Minggu, 07 Februari 2016

perkembangan pada remaja awal

BAB I
PENDAHULUAN
1.1             Latar Belakang
Setiap makhluk hidup pastilah mengalami suatu proses yang dinamakan pertumbuhan dan perkembangan. Manusia juga mengalami proses perkembangan, dari yang awalnya mereka tidak bisa apa-apa kemudian terus berkembang hingga titik maksimum kemudian manusia akan mengalami namanya penurunan. Dan proses yang terjadi pada manusia tersebut dibagi menjadi beberapa masa yaitu masa dari sebelum lahir (prenatal), masa bayi, masa kanak-kanak, masa remaja, dan masa dewasa. Diantara semua masa tersebut masa remaja adalah masa yang tidak jelas. Hal itu karena pada masa remaja tidak termasuk golongan anak, tetapi tidak pula termasuk golongan orang dewasa. Remaja masih belum mampu untuk menguasai fungsi-fungsi fisik maupun psikisnya.
Masa remaja dibagi menjadi masa remaja awal, masa remaja pertengahan, dan masa remaja akhir. Karena remaja mempunyai tempat yang tidak begitu jelas kini akan dibahas apakah masa remaja itu. Terlebih dahulu akan dibahas mengenai masa remaja awal dimana pada tahap ini anak mulai berpindah masa yaitu dari masa anak-anak menuju masa remaja. Dari hal terebut maka akan kita cari tahu apa perbedaan masa anak-anak dengan masa remaja.

1.2             Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian  masa remaja awal ?
2.      Bagaimana periode masa remaja awal?
3.      Bagaimana ciri-ciri masa remaja awal?
4.      Bagaimana perkembangan yang terjadi pada remaja awal?
5.      Apa saja permasalahan masa remaja awal?
6.      Faktor apa sajakah yang dapat mempengaruhi perkembangan masa remaja awal?

1.3             Tujuan
1        Untuk mengetahui masa remaja awal.
2        Untuk mengetahui periode masa remaja awal.
3        Untuk mengetahui ciri-ciri masa remaja awal.
4        Untuk mengetahui perkembangan yang terjadi pada remaja awal.
5        Apa saja permasalahan masa remaja awal?
6        Untuk mengetahui faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan masa remaja awal.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Masa Remaja Awal
Menurut Hurlock (1973) masa remaja awal merupakan masa transisi, dimana usianya berkisar antara 13 sampai 16 tahun atau yang biasa disebut dengan usia belasan yang tidak menyenangkan, dimana terjadi juga perubahan pada dirinya baik secara fisik, psikis, maupun secara sosial.
Dengan demikian, awal masa remaja berlangsung kira-kira dari umur 13 tahun sampai 16 atau 17 tahun, dan akhir masa remaja bermula dari umur 16 atau 17 tahun sampai 18 tahun, yaitu usia matang secara hukum. Awal masa remaja biasanya disebut sebagai “usia belasan,” kadang-kadang bahkan disebut “usia belasan yang tidak menyenangkan”.Meskipun remaja yang lebih tua sebenarnya mulai tergolong “anak belasan tahun,” sampai ia mencapai usia 21 tahun, namun istilah belasan tahun yang secara populer dihubungkan dengan pola perilaku khas Remaja muda jarang dikenakan pada Remaja yang lebih tua. Biasanya disebut “ pemuda“ atau “pemudi” atau malahan disebut “kaulamuda” yang menunjukkan bahwa masyarakat belum melihat adanya perilaku yang matang selama awal masa Remaja.
Lazimnya masa Remaja dianggap mulai pada saat anak secara seksual menjadi matang dan berakhir saat ia mencapai usia matang secara hukum. Namun, penelitian tentang perubahan perilaku , sikap dan nilai-nilai sepanjang masa Remaja tidak hanya menunjukkan bahwa setiap perubahan terjadi lebih cepat pada awal masa Remaja daripada tahap akhir masa Remaja, tetapi juga menunjukkan bahwa perilaku, sikap dan nilai-nilai pada awal masa Remaja berbeda dengan pada akhir masa Remaja. Dengan demikian secara umum masa Remaja dibagi menjadi dua bagian ,yaitu awal masa Remaja dan akhir masa Remaja.
Garis pemisah antara awal masa Remaja dan akhir masa Remaja terletak kira-kira disekitar usia 17 tahun; usia saat mana rata-rata setiap Remaja memasuki sekolah menengah tingkat atas. Ketika Remaja duduk dikelas terakhir, biasanya orang tua menganggapnya hampir dewasa dan berada diambang perbatasan untuk memasuki dunia kerja orang dewasa, melanjutkan ke pendidikan tinggi atau menerima pelatihan kerja tertentu..Status disekolah juga membuat Remaja sadar akan tanggung jawab yang sebelumnya belum pernah terpikirkan kesadaran akan setatus formal yang baru, baik di rumah maupun di sekolah yang mendorong sebagian besar Remaja untuk berperilaku lebih matang.
Karena rata-rata laki-laki lebih lambat matang daripada anak perempuan , maka laki-laki mengalami periode awal masa Remaja yang lebih singkat maskipun pada usia 18 tahun ia sudah dianggap dewasa, seperti halnya anak perempuan. akibatnya, seringkali laki-laki tampak kurang matang untuk usianya dibandingkan dengan perempuan. Namun, dengan adanya status yang lebih matang di rumah dan di sekolah, biasanya laki-laki cepat menyesuaikan diri dan menunjukkan perilaku yang lebih matang, yang sangat berbeda dengan perilaku Remaja yang lebih muda.
2.2 Periode pada Masa Remaja
1)      Masa remaja adalah masa pencarian identitas diri.
            Pada periode ini, konformitas terhadap kelompok sebaya memiliki peran penting bagi remaja. Mereka mencoba mencari identitas diri dengan berpakaian, berbicara dan berperilaku sebisa mungkin sama dengan kelompoknya. Salh satu cara remaja untuk meyakinkan dirinya yaitu dengan menggunakan simbol status, seperti mobil, pakaian dan benda-benda lainnya yang dapat dilihat oleh orang lain.

2)      Masa remaja sebagai periode yang paling penting.
            Periode ini dianggap sebagai masa penting karena memiliki dampak langsung dan dampak jangka panjang dari apa yang terjadi pada masa ini. Selain itu, periode ini pun memiliki dampak penting terhadap perkembangan fisik dan psikologis individu, dimana terjadi perkembangan fisik dan psikologis yang cepat dan penting. Kondisi inilah yang menuntut individu untuk bisa menyesuaikan diri secara mental dan melihat pentingnya menetapkan suatu sikap, nilai-nilai dan minta yang baru.

3)       Masa remaja adalah masa peralihan.
            Periode ini menuntut seorang anak untuk meninggalkan sifat-sifat kekanak-kanakannya dan harus mempelajari pola-pola perilaku dan sikap-sikap baru untuk menggantikan dan meninggalkan pola-pola perilaku sebelumnya. Selama peralihan dalam periode ini, seringkali seseorang merasa bingung dan tidak jelas mengenai peran yang dituntut oleh lingkungan. Misalnya, pada saat individu menampilkan perilaku anak-anak maka mereka akan diminta untuk berperilaku sesuai dengan usianya, namun pada kebalikannya jika individu mencoba untuk berperilaku seperti orang dewasa sering dikatakan bahwa mereka berperilaku terlalu dewasa untuk usianya.
Beberapa transisi yang dihadapi pada masa remaja diantaranya:
a. Transisi dalam emosi.
Ciri utama remaja adalah peningkatan kehidupan emosinya, dalam arti sangat peka, mudah tersinggung perasaannya. Remaja dikatakan berhasil melalui masa transisi emosi apabila ia berhasil mengendalikan diri dan mengekspresikan emosi sesuai dengan kelaziman pada lingkungan sosialnya tanpa mengabaikan keperluan dirinya.
b.  Transisi dalam sosialisasi.
Pada masa remaja hal yang penting dalam proses sosialisasinya adalah hubungan dengan teman sebaya , baik sejenis maupun lawan jenis.
c. Transisi dalam agama
Sering terjadi remaja yang kurang rajin melaksanakan ibadah seperti pada masa kanak-kanak. Hal tersebut bukan karena melunturnya kepercayaan terhadap agama, tetapi timbul keraguan remaja terhadap agama yang dianutnya sebagai akibat perkembangan berfikirnya yang mulai kritis.
d. Transisi dalam hubungan keluarga
Dalam satu keluarga yang terdapat anak remaja, sulit terjadi hubungan yang harmonis dalam keluarga tersebut. Keadaan ini disebabkan remaja yang banyak menentang orang tua dan biasanya cepat menjadi marah. Sedangkan orang tua biasanya kurang memahami ciri tersebut sebagai ciri yang wajar pada remaja.
e. Transisi dalam moralitas
Pada masa remaja terjadi peralihan moralitas dari moralitas anak ke moralitas remaja yang meliputi perubahan sikap dan nilai-nilai yang mendasari pembentukan konsep moralnya. Sehingga sesuai dengan moralitas dewasa serta mampu mengendalikan tingkah lakunya sendiri.

4)      Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan.
Adanya stereotipe yang menganggap remaja sebagai masa yang tidak rapi, tidak dapat dipercaya dan merusak. Hal ini menimbulkan ketakutan pada remaja jika bersama orang dewasa. Karena hal ini sudah melekat pada sebagian besar orang dewasa pada umumnya.

5)      Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik.
Remaja mempunyai pandangan bahwa dunia sebagai sesuai keinginannya dan tidak sebagai mana kenyataanya, oleh karena hal tersebut remaja meninggi emosinya apabila gagal dan disakiti hatinya. Remaja lambat laun akan mengerti secara rasional dan realistik sesuai bertambahnya pengalamannya.

6)      Masa remaja adalah periode perubahan.
Perubahan yang terjadi pada periode ini berlangsung secara cepat, peubahan fisik yang cepat membawa konsekuensi terjadinya perubahan sikap dan perilaku yang juga cepat.
2.3  Ciri-ciri Masa Remaja Awal
Seperti halnya dengan semua periode yang penting semua tentang kehidupan, namun kadar kepentinganya berbeda-beda. Ada beberapa periode yang lebih penting daripada beberapa periode lainnya, karena akibatnya yang langsung terhadap sikap dan perileku, dan ada lagi yang penting karena akibat-akibat jangka panjangnya. Pada periode Remaja, baik akibat langsung maupun akibat jangka panjang tetap penting. Ada periode yang penting karena akibat fisik dan ada lagi karena akibat pisikologis . Pada periode Remaja kedua-duanya sama – sama penting.
Ciri-ciri masa remaja awal, diantaranya yaitu:
Ø  Mulai cemas dan bingung tentang perubahan fisiknya
Ø  Memperhatikan penampilan
Ø  Sikapnya tidak menentu/plin-plan
Ø  Suka berkelompok dengan teman sebaya dan senasib
Ø  Pertumbuhan Fisik yang sangat cepat
Ø  Emosinya tidak stabil
Ø  Perkembangan Seksual sangat menonjol
Ø  Cara berfikirnya bersifat kausalitas (hukum sebab akibat)
Ø  Terikat erat dengan kelompoknya
Status mereka tidak hanya sulit ditentukan, tetapi juga membingungkan. Perlakuan orang tua terhadap mereka sering berganti-ganti. Orang tua ragu memberikan tanggungjawab dengan alasan mereka masih “kanak-kanak”. Tetapi saat mereka bertingkah kekanak-kanakan, mereka mendapat teguran sebagai “orang dewasa”. Karena itu, mereka bingung akan status mereka.
Dapat disimpulkan bahwa setiap perubahan fisik yang dialami remaja akan mengakibatkan dirinya dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan baik secara penuh atau hanya sebagian.Melalui ciri-ciri remaja awal tersebut diharapkan orang tua dapat memahami perubahan yang terjadi pada anaknya dan membantunya untuk berkembang menjadi remaja yang baik serta turut menjelaskan kebingungan yang sering dialami remaja pada masa awal ini baik mengenai keadaan fisik maupun psikis remaja dengan adanya kerja sama yang baik dengan orang tua maka perkembangan masa remaja awal ini akan berlagsung dengan baik dan tidak ada penyimpangan dari remaja berkat pengetahuan yang diberikan oleh orang tua yang cukup sebagai bekal remaja menuju masa selanjutnya.
2.4 Perkembangan Yang Terjadi Pada Remaja Awal
1)      Perkembangan Fisik dan Psikomotorik
Ø  Laju perkembangan sangat cepat.
Ø  Proporsi ukuran tinggi dan berat badan sering kurang seimbang.
Ø  Munculnya ciri-ciri skunder (tumbuh bulu pada pubic region, dsb)
Ø  Aktif dalam berbagai jenis permainan/aktifitas.
Dengan demikian, yang dimaksud dengan perkembangan fisik adalah perubahan-perubahan pada tubuh, otak, kapasitas sensoris dan ketrampilan motorik (Papalia & Olds, 2001).
Perubahan pada tubuh ditandai dengan pertambahan tinggi dan berat tubuh, pertumbuhan tulang dan otot, dankematangan organ seksual dan fungsi reproduksi. Tubuh remaja mulai beralih dari tubuh kanak-kanak yang cirinya adalah pertumbuhan menjadi tubuh orang dewasa yang cirinya adalah kematangan. Perubahan fisik otak sehingga strukturnya semakin sempurna meningkatkan kemampuan kognitif (Piaget dalam Papalia dan Olds, 2001).
2)        Perkembangan Bahasa dan Perilaku Kognitif
Ø  Perkembangan bahasa sandi dan mulai tertarik bahasa asing.
Ø  Lebih bersifat realisme kritis.
Ø  Mampu mengoprasikan kaidah-kaidah logika formal.
Ø  Bakat (aptitudes) mulai menunjukkan kecenderungan-kecenderungan lebih jelas.
Ø  Cenderung berpikir dan bertindak “here and now”.
Menurut Piaget (dalam Santrock, 2001), seorang remaja termotivasi untuk memahami dunia karena perilaku adaptasi secara biologis mereka. Dalam pandangan Piaget, remaja secara aktif membangun dunia kognitif mereka, dimana informasi yang didapatkan tidak langsung diterima begitu saja kedalam skema kognitif mereka. Remaja sudah mampu membedakan antara hal-hal atau ide-ide yang lebih penting dibanding ide lainnya, lalu remaja juga menghubungkan ide-ide tersebut.Seorang remaja tidak saja mengorganisasikan apa yang dialami dan diamati, tetapi remaja mampu mengolah cara berpikir mereka sehingga memunculkan suatu ide baru.
Perkembangan kognitif adalah perubahan kemampuan mental seperti belajar, memori, menalar, berpikir, dan bahasa.Piaget (dalam Papalia & Olds, 2001) mengemukakan bahwa pada masa remaja terjadi kematangan kognitif, yaitu interaksi dari struktur otak yang telah sempurna dan lingkungan sosial yang semakin luas untuk eksperimentasi memungkinkan remaja untuk berpikir abstrak. Piaget menyebut tahap perkembangan kognitif ini sebagai tahap operasi formal (dalam Papalia & Olds, 2001).
Tahap formal operations adalah suatu tahap dimana seseorang sudah mampu berpikir secara abstrak. Seorang remaja tidak lagi terbatas pada hal-hal yang aktual, serta pengalaman yang benar-benar terjadi. Dengan mencapai tahap operasi formal remaja dapat berpikir dengan fleksibel dan kompleks. Seorang remaja mampu menemukan alternative jawaban atau penjelasan tentang suatu hal. Berbeda dengan seorang anak yang baru mencapai tahap operasi konkret yang hanya mampu memikirkan satu penjelasan untuk suatu hal. Hal ini memungkinkan remaja berpikir secara hipotetis. Remaja sudah mampu memikirkan suatu situasi yang masih berupa rencana atau suatu bayangan (Santrock, 2001).Remaja dapat memahami bahwa tindakan yang dilakukan pada saat ini dapat memiliki efek pada masa yang akan datang. Dengan demikian, seorang remaja mampu memperkirakan konsekuensi dari tindakannya, termasuk adanya kemungkinan yang dapat membahayakan dirinya.
Pada tahap ini, remaja juga sudah mulai mampu berspekulasi tentang sesuatu, dimana mereka sudah mulai membayangkan sesuatu yang diinginkan dimasa depan. Perkembangan kognitif yang terjadi pada remaja juga dapat dilihat dari kemampuan seorang remaja untuk berpikir lebih logis. Remaja sudah mulai mempunyai pola berpikir sebagai peneliti, dimana mereka mampu membuat suatu perencanaan untuk mencapai suatu tujuan dimasa depan (Santrock, 2001).
Salah satu bagian perkembangan kognitif masa kanak-kanak yang belum sepenuhnya ditinggalkan oleh remaja adalah kecenderungan cara berpikir egosentrisme (Piaget dalam Papalia & Olds, 2001). Yang dimaksud dengan egosentrisme disini adalah “ketidakmampuan melihat suatu hal dari sudut pandang orang lain” (Papalia dan Olds, 2001). Elkind (dalam Beyth-Marometal., 1993; dalam Papalia & Olds, 2001) mengungkapkan salah satu bentuk cara berpikir egosentrisme yang dikenal dengan istilah personal fabel.
Pendapat Elkind bahwa remaja memiliki semacam perasaan invulnerability yaitu keyakinan bahwa diri mereka tidak mungkin mengalami kejadian yang membahayakan diri, merupakan kutipan yang popular dalam penjelasan berkaitan perilaku berisiko yang dilakukan remaja (Beyth-Marom, dkk., 1993). Umumnya dikemukakan bahwa remaja biasanya dipandang memiliki keyakinan yang tidak realistis yaitu bahwa mereka dapat melakukan perilaku yang dipandang berbahaya tanpa kemungkinan mengalami bahaya itu.
Beyth-Marom, dkk (1993) kemudian membuktikan bahwa ternyata baik remaja maupun orang dewasa memiliki kemungkinan yang sama untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku yang berisikomerusakdiri (self-destructive). Mereka juga mengemukakan adanya derajat yang sama antara remaja dan orang dewasa dalam mempersepsi self-invulnerability. Dengan demikian, kecenderungan melakukan perilaku berisiko dan kecenderungan mempersepsidiri invulnerable menurut Beyth-Marom, dkk, pada remaja dan orang dewasa adalah sama.
3)        Perkembangan Perilaku Sosial, Emosional, Moralitas, dan Religius
Ø  Diawali dengan kecenderungan ambivalen dalam berteman.
Ø  Kebergantungan pada teman sebaya dan semangat komformitas.
Ø  Reaksi-reaksi dan ekspresi emosi masih labil dan belum terkendali dengan baik.
Ø  Mengidentifikasi diri dengan tokoh moralitas yang diidolakan.
Ø  Muncul perilaku yang skeptis pada agama.
Ø  Masih mencari dan mencoba menemukan pegangan hidup.
Perkembangan social pada masa remaja lebih melibatkan kelompok teman sebaya dibanding orang tua (Conger, 1991 Papalia & Olds, 2001). Dibanding pada masa kanak-kanak, remaja lebih banyak melakukan kegiatan diluar rumah seperti kegiatan sekolah, ekstrakurikuler dan bermain dengan teman (Conger, 1991; Papalia & Olds, 2001).Dengan demikian, pada masa remaja peran kelompok teman sebaya adalah besar.
Pada diri remaja, pengaruh lingkungan dalam menentukan perilaku diakui cukup kuat. Walaupun remaja telah mencapai tahap perkembangan kognitif yang memadai untuk menentukan tindakannya sendiri, namun penentuan diri remaja dalam berperilaku banyak dipengaruhi oleh tekanan dari kelompok teman sebaya (Conger, 1991).
Kelompok teman sebaya diakui dapat mempengaruhi pertimbangan dan keputusan seorang remaja tentang perilakunya (Beyth-Marometal., 1993; Conger, 1991; Deaux, et al, 1993; Papalia& Olds, 2001). Conger (1991) dan Papalia& Olds (2001) mengemukakan bahwa kelompok teman sebaya merupakan sumber referensi utama bagi remaja dalam hal persepsi dan sikap yang berkaitan dengan gaya hidup. Bagi remaja, teman-teman menjadi sumber informasi misalnya mengenai bagaimana cara berpakaian yang menarik, music atau film apa yang bagus, dan sebagainya (Conger, 1991).
4)      Perkembangan Kepribadian
Yang dimaksud dengan perkembangan kepribadian adalah perubahan cara individu berhubungan dengan dunia dan menyatakan emosi secara unik, sedangkan perkembangan social berarti perubahan dalam berhubungan dengan orang lain (Papalia& Olds, 2001). Perkembangan kepribadian yang penting pada masa remaja adalah pencarian identitas diri. Yang dimaksud dengan pencarian identitas diri adalah proses menjadi seorang yang unik dengan peran yang penting dalam hidup (Erikson dalam Papalia & Olds, 2001)

2.5    Permasalahan Pada Masa Remaja Awal

1.      Perkembangan Fisik dan Motorik
Pada remaja ditandai dengan adanya pertumbuhan fisik yang cepat. Keadaan fisik dipandang sebagai hal yang penting pada remaja. Ketika perkembangan fisik tumbuh tidak sesuai dengan harapan, dapat menyebabkan anak kurang percaya diri. Kecanggungan bergaul antar remaja bahkan dengan orang dewasa sekalipun. Self rejection karena self image tidak sesuai dengan self reality. Pada remaja kadang-kadang self image terlalu tinggi atau jauh dari self reality. Gejala emosional seperti rasa malu saat menstruasi. Pemuasaan biologi yang tidak tepat. Perkembangan fisik-hormonal dan hormonal yang cepat menimbulkan goncangan: “masa badai dan topan”
2.      Perkembangan kognitif
Masa remaja ditandai dengan perkembangan intelektual yang sangat pesat. Apabila perkembangan intelektualnya berkembang dengan baik, maka perkembangan kognitif anak akan berkembang dengan baik. Ketika perkembangan kognitif tidak sesuai dengan harapan, dapat menyebabkan anak kurang percaya diri.dan dapat menimbulkan: cenderung benci terhadap pelajaran dan gurunya. Ketidakselarasan antara bakat, minat dan kemampuan, terutama pada anak yang berpikir “here and now” dalam mengambil keputusan hidup. Sangat rentan dengan pemikiran-pemikiran “sesat” tetapi dasar logika berpikir kuat. Dengan berkembangnya kognitif pada masa remaja sangat kaya idealisme, pencari idola,rasa ingin tahu, dan ingin diakui-dihargai. Dan jika tidak terfasilitasi maka dapat menimbulkan permasalahan.
3.      Perkembangan perilaku sosial
Masa  remaja disebut sebagai masa sosial (kehausan sosial) yang ditandai dengan adanya keinginan untuk bergaul dan diterima dilingkungan kelompok sebayanya (peer group) . Apabila remaja dapat diterima di kelompok teman sebayanya, maka dia akan merasa bangga dan kehormatan dalam dirinya. Penolakan dari peer group dapat menimbulkan frustasi menjadikan dia isolated dan merasa rendah diri. Permaslahan yang mungkin muncul : Munculnya perilaku antisosial pada remaja. Mudah terlibat dalam kegiatan masa. Ikatan solidaritas, nilai, dan tradisi sebaya sangat kuat. Jika melakukan penyesuaian sosial sangat mungkin konformitas sosial mereka mengarah kepada kelompok sebaya yang berisiko tinggi.

4.      Perkembangan kepribadian dan emosional
Dalam pencarian identitas diri, remaja suka coba-coba. Apabila remaja suka mencoba hal baru yang baik, seperti mengikuti kegiatan ekstrakulikuler di sekolah dan mengikuti kegiatan sanggar diluar. Apabila mereka gagal dalam menemukan identitas dirinya, dia akan mengalami krisis identitas. Dan akan merasa tertekan dan justru menjadi orang yang lebih agresif. Permasalahan yang mungkin muncul : Konflik dengan orang tua. Penyalah gunaan napza. Mudah digerakan dalam perilaku destruktif. Seks bebas.
2.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Masa Remaja Awal.
1. Keluarga
Keluarga sangat berperan penting dalam mempengaruhi tumbuh kembang remaja. Dimana orang tua akan mengarahkan anaknya untuk hal-hal yang positif. Tidak ada atau kurangnya interaksi dengan keluarga dapat menimbulkan permaslahan karena anak akan mencari jalan sendiri dalam memecahkan permasalahan yang mereka hadapi. Di salah satu study di Amerika para ilmuan telah meneliti bagaimana seorang tua mensejahterakan keluarganya dengan pendapatan yang minimal serta bertukar pikiran, bercerita, dan berbicara dengan anaknya mempunyai dampak yang amat membanggakan yaitu berhubungan dengan peningkatan nilai IQ anak yang sangat drastis. Sebagai seorang orang tua mereka seharusnya memberikan beberapa pendidikan seperti : Pendidikan Agama, Pendidikan Moral, Pendidikan Seksual.

2. Lingkungan sosial
Lingkungan sosial sangat berpengaruh penting dalam pembentukan dan perkembangan kepribadian anak remaja. Dimana anak mulai belajar mengenai sosialisasi dengan lingkungan sekitas dan mereka mencari jati diri dengan melakukan pengamatan lingkungan sekitar. Apabila lingkungan anak remaja tersebut dalam kondisi yang tidak kondusif dan membawa pengaruh yang negatif dapat menciptakan anak remaja yang sulit diatur atau mempunyai sifat merusak dan memberontak.  

3. Nutrisi
Dalam proses perkembangan nutrisi sangat berpengaruh dalam pencapaian maturitas organ, misalkan untuk tumbuh kembang seks kelamin sekunder dibutuhkan beberapa nutrisi seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Apabila kita kekurangan dari lima macam nutrisi di atas maka akan berpengaruh terhadap tumbuh kembang remaja. Jumlah nutrien dalam makanan harus cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan energi dan sintesis sel.
4.      Etnik dan Budaya
Kebudayaan merupakan salah satu hal yang sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang remaja, misalnya budaya barat dengan budaya timur. Di mana budaya timur sangat terkenal dengan kesopanan, keramahan, dan tutur kata yang halus. Hal ini akan memberikan efek yang positif bagi remaja dalam menjalani proses perkembangan, penemuan jati diri mereka yang positif pula. Sebaliknya, budaya barat mengajarkan tentang seks bebas, berpakaian yang kurang sopan, minum-minuman yang mana ini semua akan berpengaruh terhadap tingkah laku remaja yang menyimpang.

5.      Pola Hidup
Aktivitas Fisik (misal olahraga)
·                  Membantu Proses Pelepasan growth hormone
Produksi growth hormone dipengaruhi oleh beberapa faktor mencakup olahraga, stres, nutrisi, tidur, dan growth hormone itu sendiri. Kontrol yang paling utama dari pelepasan growth hormone adalah 2 hormon peptida hipotalamus, yaitu GHRH (growth hormone releasing hormone), yang menstimulasi sintesis dan sekresi growth hormone, dan somatostatin untuk menghambat pelepasan GH dalam memberikan respon kepada GHRH serta stimulasi lain seperti rendahnya konsentrasi gula darah. Sekresi GH juga melibatkan bagian lengkung umpan balik negatif yang melibatkan IGF-1(insulin-like growth factor-1). Tingginya level IGF-1 dalam darah mengarah pada penurunan sekresi GH tidak hanya dengan menekan secara langsung lactotroph, tetapi juga menstimulasi pelepasan somatostatin dari hipotalamus. GH juga memberikan umpan balik penghambatan sekresi GHRH dan kemungkinan mempunyai efek inhibitor secara langsung (autkrin) dalam sekresi dari lactotroph. Integrasi semua faktor yang berpengaruh pada sintesis hormon pertumbuhan dan sekresi yang memicu pada pola lonjakan pelepasan hormon. Konsentrasi basal GH dalam darah sangat rendah. Pada anak-anak dan dewasa muda, periode paling intes dalam pelepasan hormone pertumbuhan itu sejenak setelah terjadinya tidur dalam.

·                Mengurangi Risiko Penyakit Metabolik
Dengan adanya aktivitas fisik seperti olahraga maka akan mengurangi risiko penyakit-penyakit metabolik seperti, diabetes mellitus, obesitas.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Remaja merupakan nilai penting yang harus diperhatikan dalam kehidupan karena remaja mempunyai ciri-ciri yang sangat mencolok baik fisik ataupun psikis. Remaja merupakan masa-masa transisi peralihan antara masa kanak-kanak ke masa dewasa dan itu sangat dampak sifat dan perilakunya dan pengaruh pada orang-orang yang ada disekitarnya dan perkembangannya mengarahkan dalam bentuk kemandirian dan kematangan dalam berfikir.

3.2 Saran
Dalam perkembangan remaja merupakan salah satu perjalanan yang bisa mempengaruhi dalam kehidupannya, oleh sebab itu butuh arahan serta didikan agar bisa melewati masa-masa transisi itu dengan baik dalam fisik maupun psikis sehingga bisa mengatasi dan mengaplikasikan perubahan-perubahan itu dalam kehidupan sehari-hari.Sayangnya kita memperhatikan kehidupan Remaja karena yang jelas mayoritas keluarga menerima dan menanggapi kehidupan Remaja agar supaya mereka bisa menerima dan lebih memahami kehidupan masa Remaja yang itu berpengaruh sekali bagi keluarga dan masyarakat umum.














DAFTAR PUSTAKA
Dr.H.Syamsu Yusuf LN., M.Pd Pisikologi perkembangan,Anak dan Remaja., PT Remaja Rosdakarya, Bandung
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan, PT Erlangga, Jakarta
Prof. Dr. Sarlito Wirawan Saryono Psikologi Remaja, , PT Raja Grafindo Persada, Jakarta 
Budiman Nandang.2012. Bahan Ajar Perkembangan Individu [pdf], (http://file.upi.edu , diakses 29 Maret 2014)
Noname.2011. Humanitas [pdf], (http://journal.uad.ac.id , diakses 29 Maret 2014)
Budiman Nandang, 2012. Perkembangan Remaja dan Permasalahannya [pdf], (http://file.upi.edu , diakses 29 Maret 2014)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar