative jawaban atau penjelasan tentang suatu hal. Berbeda dengan
seorang anak yang baru mencapai tahap operasi konkret yang hanya mampu memikirkan
satu penjelasan untuk suatu hal. Hal ini memungkinkan remaja berpikir secara hipotetis.
Remaja sudah mampu memikirkan suatu situasi yang masih berupa rencana atau suatu
bayangan (Santrock, 2001).Remaja dapat memahami bahwa tindakan yang dilakukan pada
saat ini dapat memiliki efek pada masa yang akan datang. Dengan demikian,
seorang remaja mampu memperkirakan konsekuensi dari tindakannya, termasuk adanya
kemungkinan yang dapat membahayakan dirinya.
Pada tahap ini, remaja juga sudah mulai mampu berspekulasi
tentang sesuatu, dimana mereka sudah mulai membayangkan sesuatu yang diinginkan
dimasa depan. Perkembangan kognitif yang terjadi pada remaja juga dapat dilihat
dari kemampuan seorang remaja untuk berpikir lebih logis. Remaja sudah mulai mempunyai
pola berpikir sebagai peneliti, dimana mereka mampu membuat suatu perencanaan untuk
mencapai suatu tujuan dimasa depan (Santrock, 2001).
Salah satu bagian perkembangan kognitif masa kanak-kanak
yang belum sepenuhnya ditinggalkan oleh remaja adalah kecenderungan cara berpikir
egosentrisme (Piaget dalam Papalia & Olds, 2001). Yang dimaksud dengan
egosentrisme disini adalah “ketidakmampuan melihat suatu hal dari sudut pandang
orang lain” (Papalia dan Olds, 2001). Elkind (dalam Beyth-Marometal., 1993;
dalam Papalia & Olds, 2001) mengungkapkan salah satu bentuk cara berpikir egosentrisme
yang dikenal dengan istilah personal fabel.
Pendapat Elkind bahwa remaja memiliki semacam perasaan
invulnerability yaitu keyakinan bahwa diri mereka tidak mungkin mengalami kejadian
yang membahayakan diri, merupakan kutipan yang popular dalam penjelasan berkaitan
perilaku berisiko yang dilakukan remaja (Beyth-Marom, dkk., 1993). Umumnya dikemukakan
bahwa remaja biasanya dipandang memiliki keyakinan yang tidak realistis yaitu bahwa
mereka dapat melakukan perilaku yang dipandang berbahaya tanpa kemungkinan mengalami
bahaya itu.
Beyth-Marom, dkk (1993) kemudian membuktikan bahwa ternyata
baik remaja maupun orang dewasa memiliki kemungkinan yang sama untuk melakukan atau
tidak melakukan perilaku yang berisikomerusakdiri (self-destructive). Mereka juga
mengemukakan adanya derajat yang sama antara remaja dan orang dewasa dalam mempersepsi
self-invulnerability. Dengan demikian, kecenderungan melakukan perilaku berisiko
dan kecenderungan mempersepsidiri invulnerable menurut Beyth-Marom, dkk, pada remaja
dan orang dewasa adalah sama.
3)
Perkembangan
Perilaku Sosial, Emosional, Moralitas, dan Religius
Ø Diawali
dengan kecenderungan ambivalen dalam berteman.
Ø Kebergantungan
pada teman sebaya dan semangat komformitas.
Ø Reaksi-reaksi
dan ekspresi emosi masih labil dan belum terkendali dengan baik.
Ø Mengidentifikasi
diri dengan tokoh moralitas yang diidolakan.
Ø Muncul
perilaku yang skeptis pada agama.
Ø Masih
mencari dan mencoba menemukan pegangan hidup.
Perkembangan
social pada masa remaja lebih melibatkan kelompok teman sebaya dibanding orang
tua (Conger, 1991 Papalia & Olds, 2001). Dibanding pada masa kanak-kanak,
remaja lebih banyak melakukan kegiatan diluar rumah seperti kegiatan sekolah,
ekstrakurikuler dan bermain dengan teman (Conger, 1991; Papalia & Olds,
2001).Dengan demikian, pada masa remaja peran kelompok teman sebaya adalah besar.
Pada diri remaja,
pengaruh lingkungan dalam menentukan perilaku diakui cukup kuat. Walaupun remaja
telah mencapai tahap perkembangan kognitif yang memadai untuk menentukan tindakannya
sendiri, namun penentuan diri remaja dalam berperilaku banyak dipengaruhi oleh tekanan
dari kelompok teman sebaya (Conger, 1991).
Kelompok teman sebaya diakui dapat mempengaruhi pertimbangan dan keputusan seorang remaja tentang perilakunya
(Beyth-Marometal., 1993; Conger, 1991; Deaux, et al, 1993; Papalia& Olds,
2001). Conger (1991) dan Papalia& Olds (2001) mengemukakan bahwa kelompok teman sebaya merupakan sumber referensi utama bagi remaja dalam hal persepsi dan sikap
yang berkaitan dengan gaya hidup. Bagi remaja, teman-teman menjadi sumber informasi
misalnya mengenai bagaimana cara berpakaian yang menarik, music atau film apa
yang bagus, dan sebagainya (Conger, 1991).
4)
Perkembangan
Kepribadian
Yang dimaksud dengan perkembangan kepribadian adalah perubahan cara individu
berhubungan dengan dunia dan menyatakan
emosi secara unik, sedangkan perkembangan social berarti perubahan dalam berhubungan dengan orang lain
(Papalia& Olds, 2001). Perkembangan kepribadian yang penting pada
masa remaja adalah pencarian identitas diri. Yang dimaksud dengan pencarian identitas diri adalah proses menjadi seorang yang unik dengan
peran
yang penting dalam hidup (Erikson dalam Papalia & Olds, 2001)
2.5
Permasalahan Pada Masa Remaja Awal
1.
Perkembangan Fisik dan Motorik
Pada remaja ditandai dengan adanya
pertumbuhan fisik yang cepat. Keadaan fisik dipandang sebagai hal yang penting
pada remaja. Ketika perkembangan fisik tumbuh tidak sesuai dengan harapan,
dapat menyebabkan anak kurang percaya diri. Kecanggungan bergaul antar remaja
bahkan dengan orang dewasa sekalipun. Self rejection karena self image tidak
sesuai dengan self reality. Pada remaja kadang-kadang self image terlalu tinggi
atau jauh dari self reality. Gejala emosional seperti rasa malu saat
menstruasi. Pemuasaan biologi yang tidak tepat. Perkembangan fisik-hormonal dan
hormonal yang cepat menimbulkan goncangan: “masa badai dan topan”
2.
Perkembangan kognitif
Masa remaja ditandai dengan
perkembangan intelektual yang sangat pesat. Apabila perkembangan intelektualnya
berkembang dengan baik, maka perkembangan kognitif anak akan berkembang dengan
baik. Ketika perkembangan kognitif tidak sesuai dengan harapan, dapat
menyebabkan anak kurang percaya diri.dan dapat menimbulkan: cenderung benci terhadap pelajaran
dan gurunya. Ketidakselarasan antara bakat, minat dan kemampuan, terutama pada
anak yang berpikir “here and now” dalam mengambil keputusan hidup. Sangat
rentan dengan pemikiran-pemikiran “sesat” tetapi dasar logika berpikir kuat. Dengan
berkembangnya kognitif pada masa remaja sangat kaya idealisme, pencari
idola,rasa ingin tahu, dan ingin diakui-dihargai. Dan jika tidak terfasilitasi
maka dapat menimbulkan permasalahan.
3.
Perkembangan perilaku sosial
Masa remaja disebut sebagai
masa sosial (kehausan sosial) yang ditandai dengan adanya keinginan untuk
bergaul dan diterima dilingkungan kelompok sebayanya (peer group) . Apabila
remaja dapat diterima di kelompok teman sebayanya, maka dia akan merasa bangga
dan kehormatan dalam dirinya. Penolakan dari peer group dapat menimbulkan
frustasi menjadikan dia isolated dan merasa rendah diri. Permaslahan yang
mungkin muncul : Munculnya perilaku antisosial pada remaja. Mudah terlibat
dalam kegiatan masa. Ikatan solidaritas, nilai, dan tradisi sebaya sangat kuat.
Jika melakukan penyesuaian sosial sangat mungkin konformitas sosial mereka
mengarah kepada kelompok sebaya yang berisiko tinggi.
4.
Perkembangan kepribadian dan
emosional
Dalam pencarian identitas diri,
remaja suka coba-coba. Apabila remaja suka mencoba hal baru yang baik, seperti
mengikuti kegiatan ekstrakulikuler di sekolah dan mengikuti kegiatan sanggar
diluar. Apabila mereka gagal dalam menemukan identitas dirinya, dia akan
mengalami krisis identitas. Dan akan merasa tertekan dan justru menjadi orang
yang lebih agresif. Permasalahan yang mungkin muncul : Konflik dengan orang tua.
Penyalah gunaan napza. Mudah digerakan dalam perilaku destruktif. Seks bebas.
2.6
Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Masa Remaja Awal.
1. Keluarga
Keluarga
sangat berperan penting dalam mempengaruhi tumbuh kembang remaja. Dimana orang
tua akan mengarahkan anaknya untuk hal-hal yang positif. Tidak ada atau
kurangnya interaksi dengan keluarga dapat menimbulkan permaslahan karena anak
akan mencari jalan sendiri dalam memecahkan permasalahan yang mereka hadapi. Di
salah satu study di Amerika para ilmuan telah meneliti bagaimana seorang tua
mensejahterakan keluarganya dengan pendapatan yang minimal serta bertukar
pikiran, bercerita, dan berbicara dengan anaknya mempunyai dampak yang amat
membanggakan yaitu berhubungan dengan peningkatan nilai IQ anak yang sangat
drastis. Sebagai seorang orang tua mereka seharusnya memberikan beberapa
pendidikan seperti : Pendidikan Agama, Pendidikan Moral, Pendidikan Seksual.
2. Lingkungan sosial
Lingkungan
sosial sangat berpengaruh penting dalam pembentukan dan perkembangan
kepribadian anak remaja. Dimana anak mulai belajar mengenai sosialisasi dengan
lingkungan sekitas dan mereka mencari jati diri dengan melakukan pengamatan
lingkungan sekitar. Apabila lingkungan anak remaja tersebut dalam kondisi yang
tidak kondusif dan membawa pengaruh yang negatif dapat menciptakan anak remaja
yang sulit diatur atau mempunyai sifat merusak dan memberontak.
3. Nutrisi
Dalam
proses perkembangan nutrisi sangat berpengaruh dalam pencapaian maturitas
organ, misalkan untuk tumbuh kembang seks kelamin sekunder dibutuhkan beberapa
nutrisi seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Apabila kita
kekurangan dari lima macam nutrisi di atas maka akan berpengaruh terhadap
tumbuh kembang remaja. Jumlah nutrien dalam makanan harus cukup untuk memenuhi
kebutuhan tubuh akan energi dan sintesis sel.
4.
Etnik
dan Budaya
Kebudayaan
merupakan salah satu hal yang sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang
remaja, misalnya budaya barat dengan budaya timur. Di mana budaya timur sangat
terkenal dengan kesopanan, keramahan, dan tutur kata yang halus. Hal ini akan
memberikan efek yang positif bagi remaja dalam menjalani proses perkembangan,
penemuan jati diri mereka yang positif pula. Sebaliknya, budaya barat
mengajarkan tentang seks bebas, berpakaian yang kurang sopan, minum-minuman
yang mana ini semua akan berpengaruh terhadap tingkah laku remaja yang
menyimpang.
5.
Pola
Hidup
Aktivitas
Fisik (misal olahraga)
·
Membantu Proses Pelepasan growth hormone
Produksi
growth hormone dipengaruhi oleh beberapa faktor mencakup olahraga, stres,
nutrisi, tidur, dan growth hormone itu sendiri. Kontrol yang paling utama dari
pelepasan growth hormone adalah 2 hormon peptida hipotalamus, yaitu GHRH
(growth hormone releasing hormone), yang menstimulasi sintesis dan sekresi
growth hormone, dan somatostatin untuk menghambat pelepasan GH dalam memberikan
respon kepada GHRH serta stimulasi lain seperti rendahnya konsentrasi gula
darah. Sekresi GH juga melibatkan bagian lengkung umpan balik negatif yang
melibatkan IGF-1(insulin-like growth factor-1). Tingginya level IGF-1 dalam
darah mengarah pada penurunan sekresi GH tidak hanya dengan menekan secara
langsung lactotroph, tetapi juga menstimulasi pelepasan somatostatin dari
hipotalamus. GH juga memberikan umpan balik penghambatan sekresi GHRH dan
kemungkinan mempunyai efek inhibitor secara langsung (autkrin) dalam sekresi
dari lactotroph. Integrasi semua faktor yang berpengaruh pada sintesis hormon
pertumbuhan dan sekresi yang memicu pada pola lonjakan pelepasan hormon.
Konsentrasi basal GH dalam darah sangat rendah. Pada anak-anak dan dewasa muda,
periode paling intes dalam pelepasan hormone pertumbuhan itu sejenak setelah terjadinya
tidur dalam.
·
Mengurangi
Risiko Penyakit Metabolik
Dengan
adanya aktivitas fisik seperti olahraga maka akan mengurangi risiko
penyakit-penyakit metabolik seperti, diabetes mellitus, obesitas.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Remaja
merupakan nilai penting yang harus diperhatikan dalam kehidupan karena remaja
mempunyai ciri-ciri yang sangat mencolok baik fisik ataupun psikis. Remaja
merupakan masa-masa transisi peralihan antara masa kanak-kanak ke masa dewasa
dan itu sangat dampak sifat dan perilakunya dan pengaruh pada orang-orang yang
ada disekitarnya dan perkembangannya mengarahkan dalam bentuk kemandirian dan
kematangan dalam berfikir.
3.2 Saran
Dalam
perkembangan remaja merupakan salah satu perjalanan yang bisa mempengaruhi
dalam kehidupannya, oleh sebab itu butuh arahan serta didikan agar bisa
melewati masa-masa transisi itu dengan baik dalam fisik maupun psikis sehingga
bisa mengatasi dan mengaplikasikan perubahan-perubahan itu dalam kehidupan
sehari-hari.Sayangnya kita memperhatikan kehidupan Remaja karena yang
jelas mayoritas keluarga menerima dan menanggapi kehidupan Remaja agar supaya
mereka bisa menerima dan lebih memahami kehidupan masa Remaja yang itu
berpengaruh sekali bagi keluarga dan masyarakat umum.
DAFTAR PUSTAKA
Dr.H.Syamsu Yusuf LN., M.Pd Pisikologi
perkembangan,Anak dan Remaja., PT Remaja Rosdakarya, Bandung
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi
Perkembangan, PT Erlangga, Jakarta
Prof. Dr. Sarlito Wirawan Saryono Psikologi
Remaja, , PT Raja Grafindo Persada, Jakarta
Budiman
Nandang.2012. Bahan Ajar Perkembangan Individu [pdf], (http://file.upi.edu ,
diakses 29 Maret 2014)
Budiman
Nandang, 2012. Perkembangan Remaja dan Permasalahannya [pdf], (http://file.upi.edu , diakses 29 Maret 2014)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar